Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 18, 2011
 
BAGIAN KETIGABELAS: PERANG BADR1                         (4/4)
 Muhammad Husain Haekal
 
 Contohnya  lagi  di  kalangan para nabi seperti Isa tatkala ia
 berkata:
 
 "Kalaupun mereka Engkau siksa, mereka itu semua  hambaMu;  dan
 kalau   Engkau  ampuni,  Engkau  Maha  Kuasa  dan  Bijaksana."
 (Qur'an, 5: 118)
 
 Sedang  Umar,  dalam  malaikat   contohnya   seperti   Jibril,
 diturunkan  membawa  kemurkaan dari Tuhan dan bencana terhadap
 musuh-musuhNya. Di lingkungan para nabi ia seperti Nuh tatkala
 berkata:
 
 "Tuhan,  jangan  biarkan  orang-orang  yang  ingkar  itu punya
 tempat-tinggal di muka bumi ini." (Qur'an, 71: 26)
 
 Atau seperti Musa bila ia berkata:
 
 "O Tuhan! Binasakanlah harta-benda mereka  itu,  dan  tutuplah
 hati  mereka.  Mereka  takkan percaya sebelum siksa yang pedih
 mereka rasakan." (Qur'an, 10: 88)
 
 Kemudian katanya:
 
 "Kamu semua mempunyai tanggungan. Jangan ada yang lolos mereka
 itu, harus dengan ditebus atau dipenggal lehernya."
 
 Lalu  mereka berunding lagi dengan sesamanya. Di antara mereka
 itu ada seorang penyair, yaitu Abu 'Azza 'Amr b.  Abdullah  b.
 'Umair  al-Jumahi.  Melihat  adanya  pertentangan pendapat itu
 cepat-cepat ia mau menyelamatkan diri.
 
 "Muhammad," katanya,  "Saya  punya  lima  anak  perempuan  dan
 mereka  tidak  punya  apa-apa. Maka sedekahkan sajalah aku ini
 kepada mereka. Aku berjanji dan memberikan jaminan, bahwa  aku
 tidak akan memerangi kau lagi, juga sama sekali aku tidak akan
 memaki-maki kau lagi."
 
 Orang ini mendapat jaminan Nabi dan dibebaskan tanpa  membayar
 uang  tebusan. Hanya dialah satu-satunya tawanan yang berhasil
 mendapat  jaminan  demikian.  Tetapi  kemudian  ia  memungkiri
 janjinya,  dan  kembali  ia setahun kemudian ikut berperang di
 Uhud. Ia kena tawan lagi lalu terbunuh.
 
 Pihak Muslimin, sesudah lama  berunding  akhirnya  memutuskan,
 bahwa  mereka  dapat  mengabulkan  cara  penebusan itu. Dengan
 dikabulkannya itu ayat ini turun.
 
 "Tidak   sepatutnya   seorang   nabi   itu   akan    mempunyai
 tawanan-tawanan  perang, sebelum ia selesai berjuang di dunia.
 Kamu menghendaki harta-benda dunia, sedang  Allah  menghendaki
 akhirat. Allah Maha Kuasa dan Bijaksana." (Qur'an, 8: 67)
 
 Menanggapi  masalah tawanan-tawanan Badr ini serta terbunuhnya
 Nadzr dan 'Uqba  ada  beberapa  orang  Orientalis  yang  masih
 bertanya-tanya: bukankah dengan demikian ini sudah membuktikan
 bahwa agama baru ini sangat  haus  darah?  Kalau  tidak  tentu
 kedua  orang itu tidak akan dibunuh. Bukankah sesudah mendapat
 kemenangan dalam pertempuran akan lebih  terhormat  bagi  kaum
 Muslimin  jika mengembalikan saja para tawanan itu, dan mereka
 sudah cukup memperoleh rampasan perang?
 
