Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 19, 2011
 
2. ORIENTALIS DAN KEBUDAYAAN ISLAM                       (3/6)
 Muhammad Husain Haekal
 
 "Yang  paling  mulia  di  kalangan  kamu dalam pandangan Tuhan
 ialah yang  paling  takwa  -  yang  dapat  menjaga  diri  dari
 kejahatan."
 
 "Dan  bekerjalah,  nanti  Tuhan  akan  melihat hasil pekerjaan
 kamu, dan balasan diberikan hanya sesuai dengan apa yang  kamu
 lakukan."
 
 Dan  Kebenaran  terbesar  ialah  bahwa  Allah itu Benar, tiada
 Tuhan selain Dia.
 
 Maut, akhir dan  permulaan  hidup.  Akhir  hidup  duniawi  dan
 permulaan  hidup akhirat. Soal hidup duniawi yang kita ketahui
 hanya sedikit sekali. Yang kita ketahui  tentang  hidup  hanya
 yang  berhubungan  dengan  indera  kita, dengan akal kita yang
 membimbing kita, kemudian dengan jantung kita yang  membukakan
 rahasia  hidup  itu kepada kita. Sedang mengenai hidup akhirat
 tak  ada  yang  dapat  kita  ketahui  selain  apa  yang  sudah
 diterangkan  Tuhan  kepada  kita.  Hukum-hukum  alam buat kita
 masih  gelap.  Ilmunya  ada  pada  Tuhan.   Apa   yang   sudah
 diterangkan  Tuhan  dalam  Kitab  Suci  mengenai hal ini sudah
 memadai kiranya, bahwa  itu  adalah  tempat  pembalasan.  Kita
 menyiapkan  diri  kita  dalam dunia ini dengan perbuatan kita,
 dengan kehendak dan niat kita serta sikap  kita  sesudah  itu;
 kita  bertawakal  kepada  Allah  akan adanya balasan yang adil
 itu. Sedang apa  yang  dibalik  itu  soalnya  ada  pada  Tuhan
 semata-mata.
 
 Sudahkah  agaknya  mereka  sependapat dengan Washington Irving
 dari kalangan Orientalis dan diluar Orientalis  dalam  melihat
 sampai   berapa  jauh  kesalahan  mereka  dalam  menggambarkan
 jabariah Islam itu? Yang kita catat disini hanyalah  yang  ada
 didalam Qur'an. Kita tidak ingin menempatkan masalah ini dalam
 suatu perdebatan seperti pendapat ahli-ahli  ilmu  kalam  dari
 kalangan  kaum  sufi  dan  yang lain, termasuk para filsuf dan
 golongan-golongan tertentu dalam kalangan Muslimin. Yang jelas
 sekali  kesalahan  Irving  ialah dugaannya bahwa masalah qadza
 dan qadar (takdir atau nasib) dan  ketentuan  umur  diturunkan
 dan disebutkan di dalam Qur'an sesudah Perang Uhud dan setelah
 terbunuhnya Hamzah sebagai syahid utama.  Pada  hal  ayat-ayat
 yang  sudah  kita  kutipkan  itu ialah ayat-ayat yang turun di
 Mekah  sebelum  hijrah   dan   sebelum   peperangan-peperangan
 dimulai.  Irving dan yang semacamnya telah terjerumus ke dalam
 kesalahan semacam itu sebab mereka tidak mau menyulitkan  diri
 dalam  membahas persoalan yang begitu penting dengan cara yang
 ilmiah dan cermat. Bahkan mereka menggambarkan  Islam  menurut
 konsepsi  yang  sejalan  dengan  kecenderungan  mereka sendiri
 sebagai orang-orang  Kristen,  lalu  mereka  mengarang-ngarang
 dalil  menurut nafsu mereka sendiri, dengan dugaan bahwa dalil
 mereka itu akan sudah meyakinkan pembaca tanpa ada orang  lain
 yang akan membuktikan kesalahan mereka itu.

