Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 19, 2011
 
BAGIAN KEDUAPULUH SEMBILAN: IBADAH HAJI PERPISAHAN       (1/2)
 Muhammad Husain Haekal
 
    Muhammad dan Ahli Kitab - Kedudukannya di kalangan
    orang-orang Nasrani - Keramahannya kepada mereka -
    Kedudukan Muhammad di kalangan mereka - Ali b. Abi
    Talib diutus ke Yaman - Muhammad menyerukan orang pergi
    haji, mereka datang ke Medinah dari segenap penjuru -
    Sejumlah kira-kira 100.000 berangkat ke Mekah - Manasik
    haji - Khotbah Muhammad.
 
 SEJAK Ali b. Abi Talib membacakan awal  Surah  Bara'ah  kepada
 orang-orang  yang  pergi  haji,  yang terdiri dari orang-orang
 Islam dan musyrik, waktu Abu Bakr memimpin  jemaah  haji,  dan
 sejak  ia  mengumumkan  kepada  mereka  atas perintah Muhammad
 waktu mereka berkumpul di Mina, bahwa orang kafir  tidak  akan
 masuk  surga,  dan sesudah tahun ini orang musyrik tidak boleh
 lagi naik haji, tidak boleh lagi  bertawaf  di  Ka'bah  dengan
 telanjang,  dan  barangsiapa  terikat  oleh  suatu  perjanjian
 dengan  Rasulullah  s.a.w.  itu  tetap  berlaku  sampai   pada
 waktunya - sejak itu pula orang-orang musyrik penduduk jazirah
 Arab semua yakin sudah, bahwa buat mereka tak lagi ada  tempat
 untuk terus hidup dalam paganisma. Dan kalau masih juga mereka
 melakukan itu, ingatlah, akan pengumuman perang dari Allah dan
 RasulNya.  Hal  ini  akan berlaku buat penduduk daerah selatan
 jazirah Arab, yaitu Yaman dan Hadzramaut;  sebab  buat  daerah
 Hijaz  dan sekitarnya sampai ke utara mereka sudah masuk Islam
 dan bernaung di  bawah  bendera  agama  baru  ini.  Di  bagian
 selatan   itu   sebenarnya   masih   terbagi  antara  penganut
 paganisma, dengan penganut Kristen. Tetapi  orang-orang  pagan
 ini  kemudian  menerima juga, seperti yang sudah kita lihat di
 atas. Secara berbondong bondong  mereka  masuk  Islam,  mereka
 mengirim  utusan  ke  Medinah,  dan  Nabi pun menyambut mereka
 dengan sangat baik sekali, yang kiranya membuat  mereka  lebih
 gembira  lagi menerima Islam. Sebagian besar mereka kembali ke
 daerah kekuasaan mereka masing-masing dan ini  membuat  mereka
 lebih cinta lagi kepada agama baru ini.
 
 Mengenai  Ahli  Kitab yang terdiri dari orang-orang Yahudi dan
 Nasrani, ayat-ayat yang telah dibacakan oleh  Ali  dari  Surah
 At-Taubah demikian bunyinya:
 
 "Perangilah  orang-orang  yang  tidak beriman kepada Allah dan
 Hari Kemudian dan tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan
 oleh Allah dan RasulNya, dan tidak pula beragama menurut agama
 yang benar, yaitu orang-orang yang  sudah  mendapat  Al-Kitab,
 sampai  mereka  membayar.  jizya  dengan  patuh  dalam keadaan
 tunduk."1 sampai kepada firman Tuhan:
 
 "Orang-orang  beriman!  Banyak   sekali   para   pendeta   dan
 rahib-rahib  memakan  harta  orang dengan jalan yang batil dan
 mereka merintangi orang dari  jalan  Allah.  Dan  mereka  yang
 menimbun  emas  dan  perak  dan  tidak menafkahkannya di jalan
 Allah, beritahukanlah kepada mereka adanya siksa  yang  pedih.
 Tatkala semuanya dipanaskan dalam api jahanam, lalu dengan itu
 dahi mereka,  lambung  mereka  dan  punggung  mereka  dibakar.
 'Inilah  harta  bendamu yang kamu timbun untuk dirimu sendiri.
 Sebab itu, rasakan sekarang akibat apa yang kamu timbun  itu."
 (Qur'an, 9: 34 - 35)
 