 Maksudnya dengan pertanyaan  ini  ialah  hendak  membangkitkan
 rasa  simpati  dalam  hati orang yang selama itu belum menjadi
 masalah, supaya seribu tahun kemudian sesudah perang Badr  dan
 peperangan-peperangan  yang  terjadi berikutnya akan dijadikan
 alat untuk mendiskreditkan agama ini serta pembawany a
 
 Tetapi ternyata pertanyaan semacam  ini  kemudian  jadi  gugur
 sendiri   apabila   terbunuhnya   Nadzr  dan  'Uqba  ini  kita
 bandingkan dengan apa yang terjadi dewasa ini dan akan  selalu
 terjadi,  selama  perabadan  Barat, yang memakai jubah Kristen
 itu masih tetap  menguasai  dunia.  Terhadap  apa  yang  telah
 terjadi  di  negara-negara  yang dikuasai oleh penjajah secara
 paksa atas nama hendak memadamkan pemberontakan itu,  dapatkah
 peristiwa   di   atas   tadi   -   sedikit  saja  -  dijadikan
 perbandingan?  Dapatkah  hal  itu  -  sedikit  saja   -   kita
 bandingkan  dengan  penyembelihan  yang  terjadi  dalam Perang
 Dunia? Selanjutnya, dapatkah  peristiwa  itu  kita  bandingkan
 pula  -  sedikit  saja  - dengan apa yang telah terjadi selama
 Revolusi Perancis, dalam pelbagai revolusi yang pernah terjadi
 dan akan selalu terjadi pada bangsa-bangsa Eropa lainnya?
 
 Memang  sudah  tak  dapat  disangkal  bahwa  apa  yang dialami
 Muhammad dan sahabat-sahabatnya itu adalah suatu revolusi yang
 dahsyat  dan  Muhammad  yang  diutus  Tuhan, berhadapan dengan
 paganisma dan orang-orang musyrik sebagai penyembahnya.  Suatu
 revolusi, yang pada mulanya berkecamuk di Mekah, dan yang oleh
 karenanya, berbagai macam siksaan dan penderitaan dialami oleh
 Muhammad   dan   sahabat-sahabatnya   selama  tigabelas  tahun
 terus-menerus. Kemudian kaum Muslimin pindah  ke  Medinah.  Di
 tempat  ini mereka nengumpulkan tenaga dan kekuatan. Sementara
 itu benih-benih revolusi masih terus tumbuh dalam hati mereka,
 juga dalam hati semua orang Quraisy.
 
 Pindahnya   Muslimin  ke  Medinah,  perjanjian  mereka  dengan
 orang-orang Yahudi setempat, terjadinya  benterokan-benterokan
 sebelum  peristiwa  Badr, lalu Perang Badr itu sendiri - semua
 itu adalah suatu siasat revolusi, bukan prinsip. Kebijaksanaan
 yang    telah    ditentukan   oleh   pemimpin   revolusi   dan
 sahabat-sahabatnya itu akan disusul pula oleh adanya ketentuan
 prinsip-prinsip  yang  luhur,  yang  telah  dibawa oleh Rasul.
 Jadi, siasat revolusi itu lain  dan  prinsip-prinsip  revolusi
 lain  lagi.  Juga  kondisi yang terjadi berikutnya kadang sama
 sekali berbeda dari tujuan pokok kondisi itu. Dalam hal  Islam
 telah  menjadikan  rasa  persaudaraan  sebagai dasar peradaban
 Islam, maka untuk mencapai sukses jalan  itu  harus  ditempuh,
 sekalipun untuk itu harus berlaku suatu kekerasan kalau memang
 sudah tak dapat dihindarkan lagi.
 
 Tindakan kaum Muslimin terhadap  tawanan-tawanan  perang  Badr
 adalah   suatu  teladan  yang  baik  dan  penuh  kasih-sayang,
 dibandingkan dengan apa yang terjadi dalam  beberapa  revolusi
 yang  oleh  pencetusnya  diagungkan  dengan  arti keadilan dan
 kasih-sayang. Dan inipun merupakan satu bagian saja di samping
 penyembelihan-penyembelihan  yang  banyak  terjadi  atas  nama
 Kristus,  seperti  penyembelihan  Saint   Bartholomew   (Saint
 Barthelemy), suatu peristiwa penyembelihan yang dapat dianggap
 sebagai suatu aib besar  dalam  sejarah  Kristen,  yang  dalam
 sejarah  Islam contoh semacam itu samasekali tidak pernah ada.
 Penyembelihan ini diatur pada waktu malam. Orang-orang Katolik
 di   Paris   membantai   orang-orang  Protestan  dengan  jalan
 tipu-muslihat dan penghkianatan, suatu gambaran  tipu-muslihat
 dan penghianatan yang sungguh rendah dan kotor.
 
