Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 18, 2011
BAGIAN PERTAMA: ARAB PRA-ISLAM                           (1/4)
 Muhammad Husain Haekal
 
    Sumber peradaban pertama - Agama Yahudi dan Kristen
    - Sekta-sekta Kristen dan Pertentangannya - Majusi
    Persia di jazirah Arab - Jalan-jalan kafilah - Yaman
    dan peradabannya - Sebabnya Jazirah bertahan pada
    paganisma.

 PENYELIDIKAN mengenai sejarah peradaban manusia dan dari  mana
 pula  asal-usulnya,  sebenarnya  masih  ada hubungannya dengan
 zaman kita sekarang  ini.  Penyelidikan  demikian  sudah  lama
 menetapkan,  bahwa  sumber peradaban itu sejak lebih dari enam
 ribu  tahun  yang  lalu  adalah  Mesir.  Zaman   sebelum   itu
 dimasukkan orang kedalam kategori pra-sejarah. Oleh karena itu
 sukar sekali akan sampai kepada suatu  penemuan  yang  ilmiah.
 Sarjana-sarjana   ahli   purbakala   (arkelogi)  kini  kembali
 mengadakan penggalian-penggalian  di  Irak  dan  Suria  dengan
 maksud  mempelajari  soal-soal  peradaban  Asiria  dan Funisia
 serta  menentukan  zaman  permulaan   daripada   kedua   macam
 peradaban  itu:  adakah  ia  mendahului  peradaban  Mesir masa
 Firaun dan sekaligus mempengaruhinya, ataukah ia menyusul masa
 itu dan terpengaruh karenanya?
 
 Apapun  juga  yang  telah  diperoleh  sarjana-sarjana arkelogi
 dalam bidang  sejarah  itu,  samasekali  tidak  akan  mengubah
 sesuatu  dari kenyataan yang sebenarnya, yang dalam penggalian
 benda-benda kuno Tiongkok dan Timur Jauh belum  memperlihatkan
 hasil  yang  berlawanan.  Kenyataan  ini  ialah  bahwa  sumber
 peradaban pertama - baik di Mesir, Funisia atau Asiria  -  ada
 hubungannya  dengan  Laut Tengah; dan bahwa Mesir adalah pusat
 yang paling menonjol membawa peradaban pertama itu  ke  Yunani
 atau  Rumawi,  dan  bahwa peradaban dunia sekarang, masa hidup
 kita  sekarang  ini,  masih  erat  sekali  hubungannya  dengan
 peradaban pertama itu.
 
 Apa   yang   pernah   diperlihatkan   oleh  Timur  Jauh  dalam
 penyelidikam tentang sejarah peradaban, tidak  pernah  memberi
 pengaruh  yang jelas terhadap pengembangan peradaban-peradaban
 Fira'un, Asiria atau Yunani, juga tidak pernah mengubah tujuan
 dan  perkembangan  peradaban-peradaban  tersebut. Hal ini baru
 terjadi sesudah  ada  akulturasi  dan  saling-hubungan  dengan
 peradaban      Islam.     Di     sinilah     proses     saling
 pengaruh-mempengaruhi itu terjadi, proses asimilasi yang sudah
 sedemikian  rupa, sehingga pengaruhnya terdapat pada peradaban
 dunia yang menjadi pegangan umat manusia dewasa ini.

 Peradaban-peradaban itu sudah begitu berkembang  dan  tersebar
 ke  pantai-pantai Laut Tengah atau di sekitarnya, di Mesir, di
 Asiria dan Yunani sejak ribuan tahun yang  lalu,  yang  sampai
 saat  ini  perkembangannya  tetap dikagumi dunia: perkembangan
 dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam bidang  pertanian,
 perdagangan,  peperangan  dan  dalam  segala  bidang  kegiatan
 manusia.   Tetapi,   semua   peradaban   itu,    sumber    dan
 pertumbuhannya,  selalu berasal dari agama. Memang benar bahwa
 sumber itu  berbeda-beda  antara  kepercayaan  trinitas  Mesir
 Purba  yang  tergambar  dalam  Osiris,  Isis  dan  Horus, yang
 memperlihatkan  kesatuan  dan  penjelmaan  hidup  kembali   di
 negerinya serta hubungan kekalnya hidup dari bapa kepada anak,
 dan  antara  paganisma  Yunani  dalam  melukiskan   kebenaran,
 kebaikan   dan   keindahan  yang  bersumber  dan  tumbuh  dari
 gejala-gejala alam berdasarkan pancaindera;  demikian  sesudah
 itu   timbul   perbedaan-perbedaan  yang  dengan  penggambaran
 semacam  itu  dalam  pelbagai  zaman  kemunduran   itu   telah
 mengantarkannya ke dalam kehidupan duniawi. Akan tetapi sumber
 semua peradaban itu tetap membentuk perjalanan sejarah  dunia,
 yang  begitu  kuat  pengaruhnya sampai saat kita sekarang ini,
 sekalipun peradaban demikian hendak  mencoba  melepaskan  diri
 dan  melawan  sumbernya sendiri itu dari zaman ke zaman. Siapa
 tahu, hal yang serupa kelak akan hidup kembali.
 
