Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 19, 2011
2. ORIENTALIS DAN KEBUDAYAAN ISLAM                       (4/6)
 Muhammad Husain Haekal
 
 Tetapi  bukanlah  disini tempatnya kita mengadakan pembahasan.
 Kalau pun kita menjumpai adanya teori evolusi, dan yang  sudah
 menjadi  salah satu pula undang-undang Tuhan dalam alam, namun
 pembicaraan dalam  hal  ini  masih  akan  luas  sekali.  Tuhan
 menciptakan  Adam  dan  Hawa lalu berkata kepada para malaikat
 supaya bersujud kepada Adam. Selain Iblis mereka pun bersujud,
 Iblis  masih  tetap  menolak  meskipun Tuhan telah mengajarkan
 semua nama-nama kepada Adam, seperti dalam firman Allah:
 
 "Hai Adam! Tinggallah engkau dengan isterimu di  dalam  surga!
 Dan  makanlah  mana  yang  kamu sukai, tetapi pohon ini jangan
 kamu dekati, sebab nanti kamu akan menjadi  orang  yang  salah
 karenanya.  Lalu datang setan membisikkan pikiran jahat kepada
 mereka, supaya aurat mereka yang tertutup  dibuka.  Dan  setan
 pun  berkata: 'Tuhan melarang mendekati pohon ini hanya supaya
 kamu berdua jangan menjadi malaikat atau  menjadi  orang-orang
 yang kekal.' Dan dia bersumpah kepada mereka: 'Sungguh aku ini
 penasehat kamu.' Lalu dengan tipu daya  itu  setan  pun  dapat
 menjatuhkan  mereka  berdua;  setelah  keduanya merasakan buah
 pohon itu, tampaklah bagi mereka berdua itu aurat mereka, lalu
 mereka  pun  menutupi diri dengan daun pohon surga. Oleh Tuhan
 kedua mereka dipanggilNya: 'Bukankah Aku telah  melarang  kamu
 berdua dari pohon itu dan sudah Kukatakan kepadamu bahwa setan
 itu musuh yang jelas sekali buat kamu.'  Keduanya  mengatakan:
 'Wahai  Tuhan  kami.  Kami telah menganiaya diri kami sendiri.
 Kalau tidak karena pengampunan dan  rahmat  yang  akan  Engkau
 limpahkan  kepada  kami,  niscaya kami akan menjadi orang yang
 rugi.'  Tuhan  berkata:  'Turunlah  kamu.  Kamu  akan   saling
 bermusuhan.  Kamu  akan tinggal dan hidup di dunia sampai pada
 waktu tertentu!' Tuhan berkata: 'Di tempat itu kamu hidup,  di
 sana  kamu akan mati dan dari sana pula kamu akan dibangkitkan
 kembali. Wahai  anak  Adam!  Kepadamu  Kami  telah  menurunkan
 pakaian  penutup  auratmu,  dan pakaian perhiasan. Akan tetapi
 pakaian takwa itu lebih  baik.  Itulah  tanda-tanda  kebesaran
 Tuhan,  supaya kamu ingat. Wahai anak Adam! Jangan sekali-kali
 kamu dapat ditipu oleh setan seperti yang  dilakukannya  dalam
 mengeluarkan  ibu  bapamu  dari surga. Ia menanggalkan pakaian
 mereka  berdua  untuk  saling  memperlihatkan  aurat;  ia  dan
 pengikut-pengikutnya  dapat  melihat kamu dari suatu arah yang
 tak dapat kamu lihat mereka. Kami telah menjadikan  setan  itu
 pemuka-pemuka mereka yang tiada beriman." (Qur'an, 7: 19-27)
 
 Adam  dan  Hawa turun dari surga, sebahagian keturunannya satu
 sama lain akan saling bermusuhan. Mereka turun dengan kekuatan
 yang  diberikan Tuhan untuk memperjuangkan hidup, dan demikian
 seterusnya generasi demi generasi.

