Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 18, 2011
BAGIAN KETUJUH: PERBUATAN-PERBUATAN QURAISY YANG KEJI    (1/3)
 Muhammad Husain Haekal
 
    Umar mengumumkan keislamannya dan Muslimin beribadat di
    Ka'bah - Piagam pemboikotan - Daya-upaya Quraisy
    memerangi Muhammad - Alat propaganda bahasa yang
    mempesonakan - Jabr orang Nasrani - Terpengaruhnya
    Quraisy pada ajakan yang baru - At-Tufail ad-Dausi -
    Delegasi Nasrani - Kekuatiran-kekuatiran Quraisy:
    persaingan, kehilangan kedudukan di Mekah, hari
    kebangkitan.
 
 ISLAMNYA Umar telah membawa kelemahan ke dalam  tubuh  Quraisy
 karena  ia  masuk  agama ini dengan semangat yang sama seperti
 ketika  ia  menentangnya  dahulu.   Ia   masuk   Islam   tidak
 sembunyi-sembunyi,  malah  terang-terangan  diumumkan di depan
 orang banyak dan untuk itu  ia  bersedia  melawan  mereka.  Ia
 tidak  mau kaum Muslimin sembunyi-sembunyi dan mengendap-endap
 di celah-celah pegunungan Mekah,  mau  melakukan  ibadat  jauh
 dari gangguan Quraisy. Bahkan ia terus melawan Quraisy, sampai
 nanti dia beserta Muslimin itu dapat  melakukan  ibadat  dalam
 Ka'bah. Disini pihak Quraisy menyadari, bahwa penderitaan yang
 dialami  Muhammad  dan  sahabat-sahabatnya,  takkan   mengubah
 kehendak orang menerima agama Allah, untuk kemudian berlindung
 kepada Umar dan Hamzah, atau ke  Abisinia  atau  kepada  siapa
 saja yang mampu melindungi mereka.
 
 Quraisy lalu membuat rencana lagi mengatur langkah berikutnya.
 Setelah sepakat,  mereka  membuat  ketentuan  tertulis  dengan
 persetujuan bersama mengadakan pemboikotan total terhadap Banu
 Hasyim   dan   Banu   Abd'l-Muttalib:   untuk   tidak   saling
 kawin-mengawinkan,  tidak  saling  berjual-beli apapun. Piagam
 persetujuan ini kemudian digantungkan di dalam Ka'bah  sebagai
 suatu pengukuhan dan registrasi bagi Ka'bah. Menurut perkiraan
 mereka,  politik  yang  negatif,  politik   membiarkan   orang
 kelaparan  dan melakukan pemboikotan begini akan memberi hasil
 yang lebih efektif daripada politik kekerasan dan  penyiksaan,
 sekalipun  kekerasan dan penyiksaan itu tidak mereka hentikan.
 Blokade-blokade yang dilakukan Quraisy terhadap kaum  Muslimin
 dan  terhadap  Banu  Hasyim  dan  Banu  Abd'l  Muttalib  sudah
 berjalan selama dua atau tiga tahun, dengan harapan  sementara
 itu  Muhammadpun akan ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri.
 Dengan demikian dia dan ajarannya itu tidak lagi berbahaya.
 
 Akan  tetapi  ternyata  Muhammad  sendiri  malah  makin  teguh
 berpegang  pada  tuntunan  Allah, juga keluarganya, dan mereka
 yang  sudah  berimanpun  makin  gigih  mempertahankannya   dan
 mempertahankan  agama  Allah.  Menyebarkan seruan Islam sampai
 keluar   perbatasan   Mekah   itu   pun   tak    dapat    pula
 dihalang-halangi.  Maka tersiarlah dakwah itu ke tengah-tengah
 masyarakat Arab dan kabilah-kabilah,  sehingga  membuat  agama
 yang  baru  ini,  yang tadinya hanya terkurung ditengah-tengah
 lingkaran gunung-gunung Mekah, kini  berkumandang  gemanya  ke
 seluruh  jazirah.  Orang-orang  Quraisy makin tekun memikirkan
 bagaimana caranya memerangi orang yang  sudah  melanggar  adat
 kebiasaannya  dan  menista dewa-dewanya itu, bagaimana caranya
 menghentikan   tersiarnya   ajarannya    itu    di    kalangan
 kabilah-kabilah  Arab,  kabilah-kabilah  yang  tak dapat hidup
 tanpa Mekah dan juga Mekah tak dapat hidup tanpa mereka  dalam
 perdagangan,  dalam  kegiatan  impor  dan  ekspor  dari dan ke
 Ibukota itu.
 
