Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 19, 2011
 
BAGIAN KEDUAPULUH SEMBILAN: IBADAH HAJI PERPISAHAN       (2/2)
 Muhammad Husain Haekal
 
 Dalam ibadah haji ada suatu manasik (upacara) yang  dalam  hal
 ini  Nabi  'a.s.  adalah  contoh bagi umat Islam. Begitu orang
 mengetahui benar Nabi telah menetapkan  akan  pergi  haji  dan
 mengajak  mereka  ikut serta, tersiarlah ajakan itu ke segenap
 penjuru semenanjung. Beribu-ribu orang datang ke Medinah  dari
 segenap  penjuru:  dari  kota-kota  dan  dari  pedalaman, dari
 gunung-gunung dan dari sahara, dari semua pelosok  tanah  Arab
 yang  membentang  luas,  yang  sekarang  sudah bersinar dengan
 cahaya Tuhan dan cahaya Nabi yang mulia itu. Di  sekitar  kota
 Medinah  sudah  pula  dipasang  kemah-kemah untuk seratus ribu
 orang atau lebih, yang datang memenuhi seruan Nabi, Rasulullah
 s.a.w.    Mereka   datang   sebagai   saudara   untuk   saling
 kenal-mengenal,   mereka   dipertalikan   semua   oleh    rasa
 kasih-sayang,  oleh  keikhlasan hati dan oleh ukhuah islamiah,
 yang dalam tahun-tahun sebelum itu mereka  saling  bermusuhan.
 Manusia  yang  berjumlah  ribuan itu kini sedang melihat-lihat
 kota, masing-masing dengan bibir tersenyum, dengan wajah  yang
 cerah  dan berseri-seri. Berkumpulnya mereka itu menggambarkan
 adanya suatu kebenaran yang  telah  mendapat  kemenangan,  Nur
 Ilahi  telah  tersebar  luas,  yang membuat mereka semua teguh
 bersatu seperti sebuah bangunan yang kukuh.

 Pada 25 Zulkaedah tahun kesepuluh Hijrah Nabi berangkat dengan
 membawa  semua  isterinya,  masing-masing  dalam  hodahnya. Ia
 berangkat dengan diikuti jumlah manusia yang begitu melimpah -
 penulis-penulis  sejarah ada yang menyebutkan 90.000 orang dan
 ada pula yang  menyebutkan  114.000  orang.  Mereka  berangkat
 dibawa  oleh  iman,  jantung  mereka  penuh kegembiraan, penuh
 keikhlasan, menuju  ke  Baitullah  yang  suci.  Mereka  hendak
 menunaikan kewajiban ibadah haji besar.

 Bilamana  mereka  sampai di Dhu'l-Hulaifa, mereka berhenti dan
 tinggal selama satu malam di sana. Keesokan harinya, bila Nabi
 sudah  mengenakan  pakaian  ihram kaum Muslimin yang lain juga
 memakai pakaian ihram. Mereka semua  masing-masing  mengenakan
 kain  selubung  bagian  bawah  dan atas. Mereka berjalan semua
 dengan pakaian yang sama, yaitu pakaian yang sangat sederhana.
 Dengan  demikian  mereka  telah  melaksanakan  suatu persamaan
 dalam arti yang sangat jelas.
 
 Dengan seluruh kalbu Muhammad telah menghadapkan  diri  kepada
 Tuhan  dengan  mengucapkan talbiah yang diikuti pula oleh kaum
 Muslimin dari belakang: "Labbaika Allahumma labbaika, labbaika
 la   syarika   laka   labbaika.   Alhamdu  lillah  wan-ni'matu
 wa'sy-syukru  laka  labbaika.   Labbaika   la   syarika   laka
 labbaika."   ("Kupenuhi   panggilanMu,   ya   Allah,  kupenuhi
 panggilanMu. Kupenuhi  panggilanMu.  Tiada  bersekutu  Engkau.
 Kupenuhi  panggilanMu.  Puji,  nikmat  dan syukur kepunyaanMu.
 Kupenuhi panggilanMu, kupenuhi  panggilanMu,  tiada  bersekutu
 Engkau. Kupenuhi panggilanMu.")
 