 Menghadapi  ayat-ayat  Surah  At-Taubah  sebagai wahyu penutup
 dalam Quran itu, banyak ahli-ahli sejarah yang  bertanya-tanya
 dalam  hati:  apakah  perintah  Muhanmnmad 'a.s. mengenai Ahli
 Kitab itu berbeda dengan perintahnya dulu ketika baru-baru  ia
 membawa  ajarannya? Beberapa Orientalis lalu berpendapat bahwa
 ayat-ayat ini hendak menempatkan Ahli  Kitab  dan  orang-orang
 musyrik  dalam kedudukan yang hampir sama; dan bahwa Muhammad,
 yang sudah berhasil mengalahkan paganisma di seluruh  jazirah,
 setelah  meminta  bantuan  pihak  Yahudi  dan  Nasrani, dengan
 menyatakan pada tahun-tahun pertama risalahnya itu,  bahwa  ia
 datang  membawa  agama Isa, Musa, Ibrahim dan rasul-rasul Iain
 yang sudah lebih dulu,  telah  mengarahkan  sasarannya  kepada
 orang-orang Yahudi, yang sudah lebih dulu menghadapinya dengan
 permusuhan. Mereka tetap bersikap  demikian,  sampai  akhirnya
 mereka  diusir dari jazirah. Sementara itu ia hendak mengambil
 mati orang-orang Nasrani, lalu turun ayat-ayat yang memperkuat
 iman mereka yang baik, sehingga datang firman Tuhan ini:
 
 "Pasti  akan  kaudapati orang-orang yang paling keras memusuhi
 mereka yang beriman ialah orang-orang Yahudi  dan  orang-orang
 musyrik dan pasti akan kaudapati orang-orang yang paling akrab
 bersahabat  dengan  mereka  yang  beriman  ialah  mereka  yang
 berkata:  'Kami  ini  orang-orang  Nasrani.'  Sebab,  diantara
 mereka terdapat kaum pendeta dan rahib-rahib, dan  mereka  itu
 tidak menyombongkan diri." (Qur'an, 5: 82)

 Nah,  sekarang  ia mengarahkan tujuannya kepada pihak Nasrani,
 sama  seperti  yang  dulu  ditujukan  kepada   pihak   Yahudi.
 Orang-orang  Nasrani  digolongkan  kedalam  mereka  yang tidak
 percaya kepada Tuhan dan kepada Hari  Kemudian.  Ia  melakukan
 hal  itu  setelah pihak Nasrani memberikan perlindungan kepada
 pengikut-pengikutnya kaum Muslimin ketika mereka dulu pergi ke
 Abisinia  di bawah naungan rajanya yang adil, dan setelah pula
 Muhammad menulis surat kepada penduduk Najran dan kaum Nasrani
 lainnya  dengan  menjamin  agama  mereka  dan  segala  upacara
 keagamaan yang mereka lakukan. Lalu  golongan  Orientalis  itu
 berpendapat  bahwa  sikap  kontradiksi  dalam  siasat Muhammad
 inilah yang kemudian membuat permusuhan antara pihak  Muslimin
 dengan  Nasrani  itu  jadi  berlarut-larut, dan bahwa dia pula
 yang membuat saling pendekatan antara pengikut-pengikut  Yesus
 dengan  pengikut-pengikut  Muhammad  jadi  tidak begitu mudah,
 kalau pun tidak akan dikatakan mustahil.
 