 Kalau  kalangan  Orientalis dapat memahami arti jabariah Islam
 seperti yang sudah kita gambarkan, niscaya mereka  dapat  pula
 menghargai  konsepsi  filsafatnya  yang  begitu tinggi, begitu
 dalam  melukiskan  hidup  ini   sehingga   dapat   menampilkan
 teori-teori  ilmu  dan  filsafat.  Dan  ini telah dicapai oleh
 pikiran   manusia   dalam   pelbagai   zaman   dengan   segala
 perkembangan  dan  kemajuannya.  Pengertian filsafat Islam ini
 ialah  pengertian  yang  berimbang,  yang  tidak  mempersempit
 pengertian  determinisma,  dunia  sebagai  kemauan dan pikiran
 (die Welt als Wille und  Vorstellung)  dan  evolusi  kreatif.5
 Bahkan  semua  mazhab itu, dalam susunannya mengikuti jalannya
 hukum alam dan kehidupan. Kalau  pun  disini  tempatnya  tidak
 cukup  memadai untuk menjelaskan gambaran ini, namun akan saya
 coba meringkaskannya dengan seteliti dan sejelas mungkin. Saya
 kira  orang  yang  sudah  membaca  apa  yang  saya  tulis akan
 sependapat, bahwa dari semua yang pernah kita ketahui  tentang
 teori-teori,  pengertian  ini  memang  sangat tinggi, luas dan
 dalam sekali. Pengertian ini  kemudian  hari  akan  membukakan
 jalan pada pemikiran umat manusia yang lebih agung.
 
 Sebelum  saya  menjelaskan ini secara ringkas, ada dua masalah
 ingin saya catat dalam hal  ini,  hendaknya  jangan  dilupakan
 pertama dengan ini saya tidak bermaksud hendak menentang teori
 Kristen. Apa yang pernah diajarkan Isa, oleh Islam juga diakui
 seperti  sudah  beberapa  kali  saya  sebutkan dalam buku ini.
 Hanya saja apa  yang  diajarkan  Islam  lebih  menyeluruh  dan
 memahkotai    semua   kenabian   dan   kerasulan   sebelumnya.
 Kitab-kitab Injil telah juga menegaskan kata-kata  Yesus  ini.
 "Janganlah  kamu  menyangka  bahwa Aku datang untuk meniadakan
 Hukum Taurat atau kitab para  nabi.  Aku  datang  bukan  untuk
 meniadakannya  melainkan  untuk  menggenapinya."  Begitu  juga
 keimanan Muslimin kepada Ibrahim, kepada Musa, kepada Isa  dan
 nabi-nabi  yang  lain  sebelum  itu,  semua  sama.  Hanya saja
 kedatangan Islam melengkapi apa yang telah diutus Tuhan kepada
 mereka  itu,  mengoreksl  kata-kata yang telah dibelokkan oleh
 pengikut-pengikut mereka, dari  arti  yang  sebenarnya.  Kedua
 mengenai   filsafat  Islam  yang  diambil  dari  Qur'an  sudah
 dikemukakan orang sebelum saya,  meskipun  tidak  sama  dengan
 yang  saya kemukakan sekerang ini. Hanya saja yang saya tempuh
 dalam hal ini sesuai dengan garis tuntunan Qur'an  dan  dengan
 cara  yang  sesuai  dengan  metoda  ilmiah sekarang. Kalau ini
 berhasil mencapai sasarannya, sudah tentu  karena  rahmat  dan
 karunia  Tuhan  juga. Kalau hasil itu belum juga saya peroleh,
 maka doa yang paling besar saya panjatkan kepada  Tuhan  ialah
 semoga  mereka  yang  berpengetahuan  dapat  memberi  petunjuk
 kepada saya untuk mencapai sasaran itu.
 