 Lembah-lembah  dan  padang  sahara  bersahut-sahutan menyambut
 seruan ini, semua turut berseru dengan penuh iman. Ribuan,  ya
 puluhan    ribu    kafilah    itu   menyusuri   jalan   antara
 Madinat'r-Rasul dengan Kota  Mesjid  Suci.  Ia  berhenti  pada
 setiap mesjid, menunaikan kewajiban sambil menyerukan talbiah,
 sebagai tanda taat dan syukur atas nikmat Allah. Dengan  penuh
 kesabaran  ia  menantikan  saat  ibadah  haji  akbar itu tiba.
 Dengan hati rindu, dengan jantung berdetak  penuh  cinta  akan
 Baitullah. Padang-padang pasir seluruh jazirah, gunung-gunung,
 lembah-lembah  dan  padang  tanaman  yang   segar   menghijau,
 terkejut     mendengarnya,     dengan     kumandangnya    yang
 bersahut-sahutan; suatu hal yang belum pernah dikenal, sebelum
 Nabi   yang  ummi  ini,  Rasul  dan  Hamba  Allah  ini  datang
 memberkahinya.

 Tatkala rombongan itu sampai di Sarif -  suatu  tempat  antara
 jalan   Mekah   dengan   Medinah  -  Muhammad  berkata  kepada
 sahabat-sahabatnya:
 
 "Barangsiapa diantara kamu tidak membawa binatang  kurban  dan
 ingin menjadikan (ihram) ini sebagai umrah, lakukanlah; tetapi
 yang membawa binatang kurban jangan."
 
 Bilamana jamaah haji sudah sampai di Mekah pada  hari  keempat
 Zulhijjah,  Nabi  cepat-cepat  menuju Ka'bah diikuti oleh kaum
 Muslimin yang lain. Kemudian  ia  menyentuh  hajar  aswad  dan
 menciumnya,  lalu  bertawaf  di Ka'bah sebanyak tujuh kali dan
 pada tiga kali  yang  pertama  ia  berlari-lari  seperti  yang
 dilakukan  pada waktu 'umrat'l-qadza'. Setelah melakukan salat
 di Maqam Ibrahim ia kembali  dan  sekali  lagi  mencium  hajar
 aswad.  Kemudian  ia  keluar  dari mesjid itu menuju ke sebuah
 bukit di Shafa, lalu melakukan sa'i antara  Shafa  dan  Marwa.
 Selanjutnya  Muhammad berseru supaya barangsiapa tidak membawa
 ternak  kurban  untuk  disembelih,  jangan  terus   mengenakan
 pakaian  ihram.  Ada beberapa orang yang masih ragu-ragu. Atas
 sikap yang  masih  ragu-ragu  ini  Nabi  marah  sekali  seraya
 katanya
 
 "Apa yang kuperintahkan, lakukanlah."
 
 Dalam keadaan masih gusar itu Nabi memasuki kubahnya, sehingga
 Aisyah bertanya:
 
 "Kenapa jadi marah?"
 
 "Bagaimana  takkan  marah,  aku  memerintahkan  sesuatu  tidak
 dijalankan."
 
 Ketika  ada  salah  seorang  sahabat menemuinya ia masih dalam
 keadaan marah.
 
 "Rasulullah," katanya, "orang yang  membuat  tuan  jadi  marah
 akan masuk neraka."
 
 Ketika itu Rasul menjawab:
 
 "Tidak  kau  ketahui,  bahwa  aku memerintahkan sesuatu kepada
 mereka  tapi  mereka  masih  ragu-ragu?  Jika  aku  menghadapi
 tugasku,  aku  takkan  pernah mundur! Aku tidak membawa ternak
 kurban itu kemari sebelum  aku  membelinya.  Sesudah  itu  aku
 melepaskan   ihram   seperti  mereka  juga,"  demikian  Muslim
 melaporkan.
 
 Setelah kaum  Muslimin  mengetahui,  bahwa  Rasulullah  sampai
 marah, ribuan mereka segera melepaskan pakaian ihramnya dengan
 perasaan menyesal sekali.  Juga  isteri-isteri  Nabi,  Fatimah
 puterinya  seperti yang lain juga melepaskan pakaian ihramnya.
 Yang masih mengenakan ihram hanya mereka yang  membawa  ternak
 kurban.