 Jadi  kalau  dua  orang  saja dari lima puluh tawanan Badr itu
 yang dibunuh oleh Muslimin, karena mereka  selama  tiga  belas
 tahun  memang begitu kejam terhadap kaum Muslimin, yang sampai
 menderita pelbagai  macam  siksaan  selama  di  Mekah,  itupun
 karena adanya sikap kasihan yang berlebih-lebihan dan dianggap
 sebagai suatu keuntungan yang terlalu pagi seperti  disebutkan
 dalam ayat:
 
 "Tidak    sepatutnya   seorang   nabi   itu   akan   mempunyai
 tawanan-tawanan perang, sebelum ia selesai berjuang di  dunia.
 Kamu  menghendaki  kekayaan  duniawi, sedang Allah menghendaki
 akhirat. Allah Maha Kuasa dan Bijaksana." (Qur'an, 8: 67)
 
 Sementara orang-orang Islam sedang  bersukaria  karena  dengan
 anugerah   Tuhan  mereka  mendapat  kemenangan  berikut  harta
 rampasan, Haisuman b. Abdullah al-Khuza'i secara  tergesa-gesa
 sekali  berangkat  pula  menuju  Mekah. Dia menjadi orang yamg
 pertama masuk di Mekah dan  memberitahukan  penduduk  mengenai
 hancurnya  pasukan  Quraisy  serta  bencana yang telah menimpa
 pembesar-pembesar, pemimpin-pemimpin  dan  bangsawan-bangsawan
 mereka.   Pada   mulanya  Mekah  terkejut  sekali,  dan  tidak
 mempercayai  berita  itu.  Betapa  takkan  terkejut  mendengar
 berita  kehancuran itu serta terbunuhnya pemimpin-pemimpin dan
 bangsawan-bangsawan mereka! Tetapi tampaknya  Haisuman  memang
 tidak  mengigau,  diyakinkannya  sekali apa yang dikatakannya.
 Dari pihak Quraisy  dia  sendiri  memang  yang  merasa  paling
 terpukul dengan bencana itu.
 
 Setelah   ternyata  berita  kejadian  tersebut  memang  benar,
 seolah-olah mereka tersungkur jatuh pingsan. Abu  Lahab  jatuh
 demam,  dan  tujuh  hari  kemudian  iapun  meninggal. Sekarang
 orang-orang mengadakan  perundingan,  apa  yang  harus  mereka
 lakukan.  Kemudian dicapai kata sepakat untuk tidak menyatakan
 duka-cita  atas  kematian  mereka,  sebab  apabila  nanti  ini
 terdengar  oleh  Muhammad  dan sahabat-sahabatnya, mereka akan
 diejek. Juga tidak  akan  mengrim  orang  untuk  menebus  para
 tawanan    itu,    supaya    jangan    sampai   Muhammad   dan
 sahabat-sahabatnya  nanti  memperketat  mereka   dan   meminta
 tebusan yang terlampau tinggi.
 
 Haripun berjalan juga. Orang-orang Quraisy sedang menahan hati
 mengalami cobaan itu sambil menunggu kesempatan  sampai  dapat
 tawanan-tawanan mereka itu nanti tertebus.
 
 Hari  itu  yang  datang  adalah Mikraz b. Hafz, hendak menebus
 Suhail b. 'Amr. Rupanya  Umar  bin'l-Khattab  keberatan  kalau
 orang  itu bebas tanpa mendapat sesuatu gangguan. Maka lalu ia
 berkata:
 
 "Rasulullah. Ijinkan saya mencabut dua  gigi  seri  Suhail  b.
 'Amr  ini,  supaya  lidahnya  menjulur  keluar  dan tidak lagi
 berpidato mencercamu di mana-mana."
 
 Tapi ini dijawab oleh Nabi dengan suatu jawaban  yang  sungguh
 agung:
 
 "Aku  tidak  akan  memperlakukannya secara kasar, supaya Tuhan
 tidak memperlakukan aku demikian, sekalipun aku seorang nabi."
 
