Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

October 18, 2011
BAGIAN KEDELAPAN: DARI PEMBATALAN PIAGAM SAMPAI KEPADA ISRA'
 Muhammad Husain Haekal                                   (3/3)
 
 Demikian cerita Dermenghem tentang Isra' dan  Mi'raj.  Kitapun
 dapat  melihat,  apa  yang  diceritakannya itu memang tersebar
 luas dalam buku-buku sejarah hidup Nabi, sekalipun  akan  kita
 lihat juga bahwa semua itu berbeda-beda. Di sana-sini dilebihi
 atau dikurangi.
 
 Salah satu contoh misalnya cerita Ibn  Hisyam  melalui  ucapan
 Nabi  'alaihissalam  sesudah  berjumpa  dengan  Adam di langit
 pertama,  ketika  mengatakan:  "Kemudian  kulihat  orang-orang
 bermoncong   seperti  moncong  unta,  tangan  mereka  memegang
 segumpal api seperti  batu-batu,  lalu  dilemparkan  ke  dalam
 mulut  mereka  dan  keluar  dari  dubur.  Aku bertanya: "Siapa
 mereka itu, Jibril?".  "Mereka yang  memakan  harta  anak-anak
 yatim  secara  tidak  sah,"  jawab  Jibril.  Kemudian  kulihat
 orang-orang dengan perut yang belum pernah kulihat dengan cara
 keluarga  Fir'aun  menyeberangi  mereka seperti unta yang kena
 penyakit dalam kepalanya, ketika dibawa ke dalam  api.  Mereka
 diinjak-injak  tak  dapat  beranjak  dari  tempat  mereka. Aku
 bertanya:   "Siapa   mereka   itu,   Jibril?".   "Mereka   itu
 tukang-tukang  riba,"  jawabnya. Kemudian kulihat orang-orang,
 di hadapan mereka ada daging yang gemuk dan baik,  di  samping
 ada  daging  yang  buruk  dan  busuk. Mereka makan daging yang
 buruk dan busuk itu dan meninggalkan yang gemuk dan baik.  Aku
 bertanya:  "Siapakah  mereka itu, Jibril"? "Mereka orang-orang
 yang meninggalkan wanita yang  dihalalkan  Tuhan  dan  mencari
 wanita   yang  diharamkan,"  jawabnya.  Kemudian  aku  melihat
 wanita-wanita yang digantungkan pada buah  dadanya.  Lalu  aku
 bertanya:  "Siapa mereka itu, Jibril?" "Mereka itu wanita yang
 memasukkan laki-laki lain  bukan  dari  keluarga  mereka  ..."
 Kemudian  aku  dibawa  ke surga. Di sana kulihat seorang budak
 perempuan,  bibirnya  merah.  Kutanya  dia:  "Kepunyaan  siapa
 engkau?"-Aku  tertarik  sekali  waktu  kulihat. "Aku kepunyaan
 Zaid ibn  Haritha,"  jawabnya.  Maka  Rasulullah  s.a.w.  lalu
 memberi selamat kepada Zaid ibn Haritha."
 
 Selain dari buku Ibn Hisyam ini, dalam buku-buku sejarah hidup
 Nabi yang lain dan dalam buku-buku tafsir orang  akan  melihat
 bermacam-macam  hal  lagi  di  samping  itu. Sudah menjadi hak
 setiap penulis sejarah bila  akan  bertanya-tanya,  sampai  di
 mana  benar  ketelitian  dan  penyelidikan  yang mereka adakan
 dalam hal  ini  semua;  mana  yang  boleh  dijadikan  pegangan
 (askripsi)  sampai  kepada  Nabi  sesuai  dengan pegangan yang
 sahih (otentik), dan mana pula yang hanya berupa  buah  khayal
 orang-orang tasauf dan sebangsanya.
 
 Kalau  di  sini tidak cukup ruangan untuk mengadakan ketentuan
 atau penyelidikan dalam bidang tersebut, dan kalau bukan  pula
 di sini tempatnya untuk menyatakan apakah isra' dan mi'raj itu
 keduanya dengan jasad, ataukah mi'raj  dengan  ruh  dan  isra'
 dengan jasad, ataukah isra' dan mi'raj itu semuanya dengan ruh
 - maka sudah tentu bahwa tiap pendapat itu akan  ada  dasarnya
 pada  ahli-ahli  ilmu  kalam  dan tak ada salahnya, kalau atas
 pendapat-pendapat itu orang menyatakan  pendiriannya  sendiri,
 yang akan berbeda pula satu dari yang lain.
 