 Gejala pertama kehidupan manusia di dunia ini ialah  kekerasan
 dan fanatisma, seperti dalam firman Allah:
 
 "Ceritakanlah  kepada  mereka  dengan  sebenarnya  kisah kedua
 putera Adam itu ketika keduanya mempersembahkan  kurban.  Dari
 yang  seorang  diterima,  dari  yang  lain tidak. Yang seorang
 berkata: 'Akan kubunuh engkau.'  Yang  lain  menjawab:  'Tuhan
 hanya menerimanya dari orang-orang yang bertakwa. Kalau engkau
 menggerakkan  tangan  hendak  membunuhku,   aku   tidak   akan
 menggerakkan  tanganku  untuk  membunuhmu.  Sungguh  aku takut
 kepada  Allah,  Tuhan  semesta  alam.  Akan  kubiarkan  engkau
 memikul  dosaku  dan dosamu sendiri, supaya engkau menjadi isi
 neraka.  Dan  itulah  balasan   orang-orang   yang   melakukan
 kejahatan.'   Kemudian   kehendak   nafsunya   akan   membunuh
 saudaranya itu diturutinya, maka dibunuhnyalah ia.  Dia  sudah
 menjadi  orang  yang  rugi. Kemudian Tuhan pun mengirim seekor
 burung gagak menggali tanah  dengan  memperlihatkan  kepadanya
 bagaimana   caranya   ia  menguburkan  mayat  saudaranya  itu.
 Katanya: 'Aduhai! Kenapa aku tidak seperti burung  gagak  ini,
 aku  menguburkan  mayat  saudaraku.'  Itu sebabnya, ia menjadi
 orang  menyesal  sekali.  Oleh  karena  itulah,   Kami   telah
 menetapkan kepada anak-anak Israil, bahwa barangsiapa membunuh
 seorang manusia bukan  karena  suatu  pembunuhan  atau  karena
 melakukan  keonaran  di  muka  bumi ini, maka orang itu seolah
 membunuh semua manusia. Dan barangsiapa dapat memelihara hidup
 seorang  manusia,  maka  seolah  ia  telah  menghidupkan semua
 manusia. Rasul-rasul Kami  kepada  mereka  pun  sudah  datang,
 sudah  memberikan  keterangan-keterangan  yang  jelas.  Tetapi
 sesudah itu masih banyak juga di kalangan  mereka  orang-orang
 yang  melampaui  batas  melakukan kejahatan di muka bumi ini."
 (Qur'an, 5: 27 - 32)
 
 Pembunuhan seorang saudara atas saudaranya jelas sekali karena
 dendam,  dengki,  perangai  yang  kasar  dan keras hati Tetapi
 saudaranya itu orang yang bertakwa, yang  takut  kepada  Tuhan
 ketika  dikatakan  oleh  saudaranya: aku akan membunuhmu - ia,
 tidak mau meminta  pengampunan  Tuhan,  bahkan  katanya:  Akan
 kubiarkan  engkau  memikul  dosaku  dan  dosamu sendiri supaya
 engkau menjadi isi neraka. Ini adalah  suatu  dominasi  kodrat
 manusia  serta  logika  hukum terhadap kebesaran jiwa dan maaf
 yang sungguh indah. Anak cucu Adam pun berkembang biak di bumi
 ini.  Lalu  Tuhan  mengutus  para  nabi  kepada  mereka dengan
 memberikan berita gembira di samping peringatan. Tetapi mereka
 tetap  bersikeras,  masih  dalam  kesesatan.  Kehidupan rohani
 mereka jadi beku, hati mereka kaku  tertutup.  Tuhan  mengutus
 Nuh dengan mengajak golongannya sendiri, supaya hanya Tuhanlah
 Yang disembah sebab "aku kuatir  kamu  akan  mendapat  siksaan
 Tuhan."  Ia  pun  didustakan  oleh  masyarakat  itu  dan hanya
 sedikit saja yang  mau  percaya.  Sesudah  itu  berturut-turut
 datang  pula  nabi-nabi  yang  lain  sesudah  Nuh, datang pula
 ajaran-ajaran    yang    menyerukan    agar    jangan    orang
 mempersekutukan  Tuhan.  Akan  tetapi  sikap manusia itu lebih
 berkuasa, pikiran mereka  tetap  beku  belum  dapat  memahami.
 Beberapa macam manifestasi alam ini dijadikannya Tuhan. Setiap
 ada seorang rasul yang diutus Tuhan, ada yang  mendustakannya,
 ada  pula  yang  membunuhnya.  Akan tetapi kekakuan mereka itu
 berangsur kendor. Dengan datangnya ajaran-ajaran Tuhan  secara
 berturut-turut  itu  sudah  merupakan  bibit  yang  baik  juga
 meskipun lamban sekali tumbuhnya. Sungguhpun begitu namun  ada
 juga  meninggalkan  bekas. Pernahkah ajaran kebenaran itu pada
 suatu waktu menjadi hilang! Kalau pun  orang  sudah  terdorong
 oleh  rasa  congkak  dan  tinggi  hati terhadap ajaran itu dan
 dalam beberapa hal mereka memperolok  pembawanya,  namun  bila
 mereka    sudah   kembali   seorang   diri,   mereka   kembali
 bertanya-tanya tentang Kebenaran yang ada  dalam  ajaran  itu.
 Hanya   saja   mereka   yang  dapat  memahami  kebenaran  yang
 terkandung didalamnya tidak banyak jumlahnya.
 
