Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 19, 2011
 
BAGIAN KEDELAPAN BELAS: PERANG KHANDAQ1 DAN BANU QURAIZA
 Muhammad Husain Haekal                                   (3/3)
 
 Ketika  Rasul  kemudian  sampai  ke  tempat  itu  Ali   segera
 menemuinya   dan   dimintanya   supaya   jangan  ia  mendekati
 perbentengan Yahudi itu.
 
 "Kenapa?"  tanya  Muhammad.  "Rupanya  kau  mendengar   mereka
 memaki-maki aku."
 
 "Ya" jawab Ali.
 
 "Kalau  mereka  melihat  aku"  kata  Rasulullah, "tentu mereka
 tidak akan mengeluarkan kata-kata itu."
 
 Setelah   berada   dekat   dari   perbentengan   itu    mereka
 dipanggil-panggil:
 
 "Hai,  golongan  kera. Tuhan sudah menghinakan kamu bukan, dan
 sudah menurunkan murkaNya kepada kamu sekalian?!"
 
 "Abu'l-Qasim,"  kata  mereka.  "Tentu   engkau   bukan   tidak
 mengetahui."
 
 Sepanjang  hari  itu kaum Muslimin terus berdatangan ke tempat
 Banu  Quraiza,  sehingga  mereka  dapat  berkumpul  di   sana.
 Kemudian Muhammad memerintahkan supaya tempat itu dikepung.
 
 Pengepungan  demikian  itu terjadi selama duapuluh lima malam.
 Sementara itu terjadi  pula  beberapa  kali  bentrokan  dengan
 saling melempar anak panah dan batu. Selama dalam kepungan itu
 Banu Quraiza samasekali tidak  berani  keluar  dari  kubu-kubu
 mereka. Setelah terasa lelah dan yakin pula bahwa mereka tidak
 akan dapat tertolong dari bencana dan mereka pasti akan  jatuh
 ke  tangan  kaum  Muslimin  apabila  masa pengepungan berjalan
 lama,  maka  mereka  mengutus  orang   kepada   Rasul   dengan
 permintaan  "supaya  mengirimkan  Abu Lubaba kepada kami untuk
 kami mintai pendapatnya sehubungan dengan masalah  kami  ini."
 Sebenarnya  Abu  Lubaba ini golongan Aus yang termasuk sahabat
 baik mereka.
 
 Begitu mereka melihat kedatangan Abu Lubaba, mereka memberikan
 sambutan  yang  luarbiasa.  Kaum  wanita  dan anak-anak segera
 meraung pula, menyambutnya dengan ratap tangis. Ia merasa  iba
 sekali melihat mereka.
 
 "Abu  Lubaba,"  kata  mereka  kemudian. "Apa kita harus tunduk
 kepada keputusan Muhammad?"
 
 "Ya" jawabnya sambil memberi isyarat dengan tangan  kelehernya
 "Kalau tidak berarti potong leher."
 
 Beberapa buku sejarah Nabi mengatakan, bahwa Abu Lubaba merasa
 sangat menyesal sekali memberikan isyarat demikian itu.
 
 Setelah Abu  Lubaba  pergi,  Ka'b b. Asad  menyarankan  kepada
 mereka,  supaya mereka mau menerima agama Muhammad dan menjadi
 orang Islam. Mereka serta  harta-benda  dan  anak-anak  mereka
 akan  hidup  lebih  aman.  Tetapi saran itu ditolak oleh teman
 Ka'b: "Kami tidak akan meninggalkan ajaran Taurat tidak  akan
 menggantikannya dengan yang lain."
 
 Kemudian  disarankannya  lagi supaya kaum wanita dan anak-anak
 itu dibunuh  saja,  dan  mereka  boleh  melawan  Muhammad  dan
 sahabat-sahabatnya  dengan  pedang terhunus tanpa meninggalkan
 suatu beban di belakang. Biar nanti  Tuhan  menentukan,  kalah
 atau  menang  melawan Muhammad. Kalau mereka hancur, tidak ada
 lagi turunan nanti yang akan  dikuatirkan.  Sebaliknya,  kalau
 menang  mereka  akan  memperoleh  wanita-wanita  dan anak-anak
 lagi.
 
