Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 19, 2011
 
BAGIAN KEDUAPULUH SATU: KHAIBAR DAN UTUSAN KEPADA RAJA-RAJA
 Muhammad Husain Haekal                                   (4/4)
 
 Ada pun Kisra Maharaja  Persia,  begitu  surat  Muhammad  yang
 mengajaknya menganut Islam itu dibacakan, baginda murka sekali
 dan surat itu  disobeknya.  Sepucuk  surat  segera  dikirimnya
 kepada  Bazan,  penguasanya  di  Yaman  dengan perintah supaya
 kepala itu laki-laki yang di Hijaz  segera  dibawa  kepadanya.
 Barangkali  menurut perkiraannya ini akan meringankan pengaruh
 kekalahannya berhadapan dengan Heraklius.
 
 Setelah kata-kata Kisra serta perbuatannya merobek-robek surat
 itu disampaikan kepada Nabi, ia berkata:
 
 "Allah telah merobek-robek kerajaannya."
 
 Ternyata  Bazan  ini  telah  pula  mengirimkan  utusan  dengan
 sepucuk surat kepada Muhammad dan dalam  pada  itu  Kisra  pun
 telah  pula  digantikan  oleh  puteranya  Syiruya (Kavadh II).
 Peristiwa ini telah diketahui oleh Nabi sehingga sekaligus  ia
 dapat  memberitahukan  kejadian ini kepada utusan-utusan Bazan
 itu. Kepada mereka dimintanya pula supaya mereka  ini  menjadi
 utusan-utusannya  kepada  Bazan  dengan  mengajaknya  menganut
 Islam. Sebenarnya penduduk Yaman sudah mengetahui bencana yang
 telah  menimpa Persia itu dan sudah merasa pula akan hancurnya
 kerajaan itu.  Juga  berita-berita  kemenangan  Muhammad  atas
 Quraisy  dan  hancurnya  kekuasaan  Yahudi  sudah  pula sampai
 kepada mereka.
 
 Setelah  utusan-utusan  Bazan  itu  kembali  dan  pesan   Nabi
 disampaikan kepada penguasa itu, dengan senang hati ia menjadi
 orang Islam dan tetap  sebagai  penguasa  Muhammad  di  Yaman.
 Kiranya   apakah  yang  akan  diminta  oleh  Muhammad  kepada
 penguasanya itu mengingat  Mekah  yang  masih  dalam  sengketa
 dengan dia? Sebenarnya, setelah bayangan Persia menghilang, ia
 telah  mendapat  keuntungan  dengan  berlindung  kepada  suatu
 kekuatan  yang  baru  tumbuh  di negeri Arab itu, dengan tidak
 meminta risiko apa-apa dan bisa jadi Bazan sendiri ketika  itu
 tidak  sampai  memperhitungkan,  bahwa  penggabungannya kepada
 Muhammad sudah merupakan suatu perbentengan yang  kuat  sekali
 di  pihak  Islam  bagian  selatan  jazirah  itu,  seperti yang
 terbukti dalam  peristiwa-peristiwa  yang  terjadi  dua  tahun
 kemudian.

 Tetapi  jawaban  Muqauqis,  seorang  pembesar  Kopti di Mesir,
 tidak sama dengan  jawaban  Kisra,  bahkan  lebih  indah  lagi
 daripada jawaban Heraklius. Kepada Mulmammad ia memberitahukan
 bahwa ia memang  percaya,  bahwa  seorang  nabi  akan  datang,
 tetapi  kedatangannya  itu  di  Syam.  Ia menyambut utusan itu
 dengan segala penghormatan sebagaimana mestinya.  Kemudian  ia
 mengirim   hadiah  di  tangan  utusan  itu  berupa  dua  orang
 dayang-dayang, seekor  bagal  putih,  seekor  himar,  sejumlah
 harta  dan  bermacam-macam  produksi Mesir lainnya. Maria dari
 dua dayang-dayang itu diterima  buat  Nabi  sendiri  dan  yang
 kemudian  telah  melahirkan  Ibrahim, dan Sirin dihadiahkannya
 kepada Hassan b. Thabit. Ada pun bagal itu  oleh  Nahi  diberi
 nama   "Duldul"   dan   warna  putihnya  memang  unik  sekali
 dibandingkan dengan  bagal-bagal  yang  ada  di  negeri-negeri
 Arab,  sedang  keledainya  diberi nama "Ufair" atau "Ya'fur."
 Hadiah itu oleh Muhammad diterima baik, dan disebutkan,  bahwa
 Muqauqis tidak sampai menganut Islam, sebab dia takut kerajaan
 Mesir akan direnggut oleh Rumawi. Kalau tidak karena itu tentu
 ia  akan  sudah beriman dan termasuk orang yang telah mendapat
 hidayah pula.

