Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 18, 2011
BAGIAN KEDUA: MEKAH, KA'BAH DAN QURAISY                  (4/4)
 Muhammad Husain Haekal
 
 Malam gelap gelita tatkala mereka memikirkan akan meninggalkan
 kota  itu  dan  di  mana  pula  akan  tinggal.  Malam   itulah
 Abd'l-Muttalib  pergi dengan beberapa orang Quraisy, berkumpul
 sekeliling pintu Ka'bah. Dia  bermohon,  mereka  pun  bermohon
 minta  bantuan  berhala-berhala  terhadap  agresor  yang  akan
 menghancurkan Baitullah itu.
 
 Ketika mereka sudah pergi dan seluruh  Mekah  sunyi  dan  tiba
 waktunya  bagi  Abraha  mengerahkan  pasukannya  menghancurkan
 Ka'bah dan sesudah itu akan kembali ke Yaman, ketika itu  pula
 wabah  cacar  datang  berkecamuk  menimpa  pasukan  Abraha dan
 membinasakan mereka. Serangan ini hebat sekali,  belum  pernah
 dialami  sebelumnya.  Barangkali  kuman-kuman  wabah  itu yang
 datang dibawa angin dari jurusan laut,  dan.  menular  menimpa
 Abraha   sendiri.   Ia  merasa  ketakutan  sekali.  Pasukannya
 diperintahkan pulang kembali ke Yaman, dan mereka yang tadinya
 menjadi  penunjuk  jalan  sudah  lari, dan ada pula yang mati.
 Bencana   wabah   ini   makin   hari   makin   mengganas   dan
 anggota-anggota  pasukan  yang  mati  sudah tak terbilang lagi
 banyaknya.
 
 Sampai juga Abraha ke Shan'a' tapi badannya  sudah  dihinggapi
 penyakit.  Tidak  berselang  lama kemudian diapun mati seperti
 anggota pasukannya yang lain. Dan dengan demikian orang  Mekah
 mencatatnya sebagai Tahun Gajah. Dan ini yang diabadikan dalam
 Qur'an:
 
 "Tidakkah kau perhatikan, bagaimana Tuhanmu  berbuat  terhadap
 pasukan  orang-orang  bergajah?  Bukankah Dia gagalkan rencana
 mereka? Dan dilepaskan di atas mereka pasukan-pasukan  burung.
 Melempari  mereka  dengan  batu  yang keras membakar. Sehingga
 mereka seperti daun-daun kering  yang  binasa  berserakan.  "(
 Qur'an 105: 1-4)
 
 Peristiwa  yang luarbiasa ini lebih memperkuat kedudukan Mekah
 dalam  arti  agama,  di  samping  itu  telah  memperkuat  pula
 kedudukannya   dalam   arti   perdagangan.   Juga  menyebabkan
 penduduknya  lebih   banyak   memperhatikan   dan   memelihara
 kedudukan yang tinggi dan istimewa itu serta mempertahankannya
 dari  segala  usaha  yang  akan  mengurangi  arti  atau   akan
 menye,rang  kota ini. Orang-orang Mekah lebih bersemangat lagi
 mempertahankan kota mereka, mengingat  kehidupan  yang  mereka
 peroleh  karenanya,  hidup  makmur dan mewah sejauh yang dapat
 kita bayangkan kemewahan hidup mereka di  daerah  padang-pasir
 ini, gersang dan tandus.
 
 Kegemaran  penduduk  daerah  ini  yang  luarbiasa  ialah minum
 nabidh  (minuman  keras).  Dalam  keadaan  mabuk  itu   mereka
 menemukan   suatu  kenikmatan  yang  tak  ada  taranya!  Suatu
 kenikmatan  yang  akan  memudahkan  mereka  melampiaskan  hawa
 nafsu,  akan  menjadikan  dayang-dayang dan budak-budak belian
 yang  diperjual-belikan  sebagai  barang  dagangan  itu  lebih
 memikat  hati  mereka.  Yang  demikian  ini mendorong semangat
 mereka mempertahankan kebebasan  pribadi  dan  kebebasan  kota
 mereka   serta   kesadaran   mempertahankan   kemerdekaan  dan
 menangkis segala serangan yang mungkin datang dari musuh. Yang
 paling  enak  bagi  mereka bersenang-senang waktu malam sambil
 minum-minum hanyalah di pusat kota sekeliling bangunan Ka'bah.
 
 Di tempat itu - di samping tiga ratus buah berhala atau lebih,
 masing-masing  kabilah  dengan  berhalanya - pembesar-pembesar
 Quraisy dan  pemuka-pemuka  Mekah  duduk-duduk;  masing-masing
 menceritakan   hal-hal   yang   berhubungan   dengan   keadaan
 pedalaman, dengan  Yaman,  orang-orang  Mundhir  di  Hira  dan
 orang-orang  Ghassan di Suria, tentang datangnya kafilah serta
 lalu-lintas orang-orang pedalaman.
 