 Dalam   lingkungan   masyarakat   ini,    yang    menyandarkan
 peradabannya  sejak  ribuan  tahun  kepada sumber agama, dalam
 lingkungan  itulah  dilahirkan   para   rasul   yang   membawa
 agama-agama   yang  kita  kenal  sampai  saat  ini.  Di  Mesir
 dilahirkan Musa, dan dalam pangkuan Firaun ia  dibesarkan  dan
 diasuh,  dan  di  tangan  para pendeta dan pemuka-pemuka agama
 kerajaan itu ia mengetahui keesaan Tuhan  dan  rahasia-rahasia
 alam.

 Setelah  datang ijin Tuhan kepadanya supaya ia membimbing umat
 di tengah-tengah Firaun yang berkata kepada rakyatnya: "Akulah
 tuhanmu yang tertinggi" iapun berhadapan dengan Firaun sendiri
 dan tukang-tukang  sihirnya,  sehingga  akhirnya  terpaksa  ia
 bersama-sama orang-orang Israil yang lain pindah ke Palestina.
 Dan di Palestina ini pula dilahirkan Isa, Ruh dan Firman Allah
 yang  ditiupkan  ke  dalam  diri Mariam. Setelah Tuhan menarik
 kembali Isa putera Mariam, murid-muridnya kemudian menyebarkan
 agama   Nasrani   yang   dianjurkan   Isa   itu.   Mereka  dan
 pengikut-pengikut     mereka     mengalami      bermacam-macam
 penganiayaan. Kemudian setelah dengan kehendak Tuhan agama ini
 tersebar,  datanglah  Maharaja  Rumawi  yang  menguasai  dunia
 ketika  itu,  membawa  panji  agama  Nasrani. Seluruh Kerajaan
 Rumawi kini telah menganut agama Isa. Tersebarlah agama ini di
 Mesir,  di  Syam (Suria-Libanon dan Palestina) dan Yunani, dan
 dari Mesir menyebar  pula  ke  Ethiopia.  Sesudah  itu  selama
 beberapa  abad  kekuasaan  agama  ini semakin kuat juga. Semua
 yang berada di bawah panji  Kerajaan  Rumawi  dan  yang  ingin
 mengadakan persahabatan dan hubungan baik dengan Kerajaan ini,
 berada di bawah panji agama Masehi itu.
 
 Berhadapan dengan agama Masehi yang tersebar  di  bawah  panji
 dan pengaruh Rumawi itu berdiri pula kekuasaan agama Majusi di
 Persia yang mendapat dukungan  moril  di  Timur  Jauh  dan  di
 India.   Selama  beberapa  abad  itu  Asiria  dan  Mesir  yang
 membentang  sepanjang  Funisia,  telah  merintangi  terjadinya
 suatu  pertarungan  langsung  antara kepercayaan dan peradaban
 Barat dengan Timur. Tetapi dengan masuknya Mesir  dan  Funisia
 ke  dalam lingkungan Masehi telah pula menghilangkan rintangan
 itu. Paham Masehi di Barat dan Majusi di Timur sekarang  sudah
 berhadap-hadapan  muka.  Selama  beberapa abad berturut-turut,
 baik Barat maupun Timur, dengan  hendak  menghormati  agamanya
 masing-masing, yang sedianya berhadapan dengan rintangan alam,
 kini telah berhadapan dengan  rintangan  moril,  masing-masing
 merasa  perlu  dengan  sekuat  tenaga  berusaha mempertahankan
 kepercayaannya, dan satu sama lain tidak  saling  mempengaruhi
 kepercayaan  atau  peradabannya,  sekalipun  peperangan antara
 mereka itu berlangsung terus-menerus sampai sekian lama.