 Yang mula-mula ditentukan oleh Qur'an ialah bahwa Tuhan  sudah
 menentukan  hukum  tertentu dalam alam semesta ini, yang tidak
 berubah-ubah dan bertukar-tukar. Sudah tentu  alam  itu  bukan
 hanya  planet  kita  ini saja dengan segala isinya, Juga bukan
 terbatas hanya pada apa yang tertangkap oleh pancaindera  kita
 saja  yang  terdiri  dari planet-planet dan tata surya, tetapi
 alam itu ialah segala yang diciptakan Tuhan,  yang  dapat  dan
 yang tidak dapat dirasakan - sensibilia dan insensibilia, yang
 nyata dan yang gaib. Untuk  mengetahui  hal  ini  benar-benar,
 cukup  kalau  kita  bayangkan  bahwa pengetahuan yang ada pada
 kita memang sedikit sekali: eter yang ada di sekitar kita  dan
 sekitar  tata  surya yang lain, listrik yang memenuhi eter dan
 memenuhi bumi kita, jarak yang  begitu  jauh  memisahkan  kita
 dari  matahari  dan  planet-planet  lain  yang lebih jauh dari
 matahari, dan di balik planet-planet itu yang jaraknya  sampai
 ribuan tahun cahaya lebih jauh dari matahari.6
 
 Kemudian,  dibalik  semua itu yang tiada terbatas, yang takkan
 dapat dijangkau oleh imajinasi kita, dan yang halnya ada  pada
 Tuhan ilmunya    semua  itu  berjalan menurut hukum yang sudah
 pasti tak berubah-ubah. Apa yang sudah kita ketahui semua  ini
 berdasarkan  data  ilmiah menurut istilah kita sekarang - yang
 tidak mencampur adukkan fantasi dengan fakta.  Kemudian  fakta
 itu  disamping  fantasi  menjadi makin kecil sampai sedemikian
 rupa, kemudian fakta itu masih tinggal sejauh yang dapat  kita
 ketahui,  yang  dapat  kita  ukur menurut ukuran kita, dan apa
 yang kita peroleh dengan dasar itu,  itulah  yang  kita  sebut
 hukum  alam  dan  kehidupan. Kalau kita mau melepaskan fantasi
 kita sebebas-bebasnya untuk menggambarkan betapa kecilnya  apa
 yang  kita  ketahui itu, tentu contohnya akan banyak sekali di
 hadapan kita, sehingga ruangan dalam buku ini pun akan terlalu
 sempit  karenanya.  Kita  ambil misalnya penghuni planet Mars.
 Mereka membangun sebuah pemancar dengan  kekuatan  100.000.000
 kilowatt  supaya  dengan  demikian  apa yang terjadi di tempat
 mereka  diperdengarkan  dan  diperlihatkan   melalui   pesawat
 televisi  kepada kita penghuni bumi ini. Sesudah itu, dapatkah
 kita menahan pikiran kita? Sedang Mars  bukanlah  planet  yang
 terjauh  jaraknya dari kita, juga bukan yang paling sulit akan
 dapat kita hubungi.
 
 Pengetahuan kita tentang alam ini yang hanya  sedikit  sekali,
 segala  yang  ada  dalam alam itu memberi pengaruh juga kepada
 kehidupan bumi kita dengan segala isinya. Andaikata satu  saja
 dari  planet-planet  itu  dengan  ketentuan dari Tuhan berbeda
 edarannya, tentu hukum alam itu akan jadi berubah, dan berubah
 pula  hidup kita yang pendek dan sedikit ini, terpengaruh oleh
 keadaan di sekitar  kita,  oleh  hal-hal  yang  tiada  penting
 sekalipun. Hidup itu terpengaruh dan tunduk kepada kodrat alam
 karena  peristiwa-peristiwa  alam  yang   besar-besar.   Dalam
 menerima  pengaruh  itu  kadang  ia menjurus kepada yang baik,
 kadang malah menyimpang. Baik dalam tujuan  yang  menjurus  ke
 arah  yang baik atau yang menyimpang, dalam kedua hal itu atas
 dasar yang mempengaruhinya tidak didorong  oleh  faktor-faktor
 kehidupan saja melainkan juga oleh kesediaannya dalam menerima
 pengaruh kehidupan itu serta kekuatan yang timbal-balik saling
 mempengaruhi.  Ada beberapa faktor tertentu yang dapat memberi
 pengaruh besar dan beranekarupa kedalam jiwa  orang.  Kemudian
 pengaruh-pengaruh  itu  akan  saling  terdesak ke sudut. Salah
 satu diantaranya akan  jadi  juru  pemisah,  akan  jadi  batas
 antara yang baik dengan yang jahat. Yang selebihnya, yang satu
 akan menjurus kepada yang baik, yang lain kepada yang jahat.