 "Kasihan kita membunuhi mereka. Apa artinya hidup tanpa mereka
 itu."
 
 "Kalau  begitu  tak  ada  jalan  lain kita harus tunduk kepada
 keputusan Muhammad. Kita sudah mendengar, apa sebenarnya  yang
 sedang  menunggu  kita."  Demikian  kata  Ka'b kemudian kepada
 mereka.
 
 Mereka sekarang berunding antara sesama mereka.
 
 "Nasib mereka tidak akan lebih buruk dari Banu  Nadzir,"  kata
 salah  seorang  dari mereka. "Wakil-wakil mereka dari kalangan
 Aus akan  membela.  Kalau  mereka  mengusulkan  supaya  mereka
 dibolehkan  pergi  ke Adhri'at di wilayah Syam, tentu terpaksa
 Muhammad mengabulkan."
 
 Banu  Quraiza  mengirimkan  utusan  kepada   Muhammad   dengan
 menyarankan   bahwa  mereka  akan  pergi  ke  Adhri'at  dengan
 meninggalkan harta-benda  mereka.  Tetapi  ternyata  usul  ini
 ditolak.  Mereka  harus tunduk kepada keputusan. Dalam hal ini
 mereka lalu mengirim orang kepada Aus dengan pesan:  Tuan-tuan
 hendaknya  dapat  membantu saudara-saudaramu ini; seperti yang
 pernah dilakukan oleh Khazraj terhadap saudara-saudaranya.
 
 Sebuah rombongan dari kalangan  Aus  segera  berangkat  hendak
 menemui Muhammad.
 
 "Ya  Rasulullah,"  kata  mereka  memulai, "dapatkah permintaan
 kawan-kawan  sepersekutuan   kami   itu   dikabulkan   seperti
 permintaan  kawan-kawan  sepersekutuan  Khazraj dulu yang juga
 sudah dikabulkan?"
 
 "Saudara-saudara dari  Aus,"  kata  Muhammad,  "Dapatkah  kamu
 menerima  kalau  kuminta  salah  seorang  dari  kamu menengahi
 persoalan dengan teman-teman sepersekutuanmu itu?"
 
 "Tentu sekali," jawab mereka.
 
 "Kalau begitu," katanya lagi, "katakan kepada  mereka  memilih
 siapa saja yang mereka kehendaki."

 Dalam  hal  ini pihak Yahudi lalu memilih Sa'd b. Mu'adh. Mata
 mereka  seolah-olah  sudah  tertutup  dari  nasib  yang  sudah
 ditentukan  bagi  mereka  itu, sehingga mereka samasekali lupa
 akan kedatangan Sa'd tatkala  pertama  kali  mereka  melanggar
 perjanjian,   lalu  diberi  peringatan,  juga  tatkala  mereka
 memaki-maki Muhammad di depannya serta mencerca kaum  Muslimin
 tidak pada tempatnya.
 
 Sa'd  lalu  membuat  persetujuan dengan kedua belah pihak itu.
 Masing-masing hendaknya dapat  menerima  keputusan  yang  akan
 diambilnya.  Setelah  persetujuan  demikian  diberikan, kepada
 Banu  Quraiza  diperintahkan  supaya  turun   dan   meletakkan
 senjata.  Keputusan  ini  mereka  laksanakan.  Seterusnya Sa'd
 memutuskan, supaya  mereka  yang  terjun  melakukan  kejahatan
 perang  dijatuhi  hukuman mati, harta-benda dibagi, wanita dan
 anak-anak supaya ditawan.
 
 Mendengar keputusan itu Muhammad berkata:
 
 "Demi Yang menguasai diriku.  Keputusanmu  itu  diterima  oleh
 Tuhan  dan  oleh  orang-orang  beriman,  dan  dengan  itu  aku
 diperintahkan."

