Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 18, 2011
 
BAGIAN KESEBELAS: TAHUN PERTAMA DI YATHRIB1              (4/4)
 Muhammad Husain Haekal
 
 Orang-orang  Yahudi  merasa  sesak  napas  terhadap  Muhammad.
 Terpikir  oleh  mereka  akan  melakukan tipu-daya terhadapnya,
 akan  meyakinkannya  sampai  ia  keluar  meninggalkan  Medinah
 seperti  yang  terjadi karena gangguan-gangguan Quraisy dahulu
 sampai ia dan sahabat-sahabatnyapun keluar meninggalkan Mekah.
 
 Lalu mereka mengatakan kepadanya, bahwa para rasul sebelum dia
 semua pergi ke Bait'l-Maqdis dan memang di sana tempat tinggal
 mereka. Jika dia juga memang benar-benar seorang rasul,  iapun
 akan  berbuat  seperti  mereka,  dan  kota  Medinah  ini  akan
 dianggapnya sebagai kota perantara dalam hijrahnya dulu antara
 Mekah  dengan  al-Masjid'l-Aqsha.  Akan tetapi, apa yang sudah
 mereka kemukakan  kepadanya  itu  bagi  Muhammad  tidak  perlu
 lama-lama  berpikir  untuk  mengetahui,  bahwa  mereka  sedang
 melakukan tipu-muslihat terhadap dirinya. Pada saat itu  Tuhan
 mewahyukan kepadanya, menjelang tujuhbelas bulan ia tinggal di
 Medinah, untuk menghadapkan  kiblatnya  ke  al-Masjid'l-Haram,
 Rumah Ibrahim dan Ismail:
 
 "Kami  sebenarnya  melihat  wajahmu  yang menengadah ke langit
 itu. Akan Kami hadapkan mukamu ke arah kiblat  yang  kausukai.
 Hadapkan  mukamu  ke  arah  al-Masjid'l-Haram. Dimana saja kau
 berada hadapkanlah mukamu kearah itu." (Qur'an, 2: 142-143)
 
 Orang-orang Yahudi ternyata menyesalkan kejadian  itu.  Sekali
 lagi  mereka  berusaha  memperdayakannya,  dengan  mengatakan,
 bahwa mereka akan mau jadi pengikutnya  kalau  ia  kembali  ke
 kiblat semula. Di sini firman Tuhan menyebutkan:
 
 "Dari  orang-orang  yang  masih  bodoh akan mengatakan: Apakah
 yang menyebabkan  mereka  berpaling  dari  kiblat  yang  dulu.
 Katakanlah:  Timur  dan Barat itu kepunyaan Allah. DipimpinNya
 siapa yang disukaiNya ke jalan yang lurus.  Begitu  juga  Kami
 jadikan kamu suatu umat pertengahan, supaya kamu menjadi saksi
 kepada umat manusia, dan Rasulpun menjadi saksi kepadamu.  Dan
 Kami  jadikan  kiblat  yang  biasa kaupergunakan itu, hanyalah
 untuk menguji siapa  pula  yang  berbalik  belakang.  Dan  itu
 memang berat, kecuali bagi mereka yang telah mendapat pimpinan
 Tuhan." (Qur'an, 2: 144)

 Waktu sedang sengit-sengitnya terjadi polemik antara  Muhammad
 dengan  orang-orang  Yahudi  itu,  delegasi pihak Nasrani dari
 Najran tiba di Medinah, terdiri dari enampuluh buah kendaraan.
 Diantara  mereka  terdapat  orang-orang terkemuka, orang-orang
 yang sudah mempelajari dan menguasai seluk-beluk agama mereka.
 Pada  waktu  itu  penguasa-penguasa  Rumawi yang juga menganut
 agama Nasrani sudah memberikan kedudukan,  memberikan  bantuan
 harta,    memberikan    bantuan    tenaga   serta   membuatkan
 gereja-gereja dan kemakmuran buat  kaum  Nasrani  Najran  itu.
 Boleh  jadi delegasi ini datang ke Medinah hanya karena mereka
 sudah  mengetahui  adanya  pertentangan  antara  Nabi   dengan
 orang-orang   Yahudi,   dengan   harapan   mereka  akan  dapat
 mengobarkan  pertentangan  itu  lebih  hebat  sampai   menjadi
 permusuhan  terbuka.  Dengan demikian orang-orang Nasrani yang
 berada di perbatasan Syam dan  Yaman  dapat  membebaskan  diri
 dari  intrik-intrik  Yahudi  dan  sikap permusuhan orang-orang
 Arab.
 