 Adanya yang baik dan yang jahat dalam kehidupan ini tidak lain
 ialah  suatu  akibat  saja  dari adanya saling pengaruh antara
 faktor-faktor  kehidupan  dengan  jiwa  manusia.  Oleh  karena
 itulah  yang  baik dan yang jahat itu sudah merupakan sebagian
 dari gejala hukum yang sudah  pasti  dalam  alam  ini.  Adanya
 kedua  sifat  baik  dan  jahat  ini sudah pula merupakan suatu
 keharusan, seperti halnya  dengan  negatif  dan  positif  yang
 merupakan suatu keharusan adanya listrik. Demikian juga adanya
 beberapa macam kuman sudah  merupakan  keharusan  hidup  dalam
 tubuh manusia.
 
 Tidak  ada  suatu  kejahatan  hanya  untuk kejahatan saja atau
 kebaikan hanya untuk  kebaikan  saja;  tetapi  itu  tergantung
 kepada maksud yang menjadi tujuannya serta akibat yang terjadi
 karenanya. Adakalanya terjadinya kejahatan  dan  kebaikan  itu
 karena  keharusan yang mendesak sekali. Alat-alat perusak yang
 digunakan dalam peperangan untuk menghancurkan jutaan manusia,
 memusnakan  karya-karya ciptaan manusia yang sungguh agung dan
 indah, diwaktu damai besar sekali artinya. Kalau tidak  karena
 dinamit  manusia takkan mampu membelah terowongan dan memasang
 jalan  kereta   api   didalamnya,   takkan   mampu   menemukan
 tambang-tambang   yang  berisikan  harta  karun  terdiri  dari
 batu-batu dan logam yang  sangat  berharga.  Begitu  juga  gas
 beracun  yang  dilepaskan  orang  yang sedang berperang kepada
 penduduk sipil dari bangsa yang diperanginya dan yang dianggap
 sebagai suatu cemar dan cacat besar kepada perikemanusiaan dan
 sebagai suatu manifestasi  kebiadaban  dan  kepengecutan  yang
 tiada taranya, dimasa damai gas ini besar sekali faedahnya; ia
 dapat mengabdi kepada perikemanusiaan, menolong  umat  manusia
 dari  pelbagai penyakit menular yang cukup mengerikan. Gas ini
 juga yang dapat menjernihkan air dari  kuman-kuman  berbahaya,
 seperti  gas  chlorine  misalnya.  Dalam  dunia  perkapalan ia
 berguna sekali karena sebagian dapat digunakan  membasmi  hama
 tikus  dan  sebagian  lagi  dapat  membahayakan kehidupan para
 nelayan. Dahulu kala orang membayangkan, bahwa ada jenis-jenis
 serangga,  burung  dan  binatang-binatang yang sama sekali tak
 ada gunanya. Tetapi kemudian setelah diselidiki dan dipelajari
 betapa  besar  manfaat  serangga-serangga,  burung-burung  dan
 binatang-binatang itu buat  manusia.  Negara  pun  telah  pula
 membuat  undang-undang  memberikan  suaka  dan  melarang orang
 membunuh  atau  memburunya,  mengingat  betapa   menguntungkan
 makhluk-makhluk  itu  untuk  umat  manusia.  Mereka yang telah
 mempelajari makhluk-makhluk ini melihat bahwa  makhluk-makhluk
 ini  ingin  damai, ingin sekali menyesuaikan diri dengan dunia
 disekitarnya  dalam  batas-batas   ia   dapat   mempertahankan
 eksistensinya,   supaya   dapat  pula  ia  mengimbangi  adanya
 kebaikan yang harus dipelihara.  Binatang-binatang  ini  tidak
 mengganggu,  kecuali  bila hendak membela diri, bila ada pihak
 yang menyerangnya atau yang mengganggunya.
 