 Sesudah  itu  ia  keluar   ke   sebuah   pasar   di   Medinah.
 Diperintahkannya  supaya  digali beberapa buah parit di tempat
 itu. Orang-orang Yahudi itu dibawa  dan  disana  leher  mereka
 dipenggal,  dan  didalam  parit-parit  itu  mereka dikuburkan.
 Sebenarnya Banu Quraiza tidak menduga  akan  menerima  hukuman
 demikian  dari  Said  b.  Mu'adh  teman  sepersekutuannya itu.
 Bahkan  tadinya  mereka  mengira  ia  akan  bertindak  seperti
 Abdullah  b.  Ubayy  terhadap  Banu Qainuqa.' Mungkin teringat
 oleh  Said,  bahwa  kalau  pihak  Ahzab  yang  menang   karena
 pengkhianatan  Banu  Quraiza  itu,  kaum  Muslimin  pasti akan
 dikikis habis, akan  dibunuh  dan  dianiaya.  Maka  balasannya
 seperti yang sedang mengancam kaum Muslimin sendiri.
 
 Keuletan  orang-orang Yalmudi menghadapi maut dapat kita lihat
 dalam percakapan Huyayy b. Akhtab  ini  ketika  ia  dihadapkan
 untuk  menjalani  hukuman  potong leher, Nabi telah menatapnya
 seraya berkata:
 
 "Huyayy, bukankah Tulman sudah membuat kau jadi hina?"
 
 "Setiap orang merasakan kematian," kata Huyayy. "Umurku  juga
 tidak  akan dapat kulampaui. Aku tidak akan menyalahkan diriku
 dalam memusuhimu ini."' Lalu ia menoleh  kepada  orang  banyak
 sambil   katanya   lagi:  "Saudara-saudara.  Tidak  apa  kita
 menjalani perintah Tuhan, yang telah mentakdirkan kepada  Banu
 Israil menghadapi perjuangan ini."
 
 Kemudian  juga  peristiwa  yang  terjadi dengan Zubair b. Bata
 dari Banu Quraiza. Ia pernah berjasa  kepada  Thabit  b.  Qais
 ketika  terjadi  perang  Bu'ath, sebab ia telah membebaskannya
 dari tawanan musuh.  Sekarang  Thabit  ingin  membalas  dergan
 tangannya  sendiri  budi  orang  itu,  setelah Sa'd ibn Mu'adh
 menjatuhkan   keputusannya   terhadap   orang-orang    Yahudi.
 Disampaikannya kepada Rasulullah tentang jasa Zubair kepadanya
 dulu dan ia  mempertaruhkan  diri  minta  persetujuannya  akan
 menyelamatkan    nyawa    Zubair.    Rasulullah    mengabulkan
 pernmintaannya itu. Tetapi  setelah  Zubair  mengetahui  usaha
 Thabit  itu  ia berkata: Orang yang sudah setua aku ini, tidak
 lagi ada isteri, tidak  lagi  ada  anak;  buat  apa  lagi  aku
 hidup?!"
 
 Sekali lagi Thabit mempertaruhkan diri minta supaya isteri dan
 anak-anaknya dibebaskan. Ini pun dikabulkan juga.  Selanjutnya
 dimintanya   supaya   hartanya  juga  diselamatkan.  Juga  ini
 dikabulkan.
 
 Setelah Zubair merasa puas tentang isteri, anak  dan  hartanya
 itu,  ia bertanya lagi tentang Ka'b b. Asad, tentang Huyayy b.
 Akhtab dan 'Azzal b. Samu'al serta  pemimpin-pemimpin  Quraiza
 yang  lain. Sesudah diketahuinya, bahwa mereka sudah menjalani
 hukuman mati, ia berkata:
 
 "Thabit, dengan budiku kepadamu itu aku minta, susulkanlah aku
 kepada  mereka.  Sesudah  mereka tidak ada, juga tidak berguna
 aku hidup lagi. Aku sudah tidak betah  hidup  lama-lama  lagi.
 Biarlah  aku  segera  bertemu dengan orang-orang yang kucintai
 itu!"
 
 Dengan demikian hukuman  potong  leher  dijalankan  juga  atas
 permintaannya sendiri.
 