 Setelah kita ketahui adanya hubungan yang begitu  baik  antara
 Najasyi  di  Abisinia dengan kaum Muslimin, sudah wajar sekali
 bila balasannya juga akan sangat baik, sehingga  ada  beberapa
 sumber  menyebutkan  bahwa  ia telah masuk Islam, meskipun ada
 juga   segolongan   Orientalis   yang    masih    menyangsikan
 keislamannya  itu.  Akan  tetapi  disamping  surat yang berisi
 ajakan kepada Islam disertai pula sepucuk  surat  lain  dengan
 permintaan  supaya  umat  Muslimin  yang ada di Abisinia sudah
 dapat dikembalikan ke Medinah. Dalam  hal  ini  Najasyi  telah
 menyiapkan  dua  buah  kapal  yang  akan mengangkut mereka itu
 dengan dipimpin oleh Ja'far b. Abi Talib. Dalam rombongan  ini
 ikut  pula  Umm Habiba (Ramla) bt. Abi Sufyan setelah suaminya
 meninggal, yaitu Abdullah ibn Jahsy yang  datang  ke  Abisinia
 sebagai  Muslim  kemudian  menjadi  Nasrani dan tetap menganut
 agama Nasrani itu sampai matinya.

 Sekembalinya dari Abisinia Umm  Habiba  ini  kemudian  menjadi
 salah  seorang  isteri  Nabi dan Umm'l-Mukminin. Beberapa ahli
 sejarah mengatakan bahwa Nabi mengawini Umm Habiba ini  dengan
 maksud  hendak  mengadakan  pertalian  nasab dengan Abu Sufyan
 sebagai  penegasan  lebih  kuat   lagi   terhadap   perjanjian
 Hudaibiya.  Yang  lain berpendapat bahwa perkawinan Umm Habiba
 dengan Muhammad dengan  Abu  Sufyan  yang  masih  tetap  dalam
 paganisma  -  hanya  akan  menimbulkan kekesalan dan kesedihan
 saja dalam hatinya.
 
 Sebaliknya amir-amir  (penguasa-penguasa)  Arab,  baik  mereka
 yang  dari Yaman atau dari Omman telah membalas surat Nabi itu
 dengan kasar sekali, sedang amir  Bahrain  membalasnya  dengan
 baik  dan  dia  pun  masuk  Islam.  Sebaliknya amir Yamama, ia
 memperlihatkan kesediaannya akan masuk Islam asal dia diangkat
 jadi  gubernur.  Karena  ambisinya  itu  oleh Nabi ia dikutuk.
 Penulis-penulis sejarah  menyebutkan,  bahwa  tidak  berselang
 setahun kemudian orang itu pun meninggal.
 
 Pembaca  akan  memperhatikan  sekali  sikap  lemah-lembut  dan
 pandangan yang  begitu  baik  yang  terkandung  dalam  jawaban
 sebagian  besar  raja-raja  dan  penguasa-penguasa  itu. Tiada
 seorang pun dari utusan-utusan Muhammad itu yang dibunuh  atau
 dipenjarakan.  Bahkan  mereka  semua  kembali  dengan  membawa
 balasan pesan yang sebahagian  besar  lemah-lembut,  sekalipun
 dua  balasan  diantaranya  ada  yang kasar sifatnya. Bagaimana
 sebenarnya raja-raja itu menerima ajakan agama baru ini  tanpa
 bertindak   menghasut  pembawa  ajakan  itu,  juga  tanpa  mau
 menindasnya beramai-ramai? Soalnya  ialah  karena  dunia  pada
 waktu  itu  sama  seperti dunia kita sekarang, pengaruh materi
 telah menguasai kehidupan rohani; yang  menjadi  tujuan  hidup
 ialah  kemewahan. Bangsa-bangsa saling berperang karena hendak
 mencari kemenangan, ingin memenuhi dan  memuaskan  ambisi  dan
 nafsu  raja-raja  dan  penguasa-penguasa itu ingin hidup lebih
 mewah lagi. Dalam dunia semacam ini segala  pengertian  akidah
 atau  keyakinan  akan jatuh ke bawah kaki upacara-upacara yang
 demonstratif sifatnya, sedang apa yang dilaksanakan itu  tanpa
 disertai  hati  yang  penuh  iman.  Yang  dijadikan  perhatian
 hanyalah supaya hal itu berada di  tangan  pemegang  kekuasaan
 yang   dapat   memberi  makan,  pakaian  dan  menjamin  adanya
 kesejahteraan dan  kemakmuran  hidup  dengan  segala  kekayaan
 harta   benda.   Upacara-upacara  itu  dipertahankan  hanyalah
 sekedar  hendak  memenuhi  kepentingan   materi   itu.   Kalau
 kepentingan  itu  sudah tak ada lagi, semangat mereka pun jadi
 hancur dan nafsu mengadakan perlawanan juga jadi lemah sekali.
 
 Orang mendengar ada ajakan baru sekitar suatu  ajaran  tentang
 iman - yang mudah dan kuat, yang membuat semua manusia sama di
 hadapan Tuhan Yang Maha Tunggal, Tempat  orang  menyembah  dan
 meminta  pertolongan. Yang menentukan apa yang berguna dan apa
 yang tidak untuk dirinya itu. Dengan cahaya yang memancar dari
 kehendak  Tuhan,  ia  akan  menganggap  kecil  segala  ancaman
 raja-raja di muka bumi  ini  semua.  Orang  yang  hanya  takut
 kepada   kemurkaan  Tuhan  ia  akan  dapat  menggetarkan  hati
 raja-raja yang sedang hanyut dalam kemenangan hidup itu. Hanya
 orang  yang  bertaubatlah,  orang yang benar-benar beriman dan
 berbuat kebaikan sajalah dapat mengharapkan pengampunan Tuhan.
 