 Kejadian  demikian  itu  sampai  kepada  mereka  dalam  bentuk
 cerita,  dari  suatu  kabilah kepada kabilah yang lain. Setiap
 kabilah mempunyai "pemancar" dan "pesawat radio" yang menerima
 berita-berita   kemudian   disiarkan   kembali.  Masing-masing
 membawa cerita yang ada hubungannya dengan berita-berita orang
 pedalaman,   kisah-kisah   tetangga  dan  handai-tolan  sambil
 minum-minum nabidh. Dan  sesudah  mereka  bermalam  suntuk  di
 Ka'bah  mereka  menyiapkan diri untuk hal yang sama guna lebih
 memuaskan  kehendak  hawa-nafsu.  Dengan  mata  batu   permata
 berhala-berhala  itu  menjenguk  melihat  kepada  mereka  yang
 sedang berdagang itu, dan mereka merasa mendapat perlindungan,
 karena  Ka'bah itu dijadikan Rumah Suci dan Mekah menjadi kota
 aman sentosa. Demikian juga berhala-berhala  mendapat  jaminan
 mereka,  bahwa  tak  seorangpun Ahli Kitab akan memasuki Mekah
 kecuali tenaga kerja yang takkan  bicara  tentang  agama  atau
 kitabnya.
 
 Itulah  sebabnya  di sana tak ada koloni-koloni Yahudi seperti
 di Jathrib atau Nasrani seperti di Najran. Bahkan :Ka'bah yang
 dijadikan  tempat paganisma yang paling suci ketika itu mereka
 lindungi dari  semua  yang  akan  menghinanya,  dan  merekapun
 berlindung  ke sana dari segala serangan. Begitulah seterusnya
 Mekah itu bebas berdiri sendiri, seperti kabilah-kabilah  Arab
 yang  bebas  pula  berdiri  sendiri-sendiri.  Mereka tidak mau
 kalau kebebasannya itu diganti,  dan  mereka  tidak  pedulikan
 cara  hidup lain selain kebebasannya ini di bawah perlindungan
 berhala-berhala. Masing-masing kabilah tidak  pula  terganggu,
 dan  tidak  pula  terpikir  oleh  mereka akan mengadakan suatu
 kesatuan bangsa yang kuat, seperti yang dilakukan oleh  Rumawi
 dan Persia dalam meluaskan kekuasaan dan melakukan peperangan.
 
 Oleh  karena  itu  tetaplah  kabilah-kabilah  itu  semua tidak
 mempunyai  sesuatu  bentuk  apapun  selain   cara-cara   hidup
 pedalaman,  tempat  mereka mencari padang rumput untuk ternak,
 kemudian hidup di tengah-tengah itu  dengan  cara  hidup  yang
 kasar, tertarik oleh segala kebebasan, kemerdekaan, kebanggaan
 dan kepahlawanan.
 
 Pada dasarnya  tempat-tempat  tinggal  di  Mekah  mengelilingi
 lingkungan  Ka'bah.  Jauh dekatnya rumah-rumah itu dari Ka'bah
 tergantung  dari  penting  dan  tingginya  kedudukan   sesuatu
 keluarga atau suku. Kaum Quraisy adalah yang terdekat letaknya
 dan paling banyak berhubungan dengan Rumah Suci itu. Merekalah
 yang  memegang  kuncinya  dan  kepengurusan  air  Zamzam, juga
 segala gelar-gelar kebangsawanan menurut  paganisma  ada  pada
 mereka,  yang sampai menimbulkan perang karenanya, menyebabkan
 adanya  persekutuan,  atau  perjanjian-perjanjian   perdamaian
 antar  kabilah,  yang  tetap tersimpan di dalam Ka'bah, supaya
 dapat disaksikan oleh sang berhala untuk  kemudian  menurunkan
 murkanya bagi mereka yang melanggar.
 
 Di  belakang rumah-rumah Quraisy itu menyusul pula rumah0rumah
 kabilah yang agak kurang penting  kedudukannya,  diikuti  oleh
 yang  lebih  rendah  lagi, sampai kepada tempat-tempat tinggal
 kaum  budak  dan  sebangsa  kaum  gelandangan.  Termasuk  umat
 Kristen  dan  Yahudi  di  Mekah,  seperti kita sebutkan tadi -
 adalah juga budak.  Tempat-tempat  tinggal  mereka  jauh  dari
 Ka'bah  malah  sudah berbatasan dengan sahara. Oleh karena itu
 percakapan mereka tentang kisah-kisah agama, baik Kristen atau
 Yahudi,  tidak  sampai mendekati telinga pemuka-pemuka Quraisy
 dan penduduk Mekah umumnya. Letak mereka yang lebih  jauh  itu
 benar-benar  membuat  mereka lebih rapat lagi menutup telinga.
 Mereka tidak mau menyibukkan diri dengan itu. Dalam perjalanan
 mereka  melalui biara-biara dan tempat-tempat para rahib sudah
 biasa mereka mendengar cerita serupa itu.
 