 Pada  dasarnya  dalam  perang  itu  pihak  Muslimin tidak akan
 membunuh wanita atau anak-anak. Tetapi pada waktu  itu  mereka
 sampai  membunuh  seorang  wanita  juga  yang telah lebih dulu
 membunuh seorang  Muslim  dengan  mempergunakan  batu  giling.
 Dalam hal ini Aisyah pernah berkata:
 
 "Tentang  dia  sungguh  suatu  hal yang aneh tidak pernah akan
 saya lupakan.  Dia  seorang  orang  yang  periang  dan  banyak
 tertawa, padahal dia mengetahui akan dibunuh mati."
 
 Waktu  itu  ada  empat  orang  pihak  Yahudi yang masuk Islam.
 Mereka ini terhindar dari maut.

 Menurut hemat kami terbunuhnya  Banu  Quraiza  itu  berada  di
 tangan  Huyayy  b.  Akhtab,  meskipun  dia  sendiri juga turut
 terbunuh.  Dia  telah  melanggar  janji   yang   dibuat   oleh
 golongannya  sendiri,  oleh  Banu  Nadzir,  yang oleh Muhammad
 telah dikeluarkan dari Medinah dengan tiada seorang  pun  yang
 dibunuh, setelah keputusannya itu mereka terima. Tetapi dengan
 tindakannya menghasut pihak  Quraisy  dan  Ghatafan,  kemudian
 menyusun  masyarakat  dan  kabilah-kabilah  Arab  semua supaya
 memerangi Muhammad, hal ini telah memperbesar rasa  permusuhan
 antara  golongan  Yahudi dengan kaum Muslimin, sehingga mereka
 itu berkeyakinan, bahwa kaum Israil itu tidak akan merasa puas
 sebelum  dapat mengikis habis Muhammad dan sahabat-sahabatnya.
 Dia juga lagi yang kemudian mengajak  Banu  Quraiza  melanggar
 perjanjian  dan  meninggalkan  sikap  kenetralannya. Sekiranya
 Banu Quraiza tetap bertahan,  tentu  mereka  takkan  mengalami
 nasib  seburuk  itu.  Dia juga yang kemudian datang ke benteng
 Banu Quraiza - setelah  kepergian  pihak  Ahzab  dan  mengajak
 mereka  melawan  kaum  Muslimin.  Sekiranya dari semula mereka
 sudah bersedia pula menerima keputusan Muhammad serta mengakui
 kesalahannya   yang  telah  melanggar  janjinya  sendiri  itu,
 pertumpahan darah dan pemotongan leher niscaya takkan terjadi.
 Akan  tetapi,  permusuhan  itu sudah begitu berakar dalam jiwa
 Huyayy dan kemudian menular pula  ke  dalam  hati  orang-orang
 Quraiza,   sehingga  Sa'd  b.  Mu'adh  sendiri  sebagai  kawan
 sepersekutuan mereka yakin bahwa kalau mereka dibiarkan hidup,
 keadaan tidak akan pernah jadi tenteram. Mereka akan menghasut
 lagi golongan  Ahzab,  akan  mengerahkan  kabilah-kabilah  dan
 orang-orang  Arab supaya memerangi Muslimin, dan akan mengikis
 sampai  ke  akar-akarnya  kalau  mereka   dapat   mengalahkan.
 Keputusan  yang telah diambilnya dengan begitu keras, hanyalah
 karena terdorong oleh sikap hendak mempertahankan diri, dengan
 pertimbangan  bahwa  adanya  atau lenyapnya orang-orang Yahudi
 itu berarti hidup atau matinya kaum Muslimin.
 
 Kaum wanita, anak-anak serta  harta-benda  Banu  Quraiza  oleh
 Nabi   di   bagi-bagikan   kepada   kaum   Muslimin,   setelah
 seperlimanya dikeluarkan, Setiap seorang dari pasukan  berkuda
 mendapat dua pucuk panah, untuk kudanya sepucuk panah.
 