 Mengambil argumen ini secara mendatar adakalanya dapat memikat
 orang  bahwa  itu  ada  juga  benarnya, atau pun dapat memikat
 orang  sampai  mempercayainya.  Akan  tetapi  bila  orang  mau
 mengikuti  jalur  sejarah  mau  menelitinya  sehubungan dengan
 masalah-masalah  dan  sebab-sebab  turunnya   ayat-ayat   itu,
 samasekali  orang  tidak  perlu  sangsi tentang kesatuan sikap
 Islam dan sikap Muhammad terhadap agama-agama Kitab sejak dari
 permulaan  risalah  itu  sampai  akhirnya. Almasih anak Mariam
 ialah  Hamba  Allah  yang  diberiNya  kitab,  dijadikanNya  ia
 seorang nabi, dijadikannya ia orang yang beroleh berkah dimana
 pun  ia  berada!  diperintahkanNya  ia  melakukan  sembahyang,
 mengeluarkan  zakat  selama  ia masih hidup. Itulah yang telah
 diturunkan oleh Qu'ran sejak  dari  permulaan  risalah  sampai
 akhirnya.  Allah  cuma Satu. Allah itu Abadi dan Mutlak. Tidak
 beranak dan tidak diperanakkan, dan tiada suatu apa  pun  yang
 meyerupaiNya.  Itulah  jiwa dan dasar Islam sejak dari langkah
 pertama, dan itu pula jiwa Islam selama dunia ini berkembang.
 
 Orang-orang  Nasrani  Najran  pernah  mendatangi  Nabi  hendak
 mengajaknya  berdebat  tentang  Tuhan dan tentang kenabian Isa
 terhadap Tuhan jauh sebelum Surah At-Taubah ini turun.  Mereka
 bertanya kepada Muhammad:
 
 "Ibu Isa itu Mariam; lalu siapa bapanya?"
 
 Untuk itu datang firman Allah:
 
 "Hal  seperti  terhadap  Adam; dijadikanNya ia dari tanah lalu
 dikatakan: 'jadilah,' maka jadilah ia. Kebenaran itu datangnya
 hanya   dari   Tuhan.  Jangan  kau  jadi  orang  yang  sangsi.
 Barangsiapa  mengajak  engkau  berdebat  tentang  Dia  setelah
 engkau mendapat pengetahuan, katakanlah: 'Marilah kita panggil
 anak-anak kami dan  anak-anak  kamu,  wanita-wanita  kami  dan
 wanita-wanita  kamu, diri kami sendiri dan diri kamu; kemudian
 kita berdoa supaya laknat Tuhan  itu  ditimpakan  kepada  yang
 berdusta.'  Inilah  kisah kisah sebenarnya: tiada tuhan selain
 Allah. Dan Allah sungguh Maha Kuasa dan Bijaksana.  Kalau  pun
 mereka  menyimpang juga, Tuhan jua yang mengetahui mereka yang
 berbuat bencana. Katakanlah: 'Orang-orang Ahli Kitab!  Marilah
 kita menerima suatu istilah yang sama antara kami dengan kamu;
 bahwa tak ada yang akan kita sembah selain  Allah,  dan  bahwa
 kita  takkan mempersekutukanNya dengan apa pun, dan tidak pula
 antara kita akan saling mempertuhan  satu  sama  lain,  selain
 daripada   Allah.'   Tetapi   kalau  mereka  menyimpang  juga,
 katakanlah:   'Saksikanlah,   bahwa   kami   ini   orang-orang
 Muslimin." (Qur'an, 3: 59 - 64)
 
 Percakapan  dalam surah ini, Surah Keluarga 'Imran dengan gaya
 bahasa yang luarbiasa, ditujukan kepada  Ahli  Kitab,  menegur
 mereka  mengapa  mereka  merintangi  orang  beriman dari jalan
 Allah dan mengapa mereka  mengingkari  ayat-ayat  yang  datang
 dari  Tuhan,  padahal ayat-ayat itu juga yang dibawa oleh Isa,
 oleh Musa, oleh Ibrahim, sebelum kata-kata itu diubah-ubah dan
 sebelum  diartikan  menurut kehendak nafsu sendiri disesuaikan
 dengan kehidupan duniawi dengan  kesenangan  yang  penuh  tipu
 daya.  Banyak  lagi  surah-surah lain, yang dalam kata-katanya
 ditujukan seperti yang terdapat dalam  surah  Keluarga  'Imran
 itu. Dalam Surah al-Ma'idah (5) Tuhan berfirman:
 