 Juga  perbuatan-perbuatan  kita  sebagai  manusia  tidak   ada
 kebaikan  hanya untuk kebaikan saja atau kejahatan hanya untuk
 kejahatan saja; tetapi yang ada, semua itu  tergantung  kepada
 maksud  yang  menjadi  tujuannya  serta  akibat  yang  terjadi
 karenanya. Bukankah pembunuhan itu suatu perbuatan  dosa  yang
 dilarang?  Sungguhpun  begitu  dalam melarang pembunuhan Tuhan
 berfirman:
 
 "Dan janganlah kamu membunuh yang oleh Tuhan  sudah  dilarang,
 kecuali  jika  atas  dasar  kebenaran."  Membunuh  atas  dasar
 kebenaran tidak berdosa. "Dengan  hukum  qishash  itu  berarti
 suatu kelangsungan hidup bagimu, hai orang-orang yang mengerti
 ..."
 
 Algojo yang membunuh  seorang  penjahat  yang  telah  dijatuhi
 hukuman   mati,  orang  yang  membunuh  karena  membela  diri,
 prajurit yang membunuh karena membela tanah air, orang beriman
 yang   membunuh  supaya  jangan  digoda  orang  dan  keyakinan
 agamanya - mereka semua tidak melakukan perbuatan dosa,  tidak
 melakukan  pelanggaran.  Tidak lebih mereka hanya menyampaikan
 tugas yang telah diwajibkan Tuhan kepada mereka,  dan  balasan
 untuk  mereka  pun  sebagai  orang-orang  yang  telah  berbuat
 kebaikan.
 
 Apa  yang  berlaku  terhadap  pembunuhan  itu,  berlaku   juga
 terhadap  yang  lain,  terhadap perbuatan-perbuatan yang silih
 berganti antara yang baik  dengan  yang  jahat.  Sarjana  yang
 telah menemukan alat-alat perusak untuk kepentingan pertahanan
 tanah air, atau alat-alat perusak yang dapat  memberi  manfaat
 kepada dunia di masa damai, orang yang membuat senjata, setiap
 pekerja, setiap orang di muka  bumi  ini,  apakah  ia  bekerja
 untuk  melakukan  pekerjaan  baik  atau melakukan pelanggaran,
 tergantung kepada sasaran yang menjadi tujuannya serta  akibat
 yang terjadi karena perbuatannya itu.

 Ini  adalah  iradat  dan  undang-undang Tuhan dalam alam. Oleh
 karena dalam menangkap hukum ini manusia yang diciptakan Tuhan
 itu  kesanggupannya  bertingkat-tingkat satu dengan yang lain,
 maka ada orang yang hanya memusatkan seluruh kegiatannya  pada
 "titik" tempat ia dilahirkan, serta berusaha mengembangkan dan
 memeliharanya, ada pula yang bakatnya dalam kerajinan,  sedang
 yang  lain  punya bakat dalam bidang usaha lain - dalam bidang
 kesenian, tehnik, ilmu pengetahuan misalnya, yang tidak begitu
 mudah  bagi  mereka  akan dapat menangkap arti hukum itu. Oleh
 karena mengenal hukum alam itu merupakan  dasar  bagi  manusia
 supaya  ia  dapat  mencapai  tujuan  hidupnya,  maka  ada pula
 diantara mereka yang telah diberi bakat  kenabian.  Yang  lain
 diberi  kesanggupan  untuk menjelaskan ajaran itu kepada kita,
 mana yang baik dan  mana  pula  yang  jahat.  Yang  lain  lagi
 mendapat  karunia  berupa  ilmu  dan pikiran yang akan membuat
 mereka menjadi pewaris para nabi, maka dituntunnya kita kepada
 apa  yang  harus  kita  lakukan  dan apa- pula yang harus kita
 hindarkan. Juga kita  dilengkapi  dengan  tenaga  pikiran  dan
 perasaan,  supaya  kita  dapat menangkap ajaran yang diberikan
 kepada kita. Dengan itu kita dapat melatih  diri  supaya  kita
 dapat  mencapai  tujuan  kita  dalam hidup ini sebaik-baiknya,
 supaya kita dapat mengajak orang  berbuat  baik  dan  mencegah
 melakukan kejahatan.
 
