Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 19, 2011
 
BAGIAN KEDUAPULUH: 'UMRAT'L-QADZA1
 Muhammad Husain Haekal
 
    Keberangkatan Muslimin ke Mekah - Quraisy keluar dari
    Mekah - Muslimin memasuki Mekah - Muhammad bertawaf -
    Perkawinan Muhammad dengan Maimunah - Quraisy menolak
    dilangsungkan di Mekah - Khalid bin'l-Walid 'Amr
    bin'l-'Ash dan 'Uthman b. Talha masuk Islam.
 
 SETELAH  berjalan  setahun  sejak  berlakunya  isi  perjanjian
 Hudaibiya  Muhammad  dan  sahabat-sahabatnya sudah bebas dapat
 melaksanakan isi perjanjian  dengan  pihak  Quraisy  itu  guna
 memasuki  Mekah  dan  berziarah  ke  Ka'bah.  Atas  dasar  itu
 Muhammad  lalu  memanggil  orang   agar   bersiap-siap   untuk
 berangkat  melakukan  'umrat'l-qadza,  (umrah  pengganti) yang
 sebelum itu telah teralang.
 
 Dengan mudah  orang  sudah  dapat  memperkirakan  betapa  kaum
 Muslimin  menyambut  panggilan  itu.  Ada diantara mereka kaum
 Muhajirin yang sudah  tujuh  tahun  meninggalkan  Mekah,  kaum
 Anshar  yang  sudah  memang punya hubungan dagang dengan Mekah
 dan sudah  rindu  sekali  hendak  berziarah  ke  Ka'bah.  Oleh
 karenanya anggota rombongan itu telah bertambah sampai duaribu
 orang dari 1400 orang pada tahun yang lalu. Sesuai dengan  isi
 perjanjian  Hudaibiya tidak seorang pun dari mereka dibolehkan
 membawa senjata selain pedang tersarung. Tetapi Muhammad masih
 selalu kuatir akan adanya pengkhianatan. Seratus orang pasukan
 berkuda  di  bawah  komando  Muhammad  bin  Maslama  disiapkan
 berangkat  lebih dulu dengan ketentuan jangan melampaui Mekah,
 dan bila sampai di Marr'z-Zahran  supaya  mereka  menyusur  ke
 sebuah wadi tidak jauh dari sana.
 
 Ternak  kurban itu digiring oleh kaum Muslimin didepan mereka,
 terdiri dari enampuluh  ekor  unta,  didahului  oleh  Muhammad
 diatas  untanya  sendiri  al-Qashwa'.  Mereka  berangkat  dari
 Medinah dengan hati  yang  damba  hendak  memasuki  Umm'l-Qura
 (Mekah)  dan  bertawaf di Baitullah. Setiap Muhajirin menunggu
 ingin melihat daerah tempat ia dilahirkan, ingin melihat rumah
 tempat  ia dibesarkan, teman-teman yang ditinggalkan. Ia ingin
 menghirup udara harum tanah airnya yang suci itu, dengan penuh
 rasa  hormat  dan syahdu' ingin menyentuh bumi daerah suci dan
 kudus yang penuh berkah itu, yang telah melahirkan Rasul,  dan
 tempat wahyu pertama kali diturunkan.
 
 Orang  akan  dapat  membayangkan  suasana kemeriahan yang baru
 satu-satunya terjadi itu, yang bergerak karena di dorong  oleh
 rasa iman, terbawa oleh Rumah yang oleh Allah dijadikan tempat
 manusia berkumpul dan tempat yang aman.  Dengan  mata  hatinya
 orang  akan  melihat  betapa  besarnya rasa kegembiraan mereka
 itu.  Orang-orang  yang   sudah   pernah   dirintangi   hendak
 menunaikan   kewajiban   suci   itu   berangkat  dengan  penuh
 kegembiraan, akan memasuki Mekah dalam  keadaan  aman,  dengan
 bercukur kepala atau bergunting tanpa merasa takut lagi.

 Bilamana  Quraisy  sudah  mengetahui  kedatangan  Muhammad dan
 sahabat-sahabatnya, mereka segera keluar  dari  Mekah,  sesuai
 dengan bunyi persetujuan Hudaibiya. Mereka pergi kebukit-bukit
 berdekatan dan di tempat itu mereka memasang  kemah  dan  yang
 lain  ada  pula  yang berteduh di bawah-bawah pohon. Dari atas
 bukit Abu Qubais dan dari atas Hira, atau  dari  semua  tempat
 ketinggian  yang dapat melihat ke Mekah, orang-orang Mekah itu
 menjenguk, dengan mata ingin tahu, ingin  melihat  orang  yang
 dengan  kawan-kawannya  itu  dulu  terusir, ketika mereka kini
 datang  memasuki  Rumah  Suci,  tanpa  ada  lagi  pihak   yang
 mengalangi.