 Zainab  puteri  Nabi  juga  lalu  mengirimkan  tebusan  hendak
 membebaskan  suaminya,  Abu'l-'Ash  b.  Rabi'.  Diantara  yang
 dipakai penebus itu ialah sebentuk kalung  pemberian  Khadijah
 ketika dulu ia akan dikawinkan dengan Abu'l-'Ash.
 
 Melihat kalung itu, Nabi merasa sangat terharu sekali
 
 "Kalau   tuan-tuan   hendak  melepaskan  seorang  tawanan  dan
 mengembalikan  barang  tebusannya  kepada  sipemilik,  silakan
 saja," kata Nabi.
 
 Kemudian  ia  mendapat  kata  sepakat  dengan Abu'l-'Ash untuk
 menceraikan Zainab, yang  menurut  hukum  Islam  mereka  sudah
 bercerai. Dalam pada itu Muhammad mengutus Zaid b. Haritha dan
 seorang sahabat lagi guna menjemput Zainab dan  membawanya  ke
 Medinah.
 
 Akan  tetapi sesudah sekian lama Abu'l-'Ash dibebaskan sebagai
 tawanan, ia berangkat ke Syam membawa barang dagangan Quraisy.
 Sesampainya   di  dekat  Medinah,  ia  bertemu  dengan  satuan
 Muslimin. Barang-barang bawaannya mereka ambil. Ia  meneruskan
 perjalanan  dalam  gelap malam itu hingga ke tempat Zainab. Ia
 minta perlindungan dari  Zainab  dan  Zainabpun  melindunginya
 pula.  Ketika  itu barang-barang dagangannya dikembalikan oleh
 Muslimin kepadanya  dan  dengan  aman  ia  kembali  ke  Mekah.
 Setelah  barang-barang tersebut dikembalikan kepada pemiliknya
 masing-masing dari kalangan Quraisy, ia berkata:
 
 "Masyarakat  Quraisy!  masih  adakah  dari  kamu  yang   belum
 mengambil barangnya?"
 
 "Tidak  ada,"  jawab  mereka.  "Mudah-mudahan  Tuhan  membalas
 kebaikanmu. Engkau ternyata orang yang jujur dan murah hati."
 
 "Saya naik saksi," katanya lagi kemudian, "bahwa tak ada tuhan
 selain  Allah  dan  bahwa  Muhammad adalah hamba dan RasulNya.
 Sebenarnya saya dapat saja masuk Islam di  kotanya  itu,  tapi
 saya  kuatir  tuan-tuan  akan  menduga, bahwa saya hanya ingin
 makan harta tuan-tuan ini. Setelah semua ini  saya  kembalikan
 kepada  tuan-tuan  dan  tugas saya selesai, maka sekarang saya
 masuk Islam."
 
 Kemudian  ia  kembali  ke  Medinah.  Zainab  juga  oleh   Nabi
 dikembalikan lagi kepadanya.
 
 Dalam  pada  itu  pihak Quraisy terus saja menebus tawanannya.
 Nilai tebusan waktu itu berkisar antara  seribu  sampai  empat
 ribu dirham untuk tiap orang. Kecuali yang tidak punya apa-apa
 dengan kemurahan hati Muhammad membebaskannya.
 
 Rasanya tidak ringan nasib  yang  menimpa  Quraisy  itu,  juga
 mereka  tidak mau menghentikan permusuhan dengan Muhammad atau
 melupakan kekalahan yang  mereka  alami.  Bahkan  sesudah  itu
 kemudian  wanita-wanita Quraisy itu ramai-ramai selama sebulan
 penuh menangisi mayat mereka.  Rambut  kepala  mereka  sendiri
 mereka  gunting. Kendaraan atau kuda orang yang sudah mati itu
 dibawa, lalu mereka menangis mengelilinginya.
 
 Dalam hal ini tak ada yang  ketinggalan,  kecuali  Hindun  bt.
 'Utba,  isteri Abu Sufyan. Ketika pada suatu hari ia didatangi
 oleh wanita-wanita dengan  mengatakan:  "Kau  tidak  menangisi
 ayahmu, saudaramu, pamanmu dan keluargamu?"
 