 Quraisy mencurahkan semua kegiatannya  dalam  memerangi  orang
 yang  dianggapnya  sudah melanggar kebiasaan mereka, melanggar
 kepercayaan mereka dan kepercayaan leluhur mereka itu.  Dengan
 tabah dan secara terus-menerus selama bertahun-tahun, apa yang
 telah mereka lakukan  untuk  menghancurkan  ajaran  baru  ini,
 sungguh  di  luar yang dapat kita bayangkan. Muhammad diancam,
 keluarga dan ninik-mamaknya,  diancam.  Ia  diejek,  ajarannya
 diejek.  Ia  diperolok,  dan  orang yang jadi pengikutnya juga
 diperolok.   Penyair-penyair   mereka    didatangkan    supaya
 mengejeknya,  supaya  memburuk-burukkannya.  Ia  diganggu, dan
 orang yang  jadi  pengikutnya  dinista  dan  disiksa.  Ia  mau
 disuap,   ditawari  kerajaan,  ditawari  segala  yang  menjadi
 kedambaan orang. Kawan-kawan seperjuangannya diusir dari tanah
 air,  perdagangan  dan  pintu  rejeki mereka dibekukan. Ia dan
 sahabat-sahabatnya  diancam   dengan   perang   serta   segala
 akibatnya yang mengerikan.
 
 Akhirnya blokade, akan dibiarkan mati kelaparan jika mungkin.
 
 Tetapi,  sungguhpun  begitu, Muhammad tetap tabah. Dengan cara
 yang amat baik tetap ia  mengajak  orang  menerima  kebenaran,
 yang  hanya  karena  itu  ia diutus Tuhan kepada umat manusia,
 sebagai pembawa berita gembira, dan peringatan. Bukankah sudah
 tiba  waktunya  Quraisy meletakkan senjatanya, dan mempercayai
 Al-Amin, orang yang dikenalnya  sejak  masa  anak-anak,  sejak
 masa   muda  belia,  sebagai  orang  yang  jujur,  tak  pernah
 berdusta!? Ataukah  mereka  sudah  mencari  alat  lain  selain
 senjata  perang  seperti  disebutkan,  dan lalu terbayang oleh
 mereka, bahwa dengan demikian mereka akan menang perang,  lalu
 kedudukan  berhala-berhala  mereka  akan  dapat  dipertahankan
 sebagai pusat ketuhanan mereka seperti yang mereka  duga,  dan
 Mekahpun    akan    dapat    dipertahankan    sebagai   museum
 berhala-berhala   dan    tempat    yang    disucikan    karena
 berhala-berhala itu akan tetap berada di Mekah?!
 
 Tidak!  Belum  tiba  saatnya  bagi  Quraisy  akan  tunduk  dan
 menyerah. Mereka sekarang sedang  dalam  puncak  kekuatirannya
 bila  seruan  Muhammad  ini  nanti  akan  tersebar di kalangan
 kabilah-kabilah Arab sesudah terlebih dulu tersebar di Mekah.
 
 Tinggal satu senjata lagi  pada  mereka  sekarang  yang  sejak
 semula  sudah  menjadi  pegangan  dan  kekuatan  mereka, yaitu
 senjata  propaganda:  propaganda  dengan  segala  implikasinya
 berupa   perdebatan,   argumentasi-argumentasi,   caci   maki,
 penyebaran desas-desus serta sifat merendahkan  argumen  lawan
 dengan  menganggap  alasan-alasannya  sendiri yang lebih baik.
 Propaganda  melawan  akidah  dan   pembawa   akidah   disertai
 tuduhan-tuduhan  yang  dialamatkan  kepadanya. Propaganda yang
 tidak hanya terbatas pada Mekah saja - sebenarnya  buat  Mekah
 ini  sudah  tidak  lagi  diperlukan dibandingkan dengan daerah
 pedalaman lain serta kabilah-kabilahnya,  semenanjung  jazirah
 serta  semua  penduduknya.  Dengan mengadakan ancaman bujukan,
 teror dan penyiksaan, propaganda tidak  diperlukan  lagi  buat
 Mekah.  Tapi buat ribuan orang yang datang ke Mekah tiap tahun
 masih tetap diperlukan. Mereka datang dalam urusan perdagangan
 dan  berziarah. Mereka berkumpul di pasar-pasar 'Ukaz, Majanna
 dan Dhul-Majaz, yang  kemudian  berziarah  sambil  menyembelih
 kurban, mengharapkan berkah dan ampunan.
 