 Pada masa Firaun di Mesir para pendetanya percaya akan keesaan
 Tuhan.   Tetapi   mereka   mengajar  orang  sebaliknya  dengan
 bermacam-macam Tuhan. Tidak lain mereka melakukan  itu  karena
 ingin   mempertahankan   kekuasaan  terhadap  orang  lain  dan
 mempertahankan  kedudukan   mereka.   Malah   sengaja   mereka
 memerangi Musa dan Harun ketika keduanya datang kepada Firaun,
 mengajaknya menyembah Tuhan, dan dimintanya  Anak-anak  Israil
 itu dilepaskan pergi bersama mereka.

 Oleh  Qur'an  juga  diceritakan berita tentang para nabi, yang
 silih berganti  selama  beberapa  generasi  di  kalangan  umat
 manusia.  Tetapi umat itu tetap dalam kesesatan; hanya sedikit
 saja yang mendapat petunjuk  Tuhan  dalam  mengenal  kebenaran
 itu.  Dalam  kisah-kisah para nabi ada suatu gejala yang perlu
 sekali direnungkan.  Untuk  jelasnya,  baik  juga  kalau  kita
 kembali  ke  masa  Musa dan Isa serta kepada tuntunan Muhammad
 'alaihissalam kemudian.
 
 Gejala ini ialah adanya pemisahan atau yang semacarn itu  pada
 mulanya,  antara  rasio  dan logikanya dengan iman kepercayaan
 yang didasarkan kepada mukjizat dan  hal-hal  yang  tak  masuk
 akal.  Para nabi itu oleh Tuhan telah diperkuat dengan mujizat
 untuk  masyarakatnya,  supaya  mereka  percaya.  Sungguh   pun
 demikian  cuma sedikit mereka itu yang mau percaya. Logika dan
 cara berpikir mereka belum cukup untuk dapat  memahami,  bahwa
 Tuhan  menciptakan  segalanya,  bahwa  Ia  Maha Kuasa. Setelah
 dengan ketentuan Tuhan Musa disuruh keluar meninggalkan Mesir,
 sebelum  kerasulannya  itu  ia  pergi dari sana dengan membawa
 perasaan takut. Ketika sampai pada sebuah mata air di  Madyan,
 ia  kawin  dengan  seorang  wanita  penduduk kota itu. Setelah
 Tuhan  memberi  ijin  ia  kembali,  ...  terdengar  ada  suara
 memanggilnya dari balik lembah sebelah kanan, pada tempat yang
 telah diberi berkah dari batang pohon itu:
 
 "Hai Musa! Aku ini Allah,  Tuhan  semesta  alam.  Lemparkanlah
 tongkatmu!,  Setelah  dilihatnya  tongkat  itu  bergerak-gerak
 seperti ular, ia lari ke belakang  tidak  menoleh  lagi.  'Hai
 Musa!   Kembalilah,   jangan   takut!  Engkau  sudah  mendapat
 lindungan keamanan. Masukkanlah tanganmu kedalam saku  bajumu,
 niscaya  akan  keluar  dalam  keadaan  putih  tanpa  cacat dan
 dekapkan tanganmu ke badanmu jika engkau merasa takut.' Inilah
 dua   mujizat   dari   Tuhan   ditujukan   kepada  Firaun  dan
 pembesar-pembesarnya;  sebab  mereka  itu   orang-orang   yang
 jahat." (Qur'an, 28: 30 - 32)
 
 Sungguhpun  begitu  tukang-tukang  sihir Firaun itu tidak juga
 percaya kepada ajakan Musa. Ketika kemudian  apa  yang  mereka
 kerjakan   itu  disergap  oleh  tongkat  Musa,  ketika  itulah
 tukang-tukang sihir itu menyerah sujud, lalu  mereka  berkata:
 Kami  beriman  kepada  Tuhannya  Harun  dan  Musa.  Sungguhpun
 demikian orang-orang Israil masih juga  dalam  keadaan  sesat,
 sampai-sampai  mereka  berkata kepada Musa: "Perlihatkan Allah
 itu terang-terang kepada kami." Setelah  Musa  wafat,  kembali
 mereka menyembah anak sapi. Kemudian sesudah Musa, datang lagi
 nabi-nabi yang lain kepada mereka, diajaknya mereka  menyembah
 Allah.    Tetapi    nabi-nabi   itu   malah   dibunuh   dengan
 sewenangwenang.  Setelah  kemudian  mereka  kembali   teringat
 kepada  Tuhan, mereka menanti-nantikan kedatangan seorang nabi
 lagi yang akan  dapat  mengembalikan  kerajaan  mereka  dengan
 memerintah dunia untuk selama-lamanya.
 