 Dengan datangnya delegasi ini dan polemiknya dengan Nabi serta
 dibukanya  kancah  pertarungan  theologis  yang  sengit antara
 orang-orang Yahudi, Nasrani dan Islam maka ketiga agama  Kitab
 ini  sekarang  berkumpul.  Dari  pihak  Yahudi,  mereka memang
 menolak samasekali ajaran  Isa  dan  Muhammad,  yang  dasarnya
 karena  sikap  keras  kepala,  seperti  yang sudah kita lihat.
 Mereka mendakwakan bahwa 'Uzair itu putera Allah. Sedang pihak
 Nasrani,  paham  mereka  adalah  Trinitas  dan menuhankan Isa.
 Sebaliknya Muhammad, ia mengajak orang  kepada  keesaan  Tuhan
 dan  kepada  kesatuan rohani yang sudah diatur oleh alam sejak
 awal yang ajali sampai pada akhir yang abadi - sejak dunia ini
 berkembang  sampai  ke  akhir  zaman.  Orang-orang  Yahudi dan
 Nasrani itu bertanya kepadanya,  kepada  siapa-siapa  diantara
 para rasul itu ia beriman. Ia menjawab:
 
 "Kami  beriman  kepada Allah dan apa yang diturunkanNya kepada
 kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim,  Ismail,  Ishaq,
 Ya'qub serta anak-cucunya, dan apa yang telah diberikan kepada
 Musa dan Isa serta  apa  yang  telah  diberikan  Tuhan  kepada
 nabi-nabi.  Kami  tidak  membeda-bedakan  seorangpun  diantara
 mereka, dan kamipun patuh kepadaNya." (Qur'an 2: 136)
 
 Ia  sangat  menyesalkan  sikap  mereka  yang  sifatnya  hendak
 menimbulkan  keraguan dengan cara bagaimanapun tentang keesaan
 Tuhan.  Diingatkannya  mereka,  bahwa  mereka  telah  mengubah
 kata-kata  dari aslinya dalam kitab-kitab mereka itu dan bahwa
 mereka ternyata berlainan haluan dari apa yang telah  ditempuh
 oleh   para  nabi  dan  rasul-rasul  yang  sudah  mereka  akui
 kenabiannya, dan bahwa apa yang diajarkan oleh Isa, oleh  Musa
 dan oleh mereka yang sudah terdahulu, sedikitpun tidak berbeda
 dari apa yang diajarkannya sekarang. Apa yang telah  diajarkan
 mereka  itu, adalah Kebenaran Abadi yang akan tampak jelas dan
 sederhana sekali bagi setiap orang yang berjiwa pantang tunduk
 selain  kepada  Tuhan  Yang  Mahaesa. Ia akan melihat Alam ini
 sebagai  suatu  kesatuan  yang  tak  terpisah-pisah.  Ia  akan
 melihatnya  dengan  pandangan  hati  nurani  yang lebih tinggi
 diatas segala kehendak dan tujuan yang bersifat sementara,  di
 atas  segala  dorongan  materi;  lepas  dari sifat tunduk buta
 kepada segala ilusi dan angan-angan orang  awam,  kepada  yang
 diterimanya dari nenek-moyang mereka.