 Akan tetapi, sekalipun Persia telah dapat  mengalahkan  Rumawi
 dan  dapat  menguasai  Syam dan Mesir dan sudah sampai pula di
 ambang pintu Bizantium,  namun  tak  terpikir  oleh  raja-raja
 Persia  akan menyebarkan agama Majusi atau menggantikan tempat
 agama Nasrani. Bahkan pihak yang  kini  berkuasa  itu  malahan
 menghormati  kepercayaan  orang  yang dikuasainya. Rumah-rumah
 ibadat mereka yang sudah hancur  akibat  perang  dibantu  pula
 membangun  kembali  dan  dibiarkan  mereka  bebas  menjalankan
 upacara-upacara  keagamaannya.  Satu-satunya  yang   diperbuat
 pihak  Persia dalam hal ini hanyalah mengambil Salib Besar dan
 dibawanya ke negerinya. Bilamana kelak kemenangan itu berganti
 berada  di  pihak  Rumawi Salib itupun diambilnya kembali dari
 tangan Persia. Dengan demikian peperangan rohani di Barat  itu
 tetap  di  Barat  dan di Timur tetap di Timur. Dengan demikian
 rintangan moril tadi sama pula dengan rintangan alam dan kedua
 kekuatan itu dari segi rohani tidak saling berbenturan.
 
 Keadaan serupa itu berlangsung terus sampai abad keenam. Dalam
 pada itu pertentangan antara  Rumawi  dengan  Bizantium  makin
 meruncing.  Pihak  Rumawi,  yang  benderanya berkibar di benua
 Eropa sampai ke Gaul  dan  Kelt  di  Inggris  selama  beberapa
 generasi dan selama zaman Julius Caesar yang dibanggakan dunia
 dan tetap dibanggakan, kemegahannya itu berangsur-angsur telah
 mulai  surut, sampai akhirnya Bizantium memisahkan diri dengan
 kekuasaan sendiri pula, sebagai ahliwaris Kerajaan Rumawi yang
 menguasai  dunia  itu. Puncak keruntuhan Kerajaan Rumawi ialah
 tatkala pasukan Vandal yang buas itu  datang  menyerbunya  dan
 mengambil  kekuasaan  pemerintahan di tangannya. Peristiwa ini
 telah menimbulkan bekas yang  dalam  pada  agama  Masehi  yang
 tumbuh  dalam  pangkuan  Kerajaan  Rumawi.  Mereka  yang sudah
 beriman kepada Isa itu telah mengalami pengorbanan-pengorbanan
 besar, berada dalam ketakutan di bawah kekuasaan Vandal itu.

 Mazhab-mazhab agama Masehi ini mulai pecah-belah.Dari zaman ke
 zaman  mazhab-mazhab   itu   telah   terbagi-bagi   ke   dalam
 sekta-sekta  dan  golongan-golongan. Setiap golongan mempunyai
 pandangan dan  dasar-dasar  agama  sendiri  yang  bertentangan
 dengan   golongan  lainnya.  Pertentangan-pertentangan  antara
 golongan-golongan satu sama lain  karena  perbedaan  pandangan
 itu telah mengakibatkan adanya permusuhan pribadi yang terbawa
 oleh karena moral dan jiwa yang sudah  lemah,  sehingga  cepat
 sekali   ia  berada  dalam  ketakutan,  mudah  terlibat  dalam
 fanatisma yang buta dan dalam kebekuan. Pada masa-masa itu, di
 antara golongan-golongan Masehi itu ada yang mengingkari bahwa
 Isa  mempunyai  jasad  disamping  bayangan  yang  tampak  pada
 manusia;  ada  pula  yang mempertautkan secara rohaniah antara
 jasad dan ruhnya sedemikian rupa  sehingga  memerlukan  khayal
 dan  pikiran  yang  begitu rumit untuk dapat menggambarkannya;
 dan  disamping  itu  ada  pula  yang  mau  menyembah   Mariam,
 sementara  yang  lain  menolak pendapat bahwa ia tetap perawan
 sesudah melahirkan Almasih.
 
 Terjadinya pertentangan antara  sesama  pengikut-pengikut  Isa
 itu  adalah  peristiwa yang biasa terjadi pada setiap umat dan
 zaman, apabila ia sedang mengalami kemunduran:  soalnya  hanya
 terbatas pada teori kata-kata dan bilangan saja, dan pada tiap
 kata  dan  tiap   bilangan   itu   ditafsirkan   pula   dengan
 bermacam-macam arti, ditambah dengan rahasia-rahasia, ditambah
 dengan warna-warni khayal yang sukar diterima akal  dan  hanya
 dapat  dikunyah  oleh perdebatan-perdebatan sophisma yang kaku
 saja.
 