 Sekarang  kaum  Muslimin  sudah mulai menyusur dari arah utara
 Mekah. Abdullah b. Rawaha  ketika  itu  memegang  tali  keluan
 al-Qashwa'  sedang  sahabat-sahabat  besar  lainnya  berada di
 sekeliling  Nabi  'alaihissalam.  Barisan  yang  berjalan   di
 belakang  mereka  itu  terdiri  dari orang-orang yang berjalan
 kaki dan yang duduk  di  atas  unta.  Begitu  Rumah  Suci  itu
 terlihat  dihadapan  mereka  serentak  kaum Muslimin itu semua
 bergema dalam satu suara berseru: Labbaika,  labbaika!  dengan
 hati  dan  jiwa  tertuju  semata kepada Allah Yang Maha Agung,
 berkeliling dalam satu lingkaran dengan penuh harap dan hormat
 kepada  Rasul  yang telah diutus Allah dengan membawa petunjuk
 dan  agama  yang  benar,  yang  akan  mengatasi  semua  agama.
 Sebenarnya  ini  adalah  suatu  pemandangan  yang sungguh unik
 dalam sejarah, yang dapat menggetarkan segenap penjuru  tempat
 itu,  dan yang telah dapat menawan hati orang musyrik ke dalam
 Islam, betapa pun kerasnya mereka bertahan pada paganisma.

 Pada pemandangan yang unik itulah mata penduduk Mekah tertaut.
 Sementara  suara  yang  keluar  dari kalbu menggema: Labbaika,
 labbaika! tetap  menembus  telinga  dan  menggetarkan  jantung
 mereka.
 
 Sesampainya    Rasul   di   mesjid   ia   menyelubungkan   dan
 menyandangkan kain jubahnya di badan dengan membiarkan  lengan
 kanan terbuka sambil mengucapkan:
 
 "Allahuma  irham imra'an arahum al-yauma min nafsihi quwatan."
 ("Ya Allah, berikanlah rahmat  kepada  orang,  yang  hari  ini
 telah memperlihatkan kemampuan dirinya.")
 
 Kemudian  ia  menyentuh  sudut  hajar  aswad  (batu hitam) dan
 berlari-lari kecil, yang diikuti  oleh  sahabat-sahabat,  juga
 dengan berlari-lari. Setelah menyentuh ar-rukn'l-yamani (sudut
 selatan) ia berjalan biasa sampai menyentuh hajar aswad,  lalu
 berlari-lari  lagi berkeliling sampai tiga kali dan selebihnya
 dengan berjalan biasa.  Setiap  ia  berlari  kedua  ribu  kaum
 Muslimin  itu  juga  ikut berlari-lari, dan setiap ia berjalan
 mereka pun ikut pula berjalan. Dalam pada  itu  pihak  Quraisy
 menyaksikan  semua itu dari atas bukit Abu Qubais. Pemandangan
 ini sangat mempesonakan mereka. Tadinya orang  bicara  tentang
 Muhammad  dan  sahabat-sahabatnya  itu,  bahwa  mereka  sedang
 berada dalam kesulitan, dalam keadaan susah payah. Tetapi  apa
 yang  mereka lihat sekarang ternyata menghapus segala anggapan
 tentang kelemahan Muhammad dan sahabat-sahabatnya itu.
 
 Karena bersemangatnya dalam  saat  seperti  itu,  Abdullah  b.
 Rawaha  bermaksud  hendak  melontarkan  kata-kata  yang berisi
 teriakan perang ke muka Quraisy. Tetapi segera  dilarang  oleh
 Umar, dan Rasul juga berkata kepadanya:
 
 "Sabarlah, Ibn Rawaha; atau ucapkan  sajalah:  La  ilaha  illa
 Allah    wahdah,    wanashara    abdah    wa'a'azza    jundah,
 wakhadhala'l-ah-zaba wahdah." ("Tiada tuhan selain Allah  Yang
 Tunggal,  Yang  telah menolong hambaNya, memperkuat tentaraNya
 dan menghancurkan Sendiri musuh yang bersekutu.")
 
 Abdullah ibn Rawaha kemudian  mengucapkan  pula  dengan  suara
 keras  yang  kemudian  disambut  oleh kaum Muslimin. Suara itu
 bersahut-sahutan dan berkumandang  ke  tepi-tepi  wadi  dengan
 dahsyat sekali, kedahsyatannya membubung dan menyusup ke dalam
 jantung orang-orang yang sedang berada di  atas  gunung-gunung
 sekitar tempat itu.
 