 Dimanakah ada suatu pertemuan yang hakekatnya lebih besar dari
 pertemuan yang kini dialami oleh Yathrib? Tiga  agama  bertemu
 di  tempat  ini,  yang  sampai  sekarang  saling  mempengaruhi
 perkembangan dunia. Di  tempat  ini  ketiganya  bertemu  untuk
 suatu tujuan dan cita-cita yang tinggi dan mulia. Ini bukanlah
 suatu  pertemuan  ekonomi,  juga  bukan  dengan  suatu  tujuan
 materi,  yang  sampai saat ini dikejar-kejar dunia namun tiada
 juga berhasil - melainkan tujuannya adalah rohani semata-mata.
 Dalam  hal  Nasrani  dan  Yahudi  ini,  dibelakangnya  berdiri
 ambisi-ambisi politik  serta  keinginan-keinginan  orang-orang
 beruang  dan  berkuasa.  Sebaliknya Muhammad, tujuannya adalah
 rohaniah dan perikemanusiaan semata-mata, yang jalannya  telah
 ditunjukkan   Tuhan   kepadanya   dengan   bentuk   kata  yang
 dialamatkan  kepada  orang-orang  Yahudi  dan  Nasrani   serta
 seluruh umat manusia. DikatakanNya kepada mereka:
 
 "Katakanlah;  'Orang-orang  Ahli  Kitab! Marilah kita menerima
 suatu istilah yang sama antara kami dengan kamu: bahwa tak ada
 yang  akan  kita  sembah  selain  Allah, dan bahwa kita takkan
 mempersekutukanNya dengan apapun, dan tidak pula  antara  kita
 saling  mempertuhankan satu sama lain, selain daripada Allah.'
 Tetapi kalau mereka menyimpang juga, katakanlah: 'Saksikanlah,
 bahwa kami ini orang-orang Muslimin.'" (Qur'an, 3: 64)
 
 Apa  pula  yang  akan dapat dikatakan oleh orang-orang Yahudi,
 yang akan dapat dikatakan oleh orang-orang Nasrani  atau  oleh
 yang  lain,  mengenai  ajakan  ini:  Jangan  menyembah apa dan
 siapapun selain Allah, jangan  mempersekutukanNya  dan  jangan
 pula  saling  mempertuhankan  satu  sama  lain selain daripada
 Allah! Bagi jiwa yang benar-benar  jujur,  jiwa  manusia  yang
 telah  mendapat  kehormatan  dengan  adanya  akal  pikiran dan
 perasaan, tidak bisa lain tentu akan beriman kepada ini, tanpa
 yang  lain.  Akan  tetapi, dalam arti hidup manusia, disamping
 segi rohani, juga  ada  segi  materinya.  Kelemahan  ini  yang
 membuat  kita dapat menerima pihak lain menguasai kita, dengan
 jalan membeli nyawa kita, jiwa kita,  kalbu  kita.  Ilusi  ini
 yang  telah  membunuh  kehormatan,  perasaan serta cahaya hati
 nurani manusia. Segi materi ini, yang tergambar  dalam  bentuk
 harta  dan  kekayaan, dalam kepalsuan gelar-gelar dan pangkat,
 yang telah membuat Abu Haritha - salah seorang Nasrani  Najran
 yang paling luas ilmu dan pengetahuannya - pernah mengeluarkan
 isi hatinya kepada salah seorang teman, bahwa  ia  yakin  pada
 apa   yang   dikatakan  Muhammad  itu.  Setelah  temannya  itu
 bertanya:
 
 "Apa lagi yang masih merintangi kau menerima ajarannya,  kalau
 kau sudah mengetahui ini?"
 
 "Yang  masih  merintangi  aku  ialah  apa yang sudah diberikan
 orang kepada kami," jawabnya. "Kami  sudah  diberi  kedudukan,
 diberi  harta dan kehormatan. Dan yang mereka kehendaki supaya
 kami menentangnya. Kalau kuterima ajakannya  itu  tentu  semua
 yang kaulihat ini akan dicopot dari kami."
 