 "Sebenarnya   mereka   telah  melakukan  penyhinaan  (terhadap
 Tuhan), mereka yang mengatakan, bahwa  Allah  satu  dari  tiga
 dalam trinitas. Tak ada tuhan kecuali Tuhan Yang Satu. Apabila
 tidak mau juga mereka berhenti (menghina Tuhan), pasti  mereka
 yang  telah merendahkan (Tuhan) itu akan dijatuhi siksaan yang
 amat pedih. Tidakkah mereka mau  bertaubat  kepada  Tuhan  dan
 meminta  ampun. Allah Maha Pengampun dan Penyayang. Sebenarnya
 Almasih putera Mariam itu  hanya  seorang  rasul,  dan  ibunya
 adalah  wanita yang tulus dan jujur, keduanya memakan makanan.
 Perhatikanlah, betapa Kami menjelaskan  ayat-ayat  itu  kepada
 mereka,    lalu   perhatikanlah,   bagaimana   mereka   sampai
 dipalingkan?" (Qur'an,5:73 - 75)
 
 Kemudian dalam Surah al-Ma'idah itu juga Tuhan berfirman:
 
 "Dan  ingat  ketika  Allah  berkata:  'Hai  Isa  anak  Mariam!
 engkaukah yang mengatakan kepada orang: Allah mengangkatku dan
 ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?' Ia menjawab: 'Maha Suci
 Engkau,  tidak  akan  aku mengatakan yang bukan menjadi hakku.
 Kalau pun aku mengatakannya, tentu Engkau sudah mengetahuinya.
 Engkau  mengetahui  apa  yang ada dalam hatiku, tapi aku tidak
 mengetahui apa yang ada didalam DiriMu." (Qur'an, 5: 116)
 
 sampai pada ayat-ayat selanjutnya seperti sudah kita  nukilkan
 dalam   pengantar  buku  ini.  Salah  satu  ayat  dalam  Surah
 al-Ma'idah inilah yang oleh  penulis-penulis  sejarah  Kristen
 dipersoalkan  dan  dijadikannya  alasan  tentang  perkembangan
 sikap Muhammad  terhadap  mereka  sesuai  dengan  perkembangan
 politiknya, yaitu ketika Tuhan berfirman:
 
 "Pasti  akan kau dapati orang-orang yang paling keras memusuhi
 mereka yang beriman ialah orang-orang Yahudi  dan  orang-orang
 musyrik;  dan  pasti  akan  kaudapati  orang-orang yang paling
 akrab bersahabat dengan mereka yang beriman ialah mereka  yang
 berkata:  'Kami  ini  orang-orang  Nasrani.'  Sebab,  diantara
 mereka terdapat kaum pendeta dan rahib-rahib, dan  mereka  itu
 tidak menyombongkan diri." (Qur'an, 5: 82)
 
 Sebaliknya,  ayat-ayat  yang terdapat dalam Surah Bara'ah (9)
 yang  juga  bicara  tentang  Ahli  Kitab   sekali-kali   tidak
 membicarakan  kepercayaan  mereka mengenai Almasih anak Mariam
 itu.   Ayat-ayat   itu   bicara   tentang   kelakukan   mereka
 mempersekutukan  Tuhan,  makan  harta  orang  secara tidak sah
 serta menimbun emas dan perak. Sedang menurut Islam Ahli Kitab
 itu  sudah  keluar dari rel agama Isa, mereka menghalalkan apa
 yang dilarang oleh Tuhan dan melakukan  perbuatan  orang  yang
 tidak  beriman  kepada Tuhan dan Hari Kemudian. Tetapi sungguh
 pun demikian - lepas dari semua itu - keimanan  mereka  kepada
 Tuhan   sudah   menjadi   jembatan  buat  mereka  untuk  tidak
 dipersamakan dengan orang-orang pagan. Buat mereka yang  masih
 gigih  mau  menjadikan Tuhan satu dari tiga dalam trinitas dan
 mau  menghalalkan  apa  yang  dilarang  Tuhan,  cukup   dengan
 membayar jizya dengan taat dan patuh.