 Ia menjawab:
 
 "Aku  menangisi  mereka?  Supaya  kalau  nanti  didengar  oleh
 Muhammad  dan  teman-temannya  mereka  menyoraki   kita?   Dan
 wanita-wanita  Khazraj  juga  akan  menyoraki kita? Tidak! Aku
 mesti menuntut balas kepada Muhammad dan teman-temannya! Haram
 kita  memakai  minyak  sebelum  dapat kita memerangi Muhammad.
 Sungguh, kalau aku dapat mengetahui, bahwa kesedihan itu  bisa
 hilang  dari  hatiku, tentu aku menangis. Tetapi ini baru akan
 hilang kalau mangsaku yang membunuh orang-orang yang  kucintai
 itu sudah kulihat dengan mata kepalaku sendiri!"
 
 Memang,   ia   tidak   lagi   memakai  minyak  atau  mendekati
 tempat-tidur Abu Sufyan. Ia  terus  mengerahkan  orang  sampai
 pada  waktu  pecah  perang  Uhud.  Sedang  Abu Sufyan, sesudah
 peristiwa Badr, ia bernazar tidak akan bersuci  kepala  dengan
 air sebelum ia memerangi Muhammad.
 
 Catatan kaki:
 
  1 Pada umumnya istilah ghazwa dan sarinya, dibedakan
    dengan pengertian, bahwa ghazwa (jamak ghazawat),
    pasukan yang bergerak bersama-sama dengan Nabi, sedang
    sariya (jamak saraya) pasukan yang bergerak tanpa Nabi
    ikut serta. Kata ghazwa pada umumnya diterjemahkan
    dengan perang. Dalam terjemahan ini dipergunakan tiga
    pengertian: perang ekspedisi dan razzia atau
    pembersihan. Buku yang lebih khusus membicarakan
    strategi perang antara lain: Mayor Muh. Abd'l-Fattah
    Ibrahim, Muhammad al-Qa'id, Cairo 1945/1964; Muhammad
    Hamidullah, The Battlefields of the Prophet Muhammad,
    Working, England, 1952, 1953; Jenderal Mahmud Syait
    Khattab Ar-Rasul'l-Qa'id, Cairo, 1964. Badr adalah
    sebuah desa di barat daya Medinah, sebuah pangkalan air
    terkenal yang terletak antara Medinah dan Mekah, tak
    seberapa jauh dari pantai Laut Merah (A).
    
  2 Al-Haura, sebuah distrik di sebelah Mesir pada akhir
    perbatasan dengan Hijaz di Laut Merah, yang merupakan
    pelabuhan kapal-kapal Mesir ke Medinah. Cf. Jenderal
    Mahmud Syeit Khattab, ar-Rasul'l-Qa'id, hal. 90 (A).
    
  3 Julukan Umayya b. Khalaf (A).
    
  4 Ihda't-ta'ifatain, harfiah, salah satu dari dua
    kelompok. Dua kelompok ialah kafilah Quraisy yang datang
    dari Suria membawa harta dagangan yang besar, terdiri
    dari 40 orang tak bersenjata di bawah pimpinan Abu
    Sufyan. 2) Angkatan bersenjata Quraisy terdiri dan 1000
    orang dengan perenjataan lengkap datang dan Mekah di
    bawah pimpinan Abu Jahl. (A).
    
  5 'Udwa 'tepi wadi' (LA). Al-'udwat'l-qashwa 'tepi wadi
    yang lebih dekat ke arah Mekah' sebaliknya daripada
    'al-'udwat'd-dunya' 'tepi wadi yang lebih dekat ke arah
    Medinah' (L4) (A)
    
  6 Qur'an, 8: 7. (Lihat juga catatan bahwa halaman 268)
    (A).
    
  7 Aslinya "Ya Nabiullah" (A).
    
  8 Maksudnya 'Amr bin'l-Hadzami yang tewas dalam
    bentrokan dengan satuan Abdullah b. Jahsy (A).
    
  9 "Demi Allah" (A).
    
 10 Suatu pernyataan Tauhid (A).
 
 11 Manaha harfiah berarti 'tempat wanita-wanita
    menangisi mayat' (LA). (A).
 
 ---------------------------------------------
 

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client