 Kepada  ajaran  inilah orang-orang Yahudi dan Nasrani itu oleh
 Muhammad diajak. Orang-orang Nasrani diajaknya saling berdoa,9
 sedang  dengan  pihak  Yahudi sudah ada perjanjian perdamaian.
 Dalam  pada  itu   pihak   Kristen   telah   pula   mengadakan
 permusyawaratan  antara  sesama mereka, yang hasilnya kemudian
 diberitahukan kepadanya, bahwa mereka tidak akan saling berdoa
 dan  akan  membiarkannya  ia  dengan  agamanya  itu dan mereka
 kembali kepada  agama  mereka.  Tetapi  mereka  juga  melihat,
 betapa  cenderungnya  Muhammad  menjalankan keadilan itu, yang
 juga diikuti jejaknya oleh sahabat-sahabatnya. Oleh karena itu
 mereka   minta   supaya  ada  seorang  yang  dapat  dikirimkan
 bersama-sama mereka guna mengadili masalah-masalah  yang  bagi
 mereka  sendiri  masih  merupakan perselisihan pendapat. Dalam
 hal  ini  Muhammad  mengutus  Abu  'Ubaida  ibn'l-Jarrah  guna
 memutuskan hal-hal yang diperselisihkan itu.

 Peradaban  yang batu pertamanya telah diletakkan oleh Muhammad
 dengan ajaran-ajaran serta teladan yang diberikannya itu, kini
 sudah makin diperkuat lagi. Terpikir olehnya sekarang dan oleh
 sahabat-sahabatnya   dari   kalangan   Muhajirin,    bagaimana
 seharusnya  sikap,  dan  keadaan mereka menghadapi Quraisy itu
 suatu pemikiran yang tak pernah mereka  lupakan  sejak  mereka
 hijrah  dari  Mekah.  Motif  yang  mendorong  mereka  berpikir
 demikian banyak sekali. Di Mekah ini  terletak  Ka'bah,  Rumah
 Ibrahim,   tempat  mereka  dan  semua  orang  Arab  berziarah.
 Dapatkah mereka melepaskan diri dari kewajiban suci yang sejak
 dulu mereka jalankan sampai pada waktu mereka dikeluarkan dari
 Mekah? Disana masih tinggal keluarga mereka yang mereka cintai
 dan  yang  mereka  sayangkan  bila masih tetap dalam kehidupan
 syirik.   Di   sana   harta-benda   dan   perdagangan   mereka
 ditinggalkan,  yang  telah  disita oleh Quraisy tatkala mereka
 hijrah. Kemudian lagi, tatkala mereka memasuki Medinah, mereka
 diserang  penyakit demam, sehingga bukan main penderitaan yang
 mereka alami. Mereka sembahyangpun sambil duduk.  Makin  keras
 mereka merindukan Mekah. Mereka telah dikeluarkan secara paksa
 dari  Mekah,  seolah  mereka   keluar   sebagai   pihak   yang
 dikalahkan.  Dan  tidak  pula menjadi adat orang-orang Quraisy
 dapat bersabar terhadap ketidakadilan serupa itu atau menyerah
 tanpa  mengadakan  pembalasan.  Disamping  semua dorongan itu,
 dorongan naluri juga  merangsang  mereka,  yakni  nostalgia  -
 rindu   kampung   halaman,   kampung   halaman  tempat  mereka
 dilahirkan, tempat mereka dibesarkan. Dengan bumi ini,  dengan
 tanahnya  yang  lapang, gunungnya, airnya, dengan semua itulah
 pertama kali mereka bicara, pertama  kali  mereka  bersahabat.
 Diatas  secercah  tanah  inilah  mereka dipupuk tatkala mereka
 masih kecil dan di sana  pula  tempat-tinggal  mereka  sesudah
 mereka  besar.  Kesana hati orang dan perasaannya terikat, dan
 untuk  itu  pula  dengan  segala  kekuatan  dan  hartanya   ia
 pertahankan. Dikorbankannya semua tenaga dan hidupnya. Sesudah
 mati, di tempat itu harapannya akan dikuburkan. Ia mau kembali
 kedalam tanah tempat ia dijadikan itu.
 