 Selesai  kaum  Muslimin bertawaf di Ka'bah, Muhammad berpindah
 memimpin mereka ke bukit Shafa dan Marwa yang  di  lalui  dari
 atas  kendaraannya  sebanyak  tujuh kali, seperti halnya orang
 Arab dahulu. Kemudian ternak kurban  itu  disembelih  dan  dia
 bercukur.  Dengan  demikian  selesailah sudah ibadah umrah itu
 dikerjakan.
 
 Keesokan harinya Muhammad memasuki Ka'bah dan  tinggal  disana
 sampai  waktu sembahyang lohor. Pada waktu itu berhala-berhala
 masih banyak memenuhi tempat itu. Tetapi meskipun begitu Bilal
 naik   juga   ke  atap  Ka'bah  lalu  menyerukan  adhan  untuk
 bersembahyang  lohor  di  tempat   tersebut.   Kemudian   Nabi
 bersembahyang dengan bertindak sebagai imam, atas duaribu kaum
 Muslimin di Rumah Suci  itu.  Selama  tujuh  tahun  sebelumnya
 mereka  teralang  melakukan  salat  menurut  pimpinan Islam di
 tempat itu.

 Kaum Muslimin tinggal selama tiga hari di Mekah seperti  sudah
 di  tentukan  dalam  Perjanjian  Hudaibiya,  sesudah  kota itu
 dikosongkan  dari  penduduk.  Selama  tinggal  di  situ   kaum
 Muslimin  tidak mengalami sesuatu gangguan. Kalangan Muhajirin
 menggunakan  kesempatan  menengok   rumah-rumah   mereka   dan
 mengajak  pula  sahabat-sahabatnya  dari  pihak  Anshar  turut
 menengoknya. Seolah mereka semua penduduk kota yang aman  itu.
 Mereka  semua  bertindak  menurut  tuntunan Islam, setiap hari
 menjalankan kewajiban kepada Tuhan dengan melakukan salat  dan
 samasekali   menghilangkan   sikap   tinggi  diri,  yang  kuat
 membimbing yang lemah, yang kaya membantu  yang  miskin.  Nabi
 sendiri  di  tengah-tengah  mereka  sebagai  seorang ayah yang
 penuh cinta dan dicintai. Yang  seorang  di  ajaknya  tertawa,
 yang lain di ajaknya bergurau.
 
 Tetapi semua yang dikatakannya selalu yang sebenarnya.
 
 Dalam pada itu orang-orang Quraisy dan penduduk Mekah lainnya,
 dari tempat-tempat mereka di lereng-lereng  bukit  menyaksikan
 sendiri  pemandangan  yang luarbiasa dalam sejarah itu. Mereka
 melihat orang-orang dengan akhlak yang demikian rupa  -  tidak
 minum  minuman keras, tidak melakukan perbuatan maksiat, tidak
 mudah tergoda oleh  makanan  dan  minuman.  Kehidupan  duniawi
 tidak  sampai  mempengaruhi mereka. Mereka tidak melanggar apa
 yang  dilarang,  mereka  menjalankan  apa  yang  diperintahkan
 Tuhan.  Alangkah  besarnya  pengaruh  yang  ditinggalkan  oleh
 pemandangan demikian itu,  yang  sebenarnya  telah  mengangkat
 martabat umat manusia ke tingkat yang paling tinggi!
 
 Tidak  terlalu  sulit  orang  akan  menilai kiranya bila sudah
 mengetahui,  bahwa  beberapa  bulan  kemudian  Muhammad  telah
 kembali  lagi  dan  dapat  membebaskan  Mekah  dengan kekuatan
 sebanyak 10.000 orang Muslimin.
 
                              ***
 
 Umm'l-Fadzl isteri Abbas b. Abd'l-Muttalib paman  Nabi,  telah
 mewakili     Maimunah    saudaranya    ketika    perkawinannya
 dilangsungkan.  Maimunah  ketika  itu  berusia  duapuluh  enam
 tahun,  dan dia adalah bibi Khalid bin'l-Walid dari pihak ibu.
 Umm'l-Fadzl meminta Abbas suaminya bertindak mewakilinya dalam
 mengawinkan  saudaranya  itu. Maimunah sendiri setelah melihat
 keadaan umat  Islam  dalam  'umrat'l-qadza'  hatinya  tertarik
 sekali  kepada  Islam.  Kemudian  datang  Abbas  yang meminang
 kemenakannya itu agar ia sudi mengawini Maimunah. Tawaran  ini
 diterima  oleh  Muhammad  dan  diberinya mas kawin sebesar 400
 dirham.
 