 Sementara  kaum  Muslimin  sedang menunaikan ibadah haji, Ali
 pun kembali dari ekspedisinya ke Yaman.  Ia  sudah  mengenakan
 pula  pakaian  ihram  sebagai  persiapan  pergi  haji  setelah
 diketahuinya bahwa Rasulullah memimpin jamaah berhaji.  Ketika
 ia menemui Fatimah dan dilihatnya sudah melepaskan kain ihram,
 hal  itu  ditanyakannya.  Fatimah   menerangkan   bahwa   Nabi
 menmerintahkan mereka supaya melepaskan ihram itu waktu umrah.
 Ia pun segera pergi  menemui  Nabi,  hendak  melaporkan  hasil
 perjalanannya ke Yaman. Selesai laporan itu Nabi berkata:
 
 "Pergilah bertawaf di Ka'bah kemudian lepaskan ihrammu seperti
 teman-temanmu yang lain."
 
 "Rasulullah"' kata Ali, "saya sudah mengucapkah ihlal  seperti
 yang tuan ucapkan."4
 
 "Kembalilah    dan    lepaskan   ihrammu   seperti   dilakukan
 teman-temanmu yang lain," kata Nabi lagi.
 
 "Rasulullah," demikian Ali berkata,  "ketika  saya  mengenakan
 ihram,  saya  sudah  berkata  begini: Allahumma Ya Allah, saya
 berihlal seperti  yang  dilakukan  oleh  NabiMu,  HambaMu  dan
 RasulMu Muhammad."
 
 Nabi   bertanya,  kalau-kalau  dia  sudah  mempunyai  binatang
 kurban. Setelah oleh Ali dijawab  tidak,  Muhammad  membagikan
 binatang kurban yang dibawanya itu kepada Ali. Dengan demikian
 Ali tetap mengenakan ihram dan melakukan  manasik  haji  akbar
 sampai selesai.

 Pada  hari  kedelapan  Zulhijjah,  yaitu Hari Tarwia, Muhammad
 pergi ke Mina. Selama sehari itu  sambil  melakukan  kewajiban
 salat  ia  tinggal  dalam  kemahnya itu. Begitu juga malamnya,
 sampai pada waktu fajar menyingsing pada  hari  haji.  Selesai
 salat  subuh,  dengan  menunggang  untanya  al-Qashwa' tatkala
 matahari mulai tersembul ia menuju  arah  ke  gunung  'Arafat.
 Arus-manusia  dari  belakang  mengikutinya.  Bilamana ia sudah
 mendaki  gunung  itu  dengan  dikelilingi  oleh  ribuan   kaum
 Muslimin  yang  mengikuti perjalanannya - ada yang mengucapkan
 talbiah, ada yang bertakbir,  sambil  ia  mendengarkan  mereka
 itu, dan membiarkan mereka masing-masing.
 
 Di  Namira,  sebuah  desa  sebelah  timur  'Arafat, telah pula
 dipasang sebuah kemah  buat  Nabi,  atas  permintaannya.  Bila
 matahari  sudah tergelincir, dimintanya untanya al-Qashwa, dan
 ia berangkat lagi sampai di perut wadi di bilangan 'Urana.  Di
 tempat  itulah  manusia  dipanggilnya, sambil ia masih di atas
 unta, dengan  suara  lantang;  tapi  sungguhpun  begitu  masih
 diulang  oleh  Rabi'a b. Umayya b. Khalaf. Setelah mengucapkan
 syukur dan puji kepada Allah dengan berhenti pada setiap  anak
 kalimat  ia  berkata,  "Wahai manusia sekalian!5 perhatikanlah
 kata-kataku ini! Aku tidak  tahu,  kalau-kalau  sesudah  tahun
 ini,  dalam  keadaan  seperti ini, tidak lagi aku akan bertemu
 dengan kamu sekalian.
 
 "Saudara-saudara!5 Bahwasanya darah kamu dan harta-benda  kamu
 sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini dan bulan ini
 yang suci   sampai  datang  masanya  kamu  sekalian  menghadap
 Tuhan.  Dan  pasti  kamu  akan menghadap Tuhan; pada waktu itu
 kamu dimintai pertanggung-jawaban atas segala perbuatanmu. Ya,
 aku sudah menyampaikan ini!
 
 "Barangsiapa  telah  diserahi  amanat,  tunaikanlah amanat itu
 kepada yang berhak menerimanya.
 