 Salah seorang pendeta gereja berkata:  "Seluruh  penjuru  kota
 itu  diliputi  oleh  perdebatan.  Orang dapat melihatnya dalam
 pasar-pasar, di tempat-tempat penjual pakaian, penukaran uang,
 pedagang  makanan.  Jika  ada  orang  bermaksud hendak menukar
 sekeping emas, ia akan  terlibat  ke  dalam  suatu  perdebatan
 tentang  apa  yang  diciptakan  dan apa yang bukan diciptakan.
 Kalau  ada  orang  hendak  menawar  harga   roti   maka   akan
 dijawabnya:  Bapa  lebih  besar  dari putera dan putera tunduk
 kepada Bapa. Bila ada orang yang bertanya tentang kolam  mandi
 adakah  airnya  hangat,  maka pelayannya akan segera menjawab:
 "Putera telah diciptakan dari yang tak ada."
 
 Tetapi kemunduran yang telah menimpa agama Masehi sehingga  ia
 terpecah-belah  kedalam  golongan-golongan dan sekta-sekta itu
 dari segi politik  tidak  begitu  besar  pengaruhnya  terhadap
 Kerajaan   Rumawi.   Kerajaan   itu   tetap  kuat  dan  kukuh.
 Golongan-golongan itupun tetap hidup dibawah naungannya dengan
 tetap  adanya  semacam  pertentangan  tapi  tidak sampai orang
 melibatkan diri kedalam polemik teologi atau  sampai  memasuki
 pertemuan-pertemuan  semacam  itu  yang  pernah  diadakan guna
 memecahkan  sesuatu  masalah.  Suatu  keputusan  yang   pernah
 diambil  oleh  suatu  golongan  tidak sampai mengikat golongan
 yang  lain.  Dan  Kerajaanpun  telah  pula  melindungi   semua
 golongan  itu  dan  memberi kebebasan kepada mereka mengadakan
 polemik, yang  sebenarnya  telah  menambah  kuatnya  kekuasaan
 Kerajaan    dalam   bidang   administrasi   tanpa   mengurangi
 penghormatannya  kepada   agama.   Setiap   golongan   jadinya
 bergantung  kepada  belas  kasihan penguasa, bahkan ada dugaan
 bahwa golongan itu menggantungkan diri kepada adanya pengakuan
 pihak yang berkuasa itu.

 Sikap  saling  menyesuaikan diri di bawah naungan Imperium itu
 itulah pula yang menyebabkan  penyebaran  agama  Masehi  tetap
 berjalan dan dapat diteruskan dari Mesir dibawah Rumawi sampai
 ke  Ethiopia  yang  merdeka  tapi   masih   dalam   lingkungan
 persahabatan  dengan  Rumawi.  Dengan  demikian  ia  mempunyai
 kedudukan yang sama kuat di sepanjang Laut  Merah  seperti  di
 sekitar  Laut  Tengah itu. Dari wilayah Syam ia menyeberang ke
 Palestina. Penduduk Palestina dan penduduk Arab  Ghassan  yang
 pindah ke sana telah pula menganut agama itu, sampai ke pantai
 Furat, penduduk Hira, Lakhmid dan Mundhir yang berpindah  dari
 pedalaman  sahara  yang  tandus  ke  daerah-daerah  subur juga
 demikian,  yang  selanjutnya  mereka  tinggal  di  daerah  itu
 beberapa  lama  untuk kemudian hidup di bawah kekuasaan Persia
 Majusi.
 
 Dalam pada itu kehidupan Majusi di Persia telah pula mengalami
 kemunduran  seperti  agama Masehi dalam Imperium Rumawi. Kalau
 dalam agama Majusi menyembah api  itu  merupakan  gejala  yang
 paling  menonjol, maka yang berkenaan dengan dewa kebaikan dan
 kejahatan  pengikut-pengikutnya  telah   berpecah-belah   juga
 menjadi  golongan-golongan  dan  sekta-sekta pula. Tapi disini
 bukan  tempatnya  menguraikan  semua  itu.  Sungguhpun  begitu
 kekuasaan  politik  Persia  tetap kuat juga. Polemik keagamaan
 tentang  lukisan  dewa  serta  adanya  pemikiran  bebas   yang
 tergambar   dibalik  lukisan  itu,  tidaklah  mempengaruhinya.
 Golongan-golongan agama yang berbeda-beda itu semua berlindung
 di  bawah  raja Persia. Dan yang lebih memperkuat pertentangan
 itu ialah karena memang sengaja digunakan sebagai  suatu  cara
 supaya  satu  dengan  yang  lain saling berpukulan, atas dasar
 kekuatiran, bila salah satunya menjadi kuat,  maka  Raja  atau
 salah satu golongan itu akan memikul akibatnya.
 
                                     (bersambung ke bagian 2/4)
 

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client