 Oleh  karena  itu, sejak memuncaknya permusuhan antara Quraisy
 dengan Muhammad terpikir oleh mereka akan menyusun suatu  alat
 propaganda  anti  Muhammad. Lebih gigih lagi mereka memikirkan
 hal ini  sesudah  orang-orang  yang  berziarah  itu  diajaknya
 supaya  beribadat  hanya  kepada  Allah  yang  Esa  dan  tidak
 bersekutu. Hal ini sudah terpikir  olehnya  sejak  tahun-tahun
 pertama  dari  kerasulannya  itu.  Pada  mulanya,  sejak  masa
 kerasulannya, ia adalah seorang nabi, sampai  datangnya  wahyu
 menyuruh  ia  memperingatkan  keluarga-keluarganya yang dekat.
 Setelah ia memperingatkan keluarga-keluarga Quraisy dan ada di
 antara mereka yang menerima Islam, di samping banyak juga yang
 masih kepala  batu  dan  mau  berpikir-pikir  dulu,  ia  masih
 berkewajiban  mengajak  bangsanya  sendiri, seluruh masyarakat
 Arab, untuk  kemudian  meneruskan  kewajibannya  itu  mengajak
 seluruh umat manusia.
 
 Setelah  terpikir  akan  mengajak  orang yang datang berziarah
 dari berbagai macam kabilah Arab itu beribadat  kepada  Allah,
 beberapa  orang  dari  kalangan  Quraisy  datang berunding dan
 mengadakan pertemuan di rumah Walid  bin'l-Mughira:  Maksudnya
 supaya  dalam menghadapi persoalan Muhammad itu satu sama lain
 mereka  tidak  bertentangan,  dan  tidak  saling   mendustakan
 mengenai apa yang harus mereka katakan kepada orang-orang Arab
 yang datang musim ziarah itu.  Ada  yang  mengusulkan,  supaya
 dikatakan  saja,  bahwa  Muhammad  itu  dukun. Tetapi al-Walid
 menolak pendapat ini, sebab apa yang dikatakan Muhammad  bukan
 kumat-kamit  seorang  dukun. Yang lain mengusulkan lagi, bahwa
 Muhammad itu orang gila. Walidpun menolak pendapat ini,  sebab
 gejala  atas  tuduhan  demikian  tidak  tampak.  Ada lagi yang
 menyarankan supaya Muhammad dikatakan  sebagai  tukang  sihir.
 Juga  di  sini Walid menolak, sebab Muhammad tidak mengerjakan
 rahasia  juru  tenung  atau  sesuatu  pekerjaan  tukang-tukang
 sihir.
 
 Sesudah  terjadi  diskusi  akhirnya  Walid  mengusulkan supaya
 kepada peziarah-peziarah orang-orang Arab itu dikatakan  bahwa
 dia  (Muhammad)  seorang juru penerang yang mempesonakan,1 apa
 yang dikatakannya merupakan  pesona  yang  akan  memecah-belah
 orang dengan orangtuanya, dengan saudaranya, dengan isteri dan
 keluarganya. Dan apa yang dituduhkan itu pada orang-orang Arab
 pendatang  itu  merupakan  bukti,  sebab  penduduk Mekah sudah
 ditimpa  perpecahan  dan  permusuhan.  Padahal   sebelum   itu
 penduduk  Mekah  merupakan suatu contoh solidaritas dan ikatan
 yang paling kuat
 
 Pihak  Quraisy  pada  musim  ziarah  itu  segera   menyongsong
 orang-orang yang datang berziarah dengan memperingatkan mereka
 jangan mendengarkan orang itu  dan  pesona  bahasanya.  Jangan
 sampai  mereka  itu  mengalami  bencana  seperti  yang dialami
 penduduk Mekah dan  menjadi  api  fitnah  yang  akan  membakar
 seluruh jazirah Arab.
 