 Oleh karena itu, tatkala orang mendengar tentang adanya ajakan
 baru  itu,  dan  melihat  pembawanya  begitu  tabah menghadapi
 segala macam penindasan, menghadapi kekejaman, penyiksaan  dan
 segala  kekuatan  hidup  materi, dengan kekuatannya yang terus
 berkembang, padahal dia adalah yatim piatu, miskin  dan  tidak
 punya  apa-apa,  suatu  hal yang tak pernah terbayangkan, baik
 oleh  negerinya  sendiri  atau  pun  oleh  negeri-negeri  Arab
 lainnya  -  ketika itulah orang menjulurkan leher, ia memasang
 telinga baik-baik, jiwanya merasa haus, hatinya ingin  terbang
 melihat  sumber mata-air itu; hanya saja masih ada rasa takut,
 rasa sangsi yang mengalanginya dari kenyataan  yang  ada  itu.
 Itu  sebabnya  maka ada diantara raja-raja itu yang memberikan
 balasan dengan sangat lemah-lembut, dan dengan  demikian  iman
 dan keyakinan kaum Muslimin pun makin kuat pula.
 
 Muhammad  sudah kembali dari Khaibar. Ja'far bersama-sama kaum
 Muslimin  sudah  kembali  dari  Abisinia,  dan   utusan-utusan
 Muhammad   juga   sudah   pula   kembali  dari  tempat  mereka
 masing-masing  ditugaskan.  Mereka  semua  bertemu   lagi   di
 Medinah.  Mereka  bertemu untuk sama-sama tinggal selama dalam
 tahun itu, dengan  penuh  rindu  menantikan  tahun  yang  akan
 datang,  akan  menunaikan  ibadah haji ke Mekah, memasuki kota
 itu dengan aman tenteram, dengan kepala dicukur atau digunting
 tanpa  akan  merasa takut. Begitu gembiranya Muhammad berjumpa
 dengan   Ja'far   sampai   ia   berkata,   mana   yang   lebih
 menggembirakan  hatinya:  kemenangannya  atas  Khaibar ataukah
 pertemuannya dengan Ja'far. Pada waktu itulah timbulnya cerita
 yang  mengatakan,  bahwa  pihak Yahudi telah menyihir Muhammad
 dengan  perbuatan  Labid,  sehingga  ia  mengira   bahwa   dia
 melakukan    sesuatu,    padahal    ia   tidak   melakukannya.
 Sumber-sumber cerita ini sebenarnya sangat  kacau  sekali  dan
 ini menguatkan pendapat orang yang mengatakan bahwa cerita ini
 cuma dibikin-bikin dan samasekali tidak punya dasar.

 Kaum Muslimin tinggal di Medinah dengan aman dan tenteram, dan
 menikmati  hidup  dan  menikmati  karunia  dan keridaan Tuhan.
 Masalah perang tidak mereka pikirkan lagi.  Tidak  lebih  yang
 dilakukan  hanya  mengirimkan  pasukan-pasukan  guna  menindak
 barangsiapa  saja  yang  bermaksud  hendak  melanggar  hak-hak
 orang, atau hendak merampas harta-benda orang.
 
 Setelah  berjalan  setahun - ketika itu bulan Zulkaidah - Nabi
 pun berangkat dengan  membawa  duaribu  orang  guna  melakukan
 umrah  pengganti  sesuai dengan ketentuan-ketentuan Hudaibiya,
 juga untuk menghilangkan rasa haus yang sudah sangat dirasakan
 oleh jiwa yang tengah dahaga hendak menunaikan ibadah ke Rumah
 Purba itu.
 
 Catatan kaki:
 
  1 Muqauqis konon bukan nama pribadi, melainkan gelar
    penguasa-penguasa Mesir pada saat-saat terakhir
    kekuasaan Rumawi, dari bahasa Kopti, Pkauchios (A).
    
  2 Tentang arti dan paradigma kata-kata ini pendapat
    orang bermacam-macam. Diantara arti kata arisiyin
    (jamak arisi) ialah kata arisiyin pelayan-pelayan dan
    dayang-dayang. Maksud kalimat itu ialah dia
    bertanggungjawab atas dosa rakyatnya karena dia
    merintangi mereka dari agama. (Lihat Nihaya-nya
    Ibn'l-Athir dan kamus-kamus bahasa, sub verbo,
    "ra-asa.")
    
  3 Fadak ialah sebuah desa daerah koloni Yahudi di
    Hijaz, tidak jauh dari Medinah (A).
    
  4 Wadi'l-Qura ialah sebuah wadi atau lembah terletak
    antara Medinah dengan Syam (A).
    
  5 Himsh atau Homs, sebuah kota lama (Emesa) di Suria
    Tengah (A).
 
 ---------------------------------------------
 

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client