 Waktu tiga  hari  yang  sudah  ditentukan  menurut  Perjanjian
 Hudaibiya  telah  berakhir.  Akan  tetapi dengan perkawinannya
 dengan Maimunah  itu  Muhammad  ingin  memperpanjang  waktunya
 supaya  didapat  jalan  lebih  baik  dalam  mengadakan  saling
 pengertian dengan pihak Quraisy.
 
 Akan tetapi pada waktu itu juga dari pihak Quraisy  Suhail  b.
 'Amr  dan  Huwaitib  b.  'Abd'l  'Uzza  datang kepada Muhammad
 dengan mengatakan:
 
 "Waktumu sudah habis; silakan keluar."
 
 "Apa salahnya kalau kamu membiarkan aku  selama  melangsungkan
 perkawinan  berada  di  tengah-tengah  kamu? Kami akan membuat
 jamuan dan  kalian  ikut  hadir,"  demikian  jawaban  Muhammad
 kepada    mereka,    dengan    kesadaran    betapa    dalamnya
 'umrat'l-qadza' itu meninggalkan  kesan  dalam  hati  penduduk
 Mekah, betapa benar hal itu mempesonakan mereka, membuat sikap
 permusuhan mereka jadi reda. Ia mengetahui, bahwa kalau mereka
 mau  memenuhi undangannya untuk perjamuan itu dan dapat saling
 mengadakan dialog, maka dengan mudah pintu Mekah akan  terbuka
 di  hadapannya.  Dan  ini pulalah yang dikuatirkan oleh Suhail
 dan Huwaitib, dan karena itu mereka berkata lagi:
 
 "Kami tidak memer]ukan jamuanmu. Keluar sajalah."
 
 Dengan  tidak  ragu-ragu   Muhammad   pun   mengalah   kepada
 permintaan   mereka   sesuai   dengan  perjanjian  yang  harus
 dilaksanakan. Kepada  segenap  Muslirnin  diumumkan  siap-siap
 meninggalkan  tempat.  Sesudah  itu  ia  pun  berangkat dengan
 diikuti kaum Muslimin.  Ketika  itu  yang  tinggal  ialah  Abu
 Rafi',  bekas budaknya yang kemudian menyusul membawa Maimunah
 ke Sarif2 dan perkawinan dilangsungkan di  sana  Dan  Maimunah
 sebagai  Umm'l-Mu'minin  adalah isteri Nabi yang terakhir yang
 masih hidup limapuluh tahun kemudian sesudah  Nabi  wafat.  Ia
 minta    dikuburkan   di   tempat   Rasulullah   melangsungkan
 perkawinannya.  Salma,  janda  pamannya  Hamzah  dan   saudara
 perempuan  Maimunah  serta  'Ammara (puteri Hamzah) yang masih
 perawan belum kawin, telah menjadi tanggungan Muhammad pula.

 Kaum Muslimin sudah sampai kembali dan sudah menetap  lagi  di
 Medinah.   Dalam   pada   itu   Mullammad   pun   yakin  bahwa
 'umrat'l-qada' itu  telah  meninggalkan  pengaruh  yang  cukup
 besar  dalam  hati Quraisy dan seluruh penduduk Mekah. Juga ia
 yakin  bahwa  sebagai  akibat  semua  itu  akan  timbul   pula
 peristiwa-peristiwa penting yang berjalan cepat sekali.

 Sejarah  telah  membenarkan  perkiraannya. Begitu ia berangkat
 kembali ke Medinah, Khalid  bin'l-Walid  -  Jenderal  Kaveleri
 kebanggaan  Quraisy dan pahlawan perang Uhud itu telah berdiri
 di tengah-tengah sidang masyarakatnya sendiri sambil berkata:
 
 "Sekarang nyata sudah bagi setiap orang yang berpikiran sehat,
 bahwa Muhammad bukan tukang sihir, juga bukan seorang penyair.
 Apa yang dikatakannya adalah firman Tuhan  semesta  alam  ini.
 Setiap  orang  yang  punya  hati  nurani  berkewajiban menjadi
 pengikutnya."
 
 'Ikrima b. Abi Jahl merasa ngeri sekali mendengar kata-katanya
 itu.
 
 "Khalid,"   kata  'Ikrima  kemudian,  "engkau  telah  bertukar
 agama."3
 
 Selanjutnya terjadi percakapan antara mereka sebagai berikut:
 
 Khalid   Aku tidak bertukar agama, tetapi aku mengikuti  agama
 Islam.
 