 Peristiwa ini berlangsung dalam sejarah belum begitu lama dari
 kita. Tidak lebih dari 25 abad yang lalu. Dalam pada itu jelas
 sekali   ini   membuktikan  adanya  dominasi  perasaan  diatas
 pengertian rohani.  Sesudah  lampau  lima-enam  abad  kemudian
 datang  pula  Isa  mengajak masyarakatnya itu menyembah Tuhan,
 diperkuat dengan Ruh Kudus dari Tuhan. Oleh karena  Isa  orang
 Yahudi,  ketika  begitu  pertama  kali  berita tentang dia itu
 sampai kepada pihak Yahudi mereka  menduga  bahwa  dia  inilah
 nabi  yang mereka nanti-nantikan (Messiah) untuk mengembalikan
 kerajaan yang hilang itu ke Tanah atau Negeri yang Dijanjikan.
 Mereka  rindu  sekali akan kerajaan semacam ini setelah begitu
 lama mereka  berada  dibawah  kekuasaan  dan  kekejaman  pihak
 Rumawi.  Akan  tetapi  mereka masih menunggu, ingin mengetahui
 keadaan yang sebenarnya tentang diri  Isa.  Adakah  ia  bicara
 kepada  mereka  dengan  bahasa rasio semata-mata? Tidak, malah
 jalan mujizat itulah yang ditempuhnya untuk meyakinkan mereka.
 
 Kalau pun sumber Kristen itu benar. bahwa  ia  telah  mengubah
 air  menjadi  minuman  anggur  dalam suatu pesta perkawinan di
 Kana, Galilea, itulah yang mula-mula menarik perhatian  orang.
 Sesudah  itu  lalu  mujizat  roti  dan  ikan,  mujizat-mujizat
 menyembuhkan orang-orang sakit  dan  menghidupkan  orang-orang
 mati.  Itulah  yang  membuat dia tidak ragu-ragu lagi mengajar
 orang melalui jalan hati dan perasaan tanpa memberikan  tempat
 yang  terutama  kepada rasio dan logika dalam ajaran-ajarannya
 itu. Tetapi bidang ini memang diberikan  lebih  luas  daripada
 yang  pernah  diberikan  oleh  rasul-rasul  sebelumnya.  Dalam
 ajaran-ajarannya itu dorongan  perasaan  kepada  kasih-sayang,
 pengampunan  dosa dan cinta-kasih bercampur-baur dengan ajaran
 rasionil  yang  tidak  dilandasi  oleh  dalil  logika  tentang
 Kerajaan  Tuhan.  Apabila ada rasa syak yang menyusup ke dalam
 hati orang mengenai ajaran  rasionil  ini  maka  Tuhan  segera
 memberikan  mujizat  baru  yang akan membuat orang lebih dapat
 menerima dan percaya kepada  Almasih.  Dengan  mujizat-mujizat
 yang  telah  dapat menyembuhkan penyakit kusta, orang buta dan
 menghidupkan   orang   mati,   sudah   begitu   jauh   membuat
 pengikut-pengikutnya   percaya,  sehingga  sebagian  ada  yang
 mengira dia adalah Tuhan yang  menjelma  di  atas  bumi  untuk
 menebus  dosa  umat manusia. Ini bukti yang jelas sekali bahwa
 kemampuan rasio sampai pada waktu  itu  belum  begitu  matang,
 yang  akan  membuat orang dengan itu saja sudah dapat memahami
 hakekat tertinggi tentang arti Al-Khalik dan  bahwa  Dia  Maha
 Esa, Tempat segalanya bergantung, tidak beranak dan tidak pula
 diperanakkan, dan tiada suatu apa pun yang menyerupaiNya.
 