 "Bahwa semua riba sudah  tidak  berlaku.  Tetapi  kamu  berhak
 menerima   kembali  modalmu.  Janganlah  kamu  berbuat  aniaya
 terhadap orang lain, dan jangan  pula  kamu  teraniaya.  Allah
 telah  menentukan  bahwa  tidak  boleh lagi ada riba dan bahwa
 riba 'Abbas b. 'Abd'l-Muttalib semua sudah tidak berlaku.
 
 "Bahwa semua tuntutan darah selama masa jahiliah tidak berlaku
 lagi,  dan  bahwa tuntutan darah pertama yang kuhapuskan ialah
 darah Ibn Rabi'a bin'l Harith b. 'Abd'l-Muttalib!
 
 "Kemudian daripada itu saudara-saudara.5 Hari ini nafsu  setan
 yang   minta   disembah   di   negeri  ini  sudah  putus  buat
 selama-lamanya. Tetapi, kalau  kamu  turutkan  dia  walau  pun
 dalam  hal  yang  kamu  anggap kecil, yang berarti merendahkan
 segala amal perbuatanmu,  niscaya  akan  senanglah  dia.  Oleh
 karena itu peliharalah agamamu ini baik-baik.
 
 "Saudara-saudara.5  Menunda-nunda  berlakunya  larangan  bulan
 suci berarti memperbesar  kekufuran.  Dengan  itu  orang-orang
 kafir  itu  tersesat.  Pada satu tahun mereka langgar dan pada
 tahun lain mereka sucikan,  untuk  disesuaikan  dengan  jumlah
 yang  sudah  disucikan Tuhan. Kemudian mereka menghalalkan apa
 yang sudah diharamkan Allah dan mengharamkan mana  yang  sudah
 dihalalkan.
 
 "Zaman  itu  berputar  sejak Allah menciptakan langit dan bumi
 ini. Jumlah bilangan bulan menurut Tuhan ada  duabelas  bulan,
 empat   bulan  di  antaranya  ialah  bulan  suci,  tiga  bulan
 berturut-turut dan bulan Rajab itu antara  bulan  Jumadilakhir
 dan Sya'ban.
 
 "Kemudian  daripada  itu,  saudara-saudara.5  Sebagaimana kamu
 mempunyai hak atas isteri kamu, juga isterimu  sama  mempunyai
 hak   atas  kamu.  Hak  kamu-atas  mereka  ialah  untuk  tidak
 mengijinkan orang yang tidak kamu sukai menginjakkan  kaki  ke
 atas  lantaimu,  dan jangan sampai mereka secara jelas membawa
 perbuatan keji. Kalau sampai mereka melakukan semua itu  Tuhan
 mengijinkan kamu berpisah tempat tidur dengan mereka dan boleh
 memukul  mereka  dengan  suatu  pukulan  yang   tidak   sampai
 mengganggu.  Bila  mereka sudah tidak lagi melakukan itu, maka
 kewajiban kamulah memberi nafkah  dan  pakaian  kepada  mereka
 dengan  sopan-santun.  Berlaku  baiklah  terhadap isteri kamu,
 mereka itu kawan-kawan yang membantumu, mereka tidak  memiliki
 sesuatu  untuk  diri  mereka.  Kamu  mengambil  mereka sebagai
 amanat Tuhan,  dan  kehormatan  mereka  dihalalkan  buat  kamu
 dengan nama Tuhan.
 
 "Perhatikanlah  kata-kataku  ini,  saudara-saudara5  Aku sudah
 menyampaikan ini. Ada masalah yang  sudah  jelas  kutinggalkan
 ditangan  kamu, yang jika kamu pegang teguh, kamu takkan sesat
 selama-lamanya - Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.
 
 "Wahai  Manusia  sekalian!5  Dengarkan  kata-kataku  ini   dan
 perhatikan!  Kamu  akan  mengerti,  bahwa setiap Muslim adalah
 saudara  buat  Muslim  yang  lain,  dan  kaum  Muslimin  semua
 bersaudara.   Tetapi  seseorang  tidak  dibenarkan  (mengambil
 sesuatu) dari saudaranya,  kecuali  jika  dengan  senang  hati
 diberikan kepadanya. Janganlah kamu menganiaya diri sendiri.
 
 "Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?"
 