 'Ikrima    Tak  ada  orang  akan  berkata  begitu  di kalangan
 Quraisy selain engkau.
 
 Khalid - Mengapa ?
 
 'Ikrima - Ya, sebab Muhammad sudah menjatuhkan derajat  ayahmu
 ketika  ia  dilukai.  Pamanmu dan sepupumu sudah dibunuhnya di
 Badr. Demi Allah, aku tidak akan masuk Islam  dan  tidak  akan
 mengeluarkan  kata-kata  seperti kau itu, Khalid. Engkau tidak
 melihat Quraisy yang sudah berusaha hendak membunuhnya?
 
 Khalid - Itu hanya semangat  dan  fanatisma  jahiliah.  Tetapi
 sekarang, setelah kebenaran itu bagiku sudah jelas, demi Allah
 aku mengikut agama Islam.
 
 Setelah itu Khalid lalu  mengutus  pasukan  berkudanya  kepada
 Nabi menyatakan dirinya masuk Islam dan mengakuinya.
 
 Khalid  menganut  Islam  ini  beritanya  kemudian  sampai juga
 kepada Abu Sufyan. Khalid di panggil.
 
 "Benarkah apa yang kudengar tentang engkau?" tanya Abu Sufyan.
 Setelah  dijawab  oleh  Khalid, bahwa memang benar, Abu Sufyan
 marah-marah seraya katanya:
 
 "Demi Lata dan 'Uzza. Kalau  aku  sudah  mengetahui  apa  yang
 kaukatakan   benar,  niscaya  engkaulah  yang  akan  kuhadapi,
 sebelum aku menghadapi Muhammad."
 
 "Dan memang itulah yang benar, apa pun yang akan terjadi."
 
 Terbawa oleh kemarahannya ketika  itu  juga  Abu  Sufyan  maju
 hendak  menyerangnya. Tetapi 'Ikrima yang pada waktu itu turut
 hadir segera bertindak mengalanginya seraya berkata:
 
 "Abu Sufyan, sabarlah. Seperti engkau, aku juga  kuatir  kelak
 akan  mengatakan sesuatu seperti kata-kata Khalid itu dan ikut
 ke  dalam  agamanya.  Kamu   akan   membunuh   Khalid   karena
 pandangannya  itu,  padahal  seluruh Quraisy sependapat dengan
 dia. Sungguh aku kuatir, jangan-jangan sebelum  bertemu  tahun
 depan seluruh penduduk Mekah sudah menjadi pengikutnya."

 Sekarang  Khalid sudah pergi meninggalkan Mekah ke Medinah. Ia
 menggabungkan diri ke dalam barisan Muslimin
 
 Sesudah Khalid, ikut pula 'Amr bin'l-'Ash dan 'Uthman b. Talha
 penjaga  Ka'bah,  masuk  Islam. Dengan masuknya mereka kedalam
 agama Islam,  maka  banyak  pula  penduduk  Mekah  yang  turut
 menjadi  pengikut  agama  ini. Dengan demikian kedudukan Islam
 makin menjadi kuat, dan terbukanya pintu Mekah  buat  Muhammad
 sudah tidak diragukan lagi.
 
 Catatan kaki:
    
  1 Umra berarti ziarah ke Mesjid Suci dengan
    syarat-syarat tertentu. (N) dalam melakukan ibadah
    "haji kecil" yang berbeda dengan ibadah haji yang
    biasa, tidak mesti dilakukan dalam waktu khusus selama
    dalam setahun. 'Umrat'l-Qadziya, kata qadza dapat
    diartikan pengganti yakni pengganti umrah yang tidak
    jadi dilaksanakan karena dirintangi oleh pihak Quraisy
    di Hudaibiya, atau dengan arti penunaian yaitu
    menunaikan isi perjanjian Hudaibiya, bahwa Ibadah itu
    dapat dilakukan pada tahun berikutnya setelah
    berlakunya perjanjian. Lepas dari pengertian fikih
    dalam terjemahan ini dipakai arti yang pertama. (A).
    
  2 Sarif sebuah tempat di dekat Mekah, yang didalam
    memperkirakan jaraknya masih terdapat perbedaan
    pendapat antara 6 dan 12 mil.
    
  3 Bertukar agama (apostasi), shaba'a, harfiah berarti
    berputar ke, pindah dari, suatu agama kepada agama lain
    (N). Maksudnya berbalik menganut agama Islam. Menurut
    LA masih seakar dengan Sabianisma (lihat halaman 33),
    suatu tuduhan yang populer di kalangan Quraisy (A).
 

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client