 Pada zaman  Musa  dan  Isa  itu  keadaan  ilmu,  filsafat  dan
 perundang-undangan  di  Mesir  zaman  Firaun  sudah  pindah ke
 Yunani dan Rumawi, dan dengan segala pengaruhnya  sudah  dapat
 menguasai  cara  berpikir  bangsa-bangsa  itu  terutama  dalam
 bidang filsafat dan peradaban Yunani. Kesadaran berpikir logis
 sudah  mulai menggugah orang bahwa hal-hal yang tak masuk akal
 dengan sendirinya secara logis tak dapat  dijadikan  pegangan.
 Karena  pengaruh  itu  pula  filsafat  Yunani yang bertetangga
 dengan agama Kristen di Mesir, Palestina dan Syam telah  dapat
 menimbulkan bermacam-macam mazhab Kristen - seperti sudah kita
 sebutkan dalam  buku  ini.  Dalam  undang-undang  Tuhan  sudah
 menentukan  bahwa  akal  pikiran  adalah  mahkota  hidup  umat
 manusia, dengan  syarat  bahwa  pikiran  demikian  itu  jangan
 sampai  kering  tanpa  perasaan  dan jiwa. Bahkan hendaknya ia
 dapat menjadi pikiran yang berimbang, dapat mengimbangi  akal,
 perasaan  dan jiwa, sehingga dapat ia memahami rahasia-rahasia
 alam ini sejauh mungkin. Demikian juga Tuhan telah  menentukan
 pula  kedatangan seorang nabi yang akan membawa Islam ke dalam
 alam ini dengan mengajarkan kebenaran  menurut  hukum  logika,
 dilandasi  oleh  perasaan  dan  jiwa,  dan  yang  akan menjadi
 mujizat  logika  ini  ialah  Kitab  Suci  Qur'an  yang   telah
 diwahyukan oleh Allah kepada Nabi. Dengan demikian Tuhan telah
 menyempurnakan agama  ini  dan  memberikan  nikmat  secukupnya
 kepada  umat  manusia.  Ia  telah  menjadi mahkota dan penutup
 semua ajaran Ilahi
 
 Tetapi semua itu terjadi baru setelah adanya  perjuangan  yang
 begitu  berat  terus-menerus,  yang juga pernah dilakukan oleh
 para nabi dan para rasul, yang membawa  umat  manusia  kedalam
 evolusi  rohani  sehingga akhirnya ajaran Islam dapat mencapai
 kemurnian  tauhid  serta  keimanan  kepada  Tuhan  Yang   Maha
 Tunggal.
 
 Untuk  melengkapi  akidah ini maka keimanan itu harus meliputi
 beberapa kewajiban  seperti  yang  sudah  kita  sebutkan  pada
 pembahasan  pertama  dalam penutup buku ini. Supaya orang yang
 beriman  dapat  mencapai  puncak  akidahnya  maka   ia   harus
 sungguh-sungguh  dapat  memahami  hukum  Tuhan  dalam alam ini
 dengan cara terus-menerus sampai pada waktu Tuhan  menciptakan
 bumi  dengan  segala isinya ini. Dan inilah yang sudah dimulai
 oleh orang-orang Islam  pada  permulaan  sejarahnya  dan  pada
 zaman berikutnya, hingga tiba masanya zaman itu beredar lagi.
 
 Alasan-alasan  yang saya kemukakan ini dengan sendirinya sudah
 membantah  apa  yang  ditafsirkan  oleh  orientalis-orientalis
 tentang  jabariah  Islam serta tafsiran mereka tentang takdir,
 nasib dan umur seperti  yang  terdapat  dalam  Qur'an.  Dengan
 tidak  usah diragukan lagi argumen ini sudah dapat memperkuat,
 bahwa Islam  agama  usaha,  agama  perjuangan  dalam  pelbagai
 lapangan  hidup, rohani dan ilmu, agama dan dunia. Dalam hukum
 alam  ini  Tuhan  sudah  menentukan  bahwa  manusia   mendapat
 ganjaran  sesuai  dengan  perbuatannya, dan bahwa Tuhan takkan
 merugikan  siapa  pun,  tapi  manusia  itu   sendirilah   yang
 merugikan  dirinya.  Mereka  merugikan  diri  sendiri bilamana
 mereka menduga bahwa mereka sudah mendapat kasih  Tuhan  hanya
 dengan  berpeluk  lutut  dan  menyerah  begitu  saja atas nama
 tawakal kepada Allah.

 Kendatipun argumen-argumen ini sudah cukup kuat sesuai  dengan
 maksud   yang   saya  kemukakan  itu,  namun  saya  tak  dapat
 mengabaikan argumen terakhir yang saya  pandang  sangat  tepat
 dan  kuat sekali, yakni argumen yang dapat diambil dari firman
 Tuhan:
 
 "Harta dan anak-anak keturunan adalah hiasan kehidupan  dunia,
 tetapi  perbuatan  baik  yang kekal lebih baik pahalanya dalam
 pandangan Tuhan serta harapan yang lebih baik pula."  (Qur'an,
 18: 46)
 
                                     (bersambung ke bagian 5/6)
 

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client