 Prajurit  yang  berjalan  kaki  mendapat sepucuk panah. Jumlah
 kuda dalam peristiwa Quraiza itu sebanyak tigapuluh enam ekor.
 
 Setelah itu, Sa'd b. Zaid kemudian mengirimkan tawanan-tawanan
 Banu  Quraiza  itu ke Najd. Dengan demikian dibelinya beberapa
 ekor kuda dan senjata untuk lebih memperkuat  angkatan  perang
 Muslimin.
 
 Raihana  adalah  salah  seorang tawanan Banu Quraiza. Ia jatuh
 menjadi bagian Muhammad. Kepadanya ditawarkan  kalau-kalau  ia
 bersedia  menjadi orang Islam. Tetapi ia tetap bertahan dengan
 agama Yahudinya. Juga ditawarkan kepadanya kalau-kalau ia  mau
 di  kawini.  Tetapi  dia  menjawab: "Biar sajalah saya dibawah
 tuan. Ini akan lebih ringan buat saya, juga buat tuan."
 
 Barangkali  juga,  melekatnya  ia  kepada  agama  Yahudi   dan
 penolakannya   akan   dikawin,   berpangkal   pada   fanatisma
 kegolongan, serta  sisa-sisa  kebencian  yang  masih  tertanam
 dalam hatinya terhadap kaum Muslimin dan terhadap Nabi. Tetapi
 tidak ada orang yang bicara tentang kecantikan Raihana seperti
 yang  pernah  disebut-sebut  orang  tentang  Zainab bt. Jahsy,
 sekalipun ada juga yang menyebutkan  bahwa  dia  juga  cantik.
 Buku-buku  sejarah dalam hal ini berbeda-beda pendapat: Adakah
 ia juga menggunakan tabir seperti terhadap isteri-isteri Nabi,
 atau  masih seperti wanita-wanita Arab umumnya pada waktu itu,
 yang memang tidak menggunakan tutup muka.  Sampai  pada  waktu
 Raihana wafat di tempat Nabi, ia tetap sebagai miliknya.
 
 Adanya  serbuan  Ahzab  serta  hukuman  yang telah di jatuhkan
 kepada Banu Quraiza, telah memperkuat  kedudukan  Muslimin  di
 Medinah.  Orang-orang  golongan Munafik sudah samasekali tidak
 bersuara lagi. Semua masyarakat dan kabilah-kabi]ah Arab sudah
 mulai   bicara   tentang   kekuatan  dan  kekuasaan  Muslimin,
 disamping posisi dan kewibawaan Muhammad yang ada. Akan tetapi
 ajaran  itu  bukan  hanya  buat  Medinah  saja, meiainkan buat
 seluruh dunia. Jadi Nabi dan  sahabat-sahabatnya  masih  harus
 terus  meratakan jalan dalam menjalankan perintah Allah, dalam
 mengajak  orang  menganut  agama  yang  benar,  dengan   terus
 membendung  setiap  usaha yang hendak melanggarnya. Dan memang
 inilah yang mereka lakukan.
 
 Catatan kaki:
 
  1 Khandaq berarti parit. Dalam terjemahan seterusnya
    sering dipakai kata parit (A).
    
  2 Ghatafan merupakan sekumpulan kabilah-kabilah, yang
    terkenal diantaranya kabilah 'Abs dan Dhubyan yang
    terlibat dalam perang Dahis, dan Dhubyan ini bercabang
    lagi menjadi 'Ailan, Fazara, Murra, Asyja', Sulaim dan
    lain-lain (A).
    
  3 Aslinya Al-Ahzab, kelompok-kelompok atau puak-puak.
    Di sini berarti persekutuan atau gabungan kekuatan
    angkatan perang kabilah-kabilah Arab di sekitar Mekah
    dan Medinah serta golongan Yahudi, yang bersama-sama
    hendak menghancurkan kaum Muslimin di Medinah. Dalam
    terjemahan selanjutnya lebih banyak dipergunakan kata
    Ahzab (A).
    
  4 Yakni Hari Sabat, hari besar agama Yahudi (A)
 
 ---------------------------------------------
 

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client