 Seruan  yang  telah  disampaikan  oleh  Ali  tatkala  Abu Bakr
 memimpin  jamaah  haji  itu  merupakan  puncak  dari  masuknya
 penduduk   jazirah   bagian   selatan   kedalam  Islam  secara
 berbondong-bondong. Utusan-utusan  itu  secara  berturut-turut
 telah   datang  ke  Medinah  seperti  sudah  kita  sebutkan  -
 diantaranya perutusan dari orang-orang musyrik dan  dari  Ahli
 Kitab.  Nabi  memberi  hormat  secukupnya kepada setiap utusan
 yang datang dan para amir itu dikembalikan ke daerah kekuasaan
 mereka  dengan  cara  terhormat  sekali.  Hal  ini  sudah kita
 sebutkan dalam  bagian  yang  lalu.  Asy'ath  b.  Qais  dengan
 memimpin  80  orang  dari  Kinda  dengan  berkendaraan, mereka
 datang  kepada  Nabi  dalam  mesjid,  dengan  berhias  rambut,
 bercelak   mata,   mengenakan   jubah   yang  indah-indah  dan
 berselempang sutera. Begitu melihat mereka, Nabi berkata:
 
 "Bukankah kamu sudah menjadi Islam?"
 
 "Ya," jawab mereka.
 
 "Buat apa kamu mengenakan sutera  ini  di  leher?"  kata  Nabi
 lagi.
 
 Mereka lalu melepaskan sutera itu.
 
 "Rasulullah,"  kata  Asy'ath  kemudian,  "kami  dari  Keluarga
 Akil'l-Murar2 dan tuan juga dari keturunan Akil'l-Murar."
 
 Mendengar itu Nabi tersenyum.  Ia  teringat  pada  'Abbas  bin
 'Abd'l-Muttalib dan Rabi'a bin'l-Harith
 
 Bersama dengan Asy'ath itu juga datang Wa'il b. Hujr al-Kindi,
 seorang amir dari daerah pantai  di  Hadzramaut.  Ia  kemudian
 masuk   Islam.  Nabi  mengakui  daerah  kekuasaannya  itu  dan
 dimintanya ia memungut 'usyr dari  penduduk  untuk  diserahkan
 kepada pemungut-pemungut pajak yang sudah ditunjuk oleh Rasul.
 Dalam hal ini Nabi menugaskan Mu'awiya b. Abi Sufyan  menemani
 Wa'il  ke negerinya. Tetapi Wa'il tidak mau sekendaraan dengan
 dia dan tidak pula mau memberikan kepadanya alas kaki. Sekedar
 dapat  menahan  panasnya  musim,  cukup  dengan membiarkan dia
 berjalan di bawah naungan untanya. Meskipun  ini  bertentangan
 dengan  ajaran  Islam yang mengajarkan persamaan antara sesama
 kaum Muslimin dan semua orang Islam bersaudara, namun Mu'awiya
 menerimanya juga demi menjaga Islamnya Wa'il dan golongannya.

 Setelah  Islam  tersiar di kawasan Yaman, Nabi mengutus Mu'adh
 (b. Jabal) ke daerah itu  untuk  memberikan  pelajaran  kepada
 penduduk  serta  untuk  memperdalam hukum Islam, dengan pesan:
 "Permudahlah dan  jangan  dipersulit.  Gembirakan  dan  jangan
 ditakut-takuti. Engkau akan bertemu dengan golongan Ahli Kitab
 yang akan bertanya kepadamu: 'Apa kunci surga?' Maka jawablah:
 'Suatu  kesaksian, bahwa tak ada tuhan selain Allah Yang tiada
 bersekutu."
 
 Mu'adh pun berangkat, disertai beberapa  orang  dari  kalangan
 Muslimin  yang  mula-mula  dan  yang  bertugas mengurus 'usyr,
 serta memberikan pelajaran dan menjalankan hukum sesuai dengan
 perintah Tuhan dan Rasul.
 