 Naluri  inilah  yang lebih keras mendorong hati kaum Muhajirin
 daripada  motif-motif  lain.  Selalu  terpikir   oleh   mereka
 bagaimana  seharusnya  sikap  mereka  itu  menghadapi Quraisy.
 Tetapi yang sudah terang, sikap itu  bukanlah  sikap  menyerah
 atau  sikap menghambakan diri. Sudah cukup sabar mereka selama
 tigabelas tahun terus-menerus  menanggung  penderitaan.  Agama
 tidak  membenarkan adanya sikap lemah, putus asa atau menyerah
 bagi mereka  yang  sudah  menanggung  penderitaan  dan  sampai
 hijrah karenanya.
 
 Apabila   sikap   permusuhan  itu  memang  dibenci  dan  tidak
 dibenarkan, sebaliknya yang diperkuat  dan  dianjurkan  adalah
 sikap  persaudaraan,  tapi di samping itu yang juga diharuskan
 ialah membela  diri,  membela  kehormatan,  membela  kebebasan
 beragama  dan membela tanah-air. Untuk membela inilah Muhammad
 mengadakan Ikrar 'Aqaba yang kedua  dengan  penduduk  Yathrib.
 Tetapi   bagaimanakah   kaum  Muhajirin  itu  akan  menunaikan
 kewajibannya kepada Tuhan, kepada  Rumah  Suci,  kepada  tanah
 air,  Mekah  yang  mereka  cintai  itu?  Kearah inilah politik
 Muhammad dan kaum Muslimin itu ditujukan,  sampai  selesai  ia
 kelak   menaklukkan   Mekah,  dan  agama  Allah  serta  seruan
 kebenaranpun akan terjunjung tinggi.
 
 Catatan kaki:
 
  1 Yathrib nama kota Medinah. Dalam terjemahan ini dua
    sebutan Yathrib dan Medinah sama-sama dipakai (A).
    
  2 'Ala rib'atihim atau riba'atihim menurut kebiasaan
    baik yang berlaku (N, LA) (A).
    
  3 Yata'aqalun, 'saling memberi dan menerima diat' (N)
    atau tebusan darah (A).
    
  4 Suku atau batn ialah anak-kabilah, lebih kecil dari
    kabilah (A).
    
  5 Dalam at-Bidaya wan-Nihaya oleh ibn Kathir disebut
    Syatana.
    
  6 Sya'ir termasuk famili Graminea yang mungkin lebih
    dekat kepada jenis jelai daripada gandum (A).
    
  7 Sawiq semacam bubur dibuat dari gandum atau jelai
    dicampur dengan kurma (A).
    
  8 Tharid biasanya hidangan roti yang dibasahi dengan
    kuah kaldu dan daging (A).
    
  9 Yula'inu, sama maksudnya dengan Yabtahilu, atau
    mubahala yang dalam terjemahan ini dipakai kata saling
    berdoa. Nabi mengusulkan kepada pihak Kristen mengadakan
    suatu mubahala, suatu pertemuan khidmat, dengan
    masing-masing pihak yang mempertahankan pendiriannya
    berdoa sungguh-sungguh kepada Ailah, agar Tuhan
    menjatuhkan laknat kepada pihak yang berdusta.
    "Barangsiapa membantah engkau tentang itu, sesudah
    datang pengetahuan padamu, katakanlah: Marilah kita
    kumpulkan anak-anak kami dan anak-anak kamu,
    wanita-wanita kami dan wanita-wanita kamu, diri kami
    sendiri dan diri kamu, kemudian kita berdoa
    sungguh-sungguh kepada Allah. Kita mintakan agar laknat
    Tuhan dijatuhkan kepada pihak yang dusta." (Qur'an, 3:
    61). Mereka yang benar-benar murni dan benar-benar yakin
    takkan ragu-ragu dalam hal ini. Tetapi pihak Kristen
    disini ternyata mengundurkan diri. (A)
 

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client