 Akan  tetapi  propaganda  begini  tidak dapat berdiri sendiri,
 juga tidak dapat melawan  penerangan  yang  mempesonakan  yang
 sudah  dipercayai  orang  itu.  Kalau memanglah kebenaran yang
 dibawa oleh penerangan yang  mempesonakan  itu,  apa  salahnya
 orang mempercayainya? Adakah bila sewaktu-waktu orang mengakui
 kelemahannya  dan  menyatakan  perlawanannya  merupakan  suatu
 propaganda yang ampuh? Di samping propaganda itu Quraisy harus
 punya propaganda lain lagi. Untuk propaganda itu Quraisy  akan
 mendapatkannya  pada Nadzr b. Harith. Manusia Nadzr ini adalah
 setannya  Quraisy,  orang  yang  pernah  pergi  ke  Hira   dan
 mempelajari   cerita   raja-raja  Persia,  peraturan-peraturan
 agamanya,  ajaran-ajarannya  tentang  kebaikan  dan  kejahatan
 serta  tentang  asal-usul  alam  semesta.  Setiap  dalam suatu
 pertemuan  Muhammad  mengajak  orang   kepada   Allah,   serta
 memperingatkan mereka tentang akibat-akibat yang telah menimpa
 bangsa-bangsa sebelumnya  yang  menentang  peribadatan  kepada
 Allah,  ia  lalu  datang  menggantikan  tempat  Muhammad dalam
 pertemuan itu. Maka berceritalah  ia  kepada  Quraisy  tentang
 sejarah  dan  agamanya, lalu katanya: Dengan cara apa Muhammad
 membawakan  ceritanya  lebih  baik  daripada   aku?   Bukankah
 Muhammad  membacakan  cerita-cerita  orang dahulu seperti yang
 kubacakan juga? Quraisypun lalu menyebarkan kisah-kisah  Nadzr
 itu  dengan  jalan  bercerita  lagi  sebagai  propaganda  atas
 peringatan dan ajakan Muhammad kepada mereka itu.
 
 Dalam pada itu di Marwa  Muhammad  sering  duduk-duduk  dengan
 seorang  budak  Nasrani  yang  konon bernama Jabr. Orang-orang
 Quraisy menuduh, bahwa sebagian besar apa yang dibawa Muhammad
 itu,  Jabr inilah yang mengajarnya. Apabila ada orang yang mau
 meninggalkan kepercayaan nenek-moyangnya, maka  agama  Nasrani
 inilah   yang   lebih  utama.  Jadi  tuduhan  inilah  yang  di
 desas-desuskan oleh Quraisy. Untuk itulah datang Firman Tuhan:
 
 "Kami  sungguh   mengetahui   bahwa   mereka   berkata;   yang
 mengajarkan  itu  adalah  seorang  manusia.  Bahasa orang yang
 mereka tuduhkan itu bahasa asing,  sedang  ini  adalah  bahasa
 Arab yang jelas sekali." (Qur'an: 16: 103)
 
 Dengan   propaganda   semacam   itu  dan  sebangsanya  Quraisy
 memerangi  Muhammad  lagi  dengan  harapan  akan  lebih  ampuh
 daripada  gangguan  yang  dialaminya  dan siksaan yang dialami
 pengikut-pengikutnya.  Akan  tetapi  kuatnya  kebenaran  dalam
 bentuk yang jelas dan sederhana yang dilukiskan melalui ucapan
 Muhammad, lebih tinggi dari yang mereka katakan. Makin  sehari
 makin  tersebar  juga itu di kalangan orang-orang Arab. Tufail
 b. 'Amr ad-Dausi, seorang bangsawan dan  penyair  cendikiawan,
 ketika  datang  di  Mekah segera dihubungi oleh Quraisy dengan
 memperingatkannya  dari   Muhammad   dan   kata-katanya   yang
 mempesonakan  itu,  yang  hendak  memecah-belah  orang  dengan
 keluarganya, bahkan  dengan  dirinya  sendiri.  Mereka  kuatir
 kalau  peristiwa  seperti  Mekah itu akan menimpa mereka juga.
 Jadi sebaiknya jangan mengajak  dan  jangan  mendengarkan  dia
 bicara.
 
 Hari  itu  Tufail  pergi  ke  Ka'bah. Muhammad sedang di sana.
 Ketika  ia  mendengarkan  kata-kata  Muhammad,  ternyata   itu
 kata-kata  yang  baik  sekali.  "Biar  aku  mati,  aku seorang
 cendekiawan, penyair," katanya dalam hati. "Aku dapat mengenal
 mana  yang  baik  dan mana pula yang buruk. Apa salahnya kalau
 aku mendengarkan sendiri apa yang akan  dikatakan  orang  itu!
 Jika   ternyata   baik   akan   kuterima,   kalau  buruk  akan
 kutinggalkan."
 
 Diikutinya Muhammad sampai di  rumah.  Lalu  dikatakannya  apa
 yang  terlintas  dalam  hatinya itu. Muhammad menawarkan Islam
 kepadanya dan  dibacakannya  ayat-ayat  Quran.  Laki-laki  itu
 segera  menerima  Islam dan dinyatakannya kebenaran itu dengan
 mengucapkan kalimat Syahadat.
 
                                     (bersambung ke bagian 2/3)
 

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client