 Dengan tersebarnya Islam di seluruh kawasan jazirah itu - dari
 timur sampai ke barat, dari utara sampai  ke  selatan  -  maka
 seluruh lingkungan itu telah menjadi satu di bawah satu panji,
 yaitu panji Muhammad Rasulullah s.a.w. dan berada  dalam  satu
 agama yaitu Islam, jantung mereka pun hanya satu pula arahnya,
 yaitu menyembah Allah Yang Tunggal tiada bersekutu.

 Sebelum duapuluh tahun yang lalu, kabilah-kabilah  itu  saling
 bermusuhan,  satu sama lain serang menyerang dalam peperangan,
 setiap  ada  kesempatan.  Tetapi  dengan  penggabungan  mereka
 dibawah  panji  Islam  ini;  mereka  telah menjadi bersih dari
 segala  noda  paganisma,   mereka   hidup   tenteram   dibawah
 undang-undang   Tuhan   Yang   Maha   Kuasa.  Dengan  demikian
 permusuhan di kalangan penduduk itu sudah tak ada lagi. Perang
 dan  permusuhan  sudah  tidak punya tempat. Sudah tak ada lagi
 orang  yang  akan  menghunus  pedang,  kecuali   jika   hendak
 mempertahankan  tanah  air,  membela agama Allah dari serangan
 pihak lain.

 Akan tetapi masih ada sekelompok  orang-orang  Nasrani  Najran
 yang  masih  berpegang  pada agama mereka, yang berbeda dengan
 sebagian besar masyarakat mereka sendiri,  yaitu  Banu  Harith
 yang  sudah  lebih  dahulu masuk Islam. Kepada mereka ini Nabi
 mengutus Khalid bin'l-Walid  mengajak  mereka  menganut  Islam
 supaya  terhindar  dari  serbuannya.  Tetapi  begitu diserukan
 mereka sudah mau masuk Islam. Khalid kemudian mengirim  utusan
 dari  kalangan  mereka sendiri ke Medinah supaya menemui Nabi,
 yang kemudian  disambutnya  dengan  ramah  dan  akrab  sekali.
 Disamping  itu ada lagi sekelompok masyarakat Yaman yang masih
 merasa enggan sekali tunduk di bawah panji Islam, sebab  Islam
 lahir  di  Hijaz,  sedang  biasanya Yaman yang menyerbu Hijaz.
 Sebaliknya, sebelum itu Hijaz tidak yernah menyerang Yaman.

 Kepada mereka ini Nabi mengutus Ali b. Abi Talib dengan  tugas
 mengajak  mereka  ke  dalam  Islam.  Juga  pada mulanya mereka
 sangat   congkak   sekali.   Menyambut   ajakan   Ali   dengan
 menyerangnya.  Akan  tetapi  Ali  -  dengan usianya yang masih
 begitu muda dan hanya membawa tiga ratus orang -  sudah  dapat
 membuat mereka cerai-berai. Pihak penyerang yang sudah dipukul
 mundur itu kembali menyusun lagi barisannya. Akan  tetapi  Ali
 segera  mengepung  mereka  sehingga timbul panik dalam barisan
 mereka itu. Tak ada jalan lain mereka harus  menyerah.  Dengan
 demikian  kemudian  mereka masuk Islam dan menjadi orang Islam
 yang baik. Semua pelajaran  yang  diberikan  oleh  Mu'adh  dan
 sahabat-sahabatnya  mereka  dengarkan baik-baik. Utusan mereka
 ini merupakan utusan terakhir yang diterima  Nabi  di  Medinah
 sebelum Nabi berpulang ke rahmatullah.

 Sementara  Ali  sedang bersiap-siap kembali ke Mekah, Nabi pun
 sedang dalam persiapan pula hendak menunaikan ibadah haji, dan
 dimintanya  orang  juga bersiap-siap. Bulan berganti bulan dan
 bulan Zulkaedah pun sudah pula hampir lalu.  Nabi  belum  lagi
 melakukan  ibadah  haji  akbar  meskipun sebelum itu sudah dua
 kali mengadakan 'umrah dengan melakukan ibadah haji ashghar.3
 
                                     (bersambung ke bagian 2/2)
 

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client