 Sementara  Nabi  mengucapkan  itu Rabi'a mengulanginya kalimat
 demi  kalimat,  sambil  meminta  kepada   orang   banyak   itu
 menjaganya  dengan  penuh  kesadaran. Nabi juga menugaskan dia
 supaya menanyai mereka  misalnya:  Rasulullah  bertanya  "hari
 apakah  ini?  Mereka  menjawab: Hari Haji Akbar! Nabi bertanya
 lagi: "Katakan kepada mereka, bahwa darah dan harta kamu  oleh
 Tuhan  disucikan,  seperti  hari  ini yang suci, sampai datang
 masanya kamu sekalian bertemu Tuhan."
 
 Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu ia berkata lagi:
 
 "Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?!"
 
 Maka serentak dari segenap penjuru orang menjawab: "Ya!"
 
 Lalu katanya:
 
 "Ya Allah, saksikanlah ini!"
 
 Selesai Nabi mengucapkan pidato ia  turun  dari  al-Qashwa'  -
 untanya  itu.  Ia  masih  di tempat itu juga sampai pada waktu
 sembahyang lohor dan asar. Kemudian  menaiki  kembali  untanya
 menuju  Shakharat.  Pada  waktu  itulah  Nahi  a.s. membacakan
 firman Tuhan ini kepada mereka:
 
 "Hari inilah Kusempurnakan agamamu  ini  untuk  kamu  sekalian
 dengan Kucukupkan NikmatKu kepada kamu, dan yang Kusukai Islam
 inilah menjadi agama kamu." (Qur'an, 5: 3)
 
 Abu Bakr ketika mendengarkan ayat itu ia menangis, ia  merasa,
 bahwa  risalah Nabi sudah selesai dan sudah dekat pula saatnya
 Nabi hendak menghadap Tuhan.
 
 Setelah  meninggalkan  Arafat  malam  itu  Nabi  bermalam   di
 Muzdalifa.  Pagi-pagi  ia bangun dan turun ke Masy'ar'l-Haram.
 Kemudian  ia  pergi  ke  Mina  dan  dalam  perjalanan  itu  ia
 melemparkan  batu-batu  kerikil. Bila sudah sampai di kemah ia
 menyembelih 63 ekor unta, setiap seekor unta untuk satu  tahun
 umurnya,  dan  yang  selebihnya  dari jumlah seratus ekor unta
 kurban  yang  dibawa  Nabi  sewaktu  keluar  dari  Medinah   -
 disembelih   oleh  Ali.  Kemudian  Nabi  mencukur  rambut  dan
 menyelesaikan ibadah hajinya.
 
 Dengan selesainya ibadah haji ini, ada orang yang menamakannya
 'Ibadah  haji  perpisahan'  yang lain menyebutkan 'ibadah haji
 penyampaian' ada lagi yang mengatakan  'ibadah  haji  Islam.'6
 Nama-nama   itu  memang  benar  semua.  Disebut  'ibadah  haji
 perpisahan' karena ini yang penghabisan kali Muhammad  melihat
 Mekah  dan  Ka'bah.  Dengan  'ibadah haji Islam,' karena Tuhan
 telah  menyempurnakan  agama  ini  kepada  umat  manusia   dan
 mencukupkan  pula nikmatNya. 'Ibadah haji penyampaian' berarti
 Nabi telah menyampaikan kepada umat  manusia  apa  yang  telah
 diperintahkan  Tuhan  kepadanya.  Tiada  lain  Muhammad  hanya
 memberi  peringatan  dan   pembawa   berita   gembira   kepada
 orang-orang beriman.
 
 Catatan kaki:
 
  1 Qur'an, 9: 29.
    
  2 Akil'l-Murar nama suatu kabilah dan sebutan ini
    menandakan keturunan amir-amir yang sangat dibanggakan
    (A).
    
  3 Lihat catatan bawah halaman 580 (A).
    
  4 Aslinya 'Innani ahlaltu kama ahlalta,' harfiah, Aku
    sudah ber-ihlal seperti tuan ber-ihlal: Dalam
    terminologi agama 'Ihlal, meninggikan suara dengan
    talbiah' (N). 'Ahalla, ihlal berarti meninggikan suara
    dengan talbiah di waktu haji atau umrah secara
    berulangulang' (LA) yang biasa dilakukan di miqat atau
    muhall, yaitu tempat yang telah ditentukan untuk
    memulai niat haji (A).
    
  5 Aslinya Ayyuhan-nas, harfiah: "Wahai manusia!" (A).
    
  6 Yakni 'Hijjat'l-Wada', 'hijjat'l-balagh' dan
    'hijjat'l-Islam , (A).
 
 ---------------------------------------------

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client