 Hanya saja apa yang sudah  mulai  diperkatakan  orang  tentang
 akan  datangnya seorang nabi di tengah-tengah orang Arab waktu
 itu, sudah cukup menimbulkan heboh. Abu  Sufyan  pernah  marah
 kepada   Umayya  bin  Abi'sh-Shalt  karena  arang  ini  sering
 mengulang-ulang cerita para rahib tentang hal serupa itu.  Dan
 barangkali  sesuai dengan kedudukan Abu Sufyan juga ketika itu
 ketika ia berkata kepada kawannya itu:  Para  rahib  itu  suka
 membawa  cerita  semacam itu karena mereka tidak mengerti soal
 agama mereka sendiri. Mereka memerlukan sekali adanya  seorang
 nabi  yang  akan  memberi  petunjuk kepada mereka. Tetapi kita
 yang sudah punya berhala-berhala, yang akan  mendekatkan  kita
 kepada Tuhan, tidak memerlukan lagi hal serupa itu. Kita harus
 menentang semua pembicaraan semacam itu.
 
 Dapat saja ia bicara begitu. Dia, yang begitu  fanatik  kepada
 Mekah  dan  kehidupan  paganismanya,  tak  pernah membayangkan
 bahwa saatnya sudah di ambang pintu, bahwa  kenabian  Muhammad
 a.s. sudah dekat dan bahwa dari tanah Arab pagan yang beraneka
 ragam itu cahaya Tauhid dan sinar kebenaran akan  memancar  ke
 seluruh dunia.
 
 Abdullah  bin  Abd'l-Muttalib  sebenarnya  adalah  pemuda yang
 berwajah tampan dan menarik. Menarik perhatian gadis-gadis dan
 wanita-wanita  Mekah.  Lebih-lebih lagi yang menarik perhatian
 mereka ialah kisah penebusan, dan kisah seratus ekor unta yang
 tidak  mau  diterima oleh Hubal kurang dari itu. Tetapi takdir
 sudah menentukan  Abdullah  akan  menjadi  seorang  ayah  yang
 paling mulia yang pernah dikenal sejarah. Demikian juga Aminah
 bint Wahb akan menjadi ibu bagi anak Abdullah  itu.  Ia  kawin
 dengan  wanita  itu  dan  selang beberapa bulan kemudian iapun
 meninggal. Tak ada lagi  penebusan  berupa  apapun  yang  akan
 melepaskan  dia  dari  maut. Tinggal lagi Aminah kemudian akan
 melahirkan Muhammad dan akan mati semasa yang  dilahirkan  itu
 masih bayi.
 
 Pada   gambar   berikut   ini  silsilah  keturunan  Nabi  yang
 menerangkan    perkiraan    tahun-tahun    kelahiran    mereka
 masing-masing.
 
                       SILSILAH MUHAMMAD SAW
 
                             Qushayy
                           (lahir 400M)
                                |
         +----------------------+----------------------+
         |                      |                      |
   'Abd'l-'Uzza            'Abd Manaf             'Abd'd-Dar
         |                (lahir 430M)
         |                      |
         |           +----------+-----------+----------+
       Asad          |          |           |          |
         |       Muttalib    Hasyim       Naufal   'Abd Syams
         |                (lahir 464M)                 |
     Khuwailid                  |                    Umayya
         |               'Abd'l-Muttalib               |
    +----+----+            (lahir 497M)               Harb
    |         |                 |                      |
 'Awwam   Khadijah              |                  Abu Sufyan
    |                           |                      |
  Zubair                        |                   Mu'awiya
                                |
    +--------+----------+-------+--+-----------+----------+
    |        |          |          |           |          |
 Hamzah   'Abbas   'Abdullah   Abu Lahab   Abu Talib   Harith
                  (lahir 545M)                 |
                        |           +----------+----------+
                        |           |          |          |
                    MUHAMMAD     'Aqil       'Ali       Ja'far
                  (lahir 570M)      |          |
                                    |      +---+---+
                                    |      |       |
                                 Muslim  Hasan  Husain
 
 Catatan kaki:
 
  1 Kaum Sabian yang dimaksudkan di sini bukan yang dimaksudkan
    dalam Qur'an (2: 62), yaitu sekta Nasrani yang berpegang pada
    Taurat dan Injil yang belum mengalami perubahan, melainkan
    orang-orang Harran yang disebut oleh Ibn Taimia sebagai pusat
    golongan ini dan sebagai tempat kelahiran Ibrahim atau tempat
    ia pindah dan Irak (Mesopotamia). Di tempat ini terdapat
    kuil-kuil tempat menyembah bintang-bintang. Kepercayaan mereka
    ini sebelum datangnya agama Nasrani. Setelah datang Agama
    Nasrani, kepercayaan mereka menjadi campur-baur dan dikenal
    sebagai pseudo-Sabian. (Dikutip oleh al-Qasimi dalam
    Mahasin't-Ta'wil, jilid 2 hal. 154-147). Juga mereka tidak
    sama dengan kaum Sabaean yang berasal dari Saba di Arab
    Selatan (A)
 
 ---------------------------------------------
 

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client