 Sungguhpun  begitu,  apabila  ada  orang-orang yang terjerumus
 dalam hal ini sampai mereka itu melakukan pelanggaran  -  lalu
 untuk  menjaga  eksistensinya  masyarakat  menjatuhkan hukuman
 kepada mereka dengan maksud supaya  pelanggaran  mereka  tidak
 sampai  merugikan  masyarakat  - maka adanya hukuman ini tidak
 berarti suatu jalan buntu untuk mereka bertaubat  dan  kembali
 kepada  kebenaran. Barangsiapa melakukan perbuatan dosa karena
 tidak tahu kemudian ia menyadari  dan,  mau  mengubah  keadaan
 dirinya,  mau  kembali  kepada Tuhan sebagai orang yang patuh,
 Tuhan  akan  mengampuni  dosanya  yang  telah  lampau.  Dengan
 demikian  orang  yang  telah  bersalah  dan  berbuat dosa akan
 mengambil  pelajaran  dari  peristiwa  sejarah  itu  dan  akan
 membersihkan  hatinya.  Ia  akan  kembali  ke jalan yang benar
 dengan penuh taubat, dan Allah pun  akan  menerima  taubatnya,
 sebab Dia Maha Pengasih dan Pengampun.

 Gambaran  kehidupan  demikian ini dapat mempertemukan beberapa
 aliran filsafat yang bermacam-macam, yang tadinya diduga tidak
 akan  dapat  dipertemukan.  Jelas  sekali bahwa eksistensi ini
 suatu kemauan. "Sesungguhnya perintah  Kami  terhadap  sesuatu
 apabila  Kami  menghendakinya  Kami hanya mengatakan kepadanya
 'Jadilah!' maka ia pun jadi." Alam dapat memantulkan apa  yang
 dapat  ditangkap oleh daya rasa dan apa yang tidak. Alam sudah
 mempunyai hukum-hukum tertentu, yang  dalam  batas-batas  ilmu
 kita  yang  nyata  ini  kita  dapat  mengetahui  apa yang akan
 dicapai oleh pikiran kita. Makin bertambah kita berusaha  akan
 makin  bertambah pula penemuan kita tentang alam. Yang menjadi
 dasar hukum alam ialah kebaikan. Akan tetapi kejahatan  selalu
 hendak  melawannya  dan  kadang  sampai hampir mengalahkannya.
 Perlawanan kebaikan terhadap kejahatan,  itulah  yang  disebut
 evolusi  kreatif  yang  telah membawa kemajuan yang luar-biasa
 kepada alam dan umat manusia, sehingga dengan langkah  itu  ia
 telah mencapai kesempurnaannya seperti sekarang ini.
 
 Kita  sudah  melihat,  bahwa  gambaran  ini  mengandung  suatu
 konsepsi  dengan  tujuan  hidup  yang  lebih  sempurna  dengan
 lukisan  yang  begitu  baik yang pernah dikenal oleh pemikiran
 filsafat. Disamping apa yang  sudah  kita  sebutkan,  hal  ini
 menunjukkan  penggambaran Qur'an mengenai evolusi rohani dalam
 kehidupan sejak Tuhan menciptakan bumi dengan  segala  isinya.
 "Tuhan  telah  menciptakan  langit  dan  bumi dalam enam hari,
 kemudian Dia pun berkuasa diatas Singgasana." Adakah enam hari
 ini  sama  dengan  hari-hari  kita  di  bumi ataukah hari-hari
 seperti dalam firman Tuhan:
 
 "Satu hari menurut Tuhanmu sama dengan  seribu  tahun  menurut
 perhitungan kamu." (Qur'an, 22: 47)
 
                                     (bersambung ke bagian 4/6)
 

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client