 Jadi  barangsiapa yang mau menyatakan pendapatnya, bahwa isra'
 dan mi'raj itu  keduanya  dengan  ruh,  maka  dasarnya  adalah
 seperti yang kita kemukakan tadi dan sudah berulang-ulang pula
 disebutkan dalam Qur'an dan diucapkan Rasul.
 
 "Sungguh aku ini manusia  seperti  kamu  juga  yang  diberikan
 wahyu   kepadaku.  Tetapi  Tuhanmu  adalah  Tuhan  Yang  Esa,"
 (Qur'an. 18: 110)
 
 dan bahwa satu-satunya mujizat Muhammad ialah Qur'an, dan
 
 "Bahwasanya  Allah  tidak  akan  mengampuni  dosa  orang  yang
 mempersekutukanNya,  tetapi  Dia mengampuni segala dosa selain
 (syirik) itu, siapa saja yang dikehendakiNya." (Qur'an, 4:48)
 
 Orang yang berpendapat demikian ini -sebenarnya melebihi  yang
 lain-  ia  akan bertanya, apa sebenarnya arti isra' dan mi'raj
 itu. Di sinilah letak pendapat yang ingin kita kemukakan. Kita
 belum  mengetahui,  sudah  adakah  orang  mengemukakan hal ini
 sebelum kita, atau belum.
 
 Isra' dan mi'raj ini dalam hidup kerohanian Muhammad mempunyai
 arti yang tinggi dan agung sekali, suatu arti yang lebih besar
 dari yang biasa mereka lukiskan itu, yang kadang tidak sedikit
 dikacau  dan  dirusak oleh imajinasi ahli-ahli ilmu kalam yang
 subur itu. Jiwa yang sungguh kuat itu, tatkala  terjadi  isra'
 dan  mi'raj,  telah dipersatukan oleh kesatuan wujud ini, yang
 sudah sampai pada puncak kesempurnaannya. Pada  saat  itu  tak
 ada  sesuatu  tabir  ruang  dan  waktu atau sesuatu yang dapat
 mengalangi  intelek  dan  jiwa  Muhammad,  yang  akan  membuat
 penilaian  kita tentang hidup ini menjadi nisbi, terbatas oleh
 kekuatan-kekuatan kita yang sensasional, yang dapat  diarahkan
 menurut akal pikiran. Pada saat itu semua batas jadi hanyut di
 depan hati nurani Muhammad. Seluruh  alam  semesta  ini  sudah
 bersatu  ke  dalam  jiwanya, yang lalu disadarinya, sejak dari
 awal yang azali sampai pada  akhir  yang  abadi  -sejak  dunia
 mulai  berkembang  sampai ke akhir zaman. Digambarkannya dalam
 perkembangan kesunyian  dirinya  dalam  mencapai  kesempurnaan
 itu,  dengan jalan kebaikan dan keindahan dan kebenaran, dalam
 mengatasi  dan  mengalahkan  segala   kejahatan,   kekurangan,
 keburukan  dan  kebatilan,  dengan  karunia  dan ampunan Tuhan
 juga. Orang tidak akan mencapai keluhuran demikian itu,  kalau
 tidak dengan suatu kekuatan yang berada di atas kodrat manusia
 yang pernah dikenalnya.
 
 Apabila sesudah itu kemudian datang orang-orang  yang  menjadi
 pengikut   Muhammad   yang   tidak   sanggup  mengikuti  jejak
 pikirannya yang begitu tinggi, dengan  kesadaran  yang  begitu
 kuat  tentang  kesatuan alam, kesempurnaan serta perjuangannya
 mencapai kesempurnaan itu, maka hal ini tidak mengherankan dan
 bukan  pula  aib  tentunya. Orang-orang yang piawai dan jenial
 memang  bertingkat-tingkat.  Dalam  kita  mencapai   kebenaran
 inipun  selalu  terbentur  pada  batas-batas  ini; tenaga kita
 sudah tidak mampu mengatasinya.
 
 Apabila kita mau menyebutkan sebagai  contoh  -dengan  sedikit
 perbedaan  tentunya,  sehubungan  dengan  apa yang kita hadapi
 sekarang ini- cerita orang-orang buta  yang  ingin  mengetahui
 gajah  itu  apa,  maka  salah  seorang  dari  mereka  itu akan
 berkata, bahwa gajah itu ialah seutas tali yang panjang, sebab
 kebetulan  yang  terpegang adalah buntutnya; yang seorang lagi
 berkata, bahwa gajah itu sebatang pohon, sebab kebetulan  yang
 dijumpainya  adalah  kakinya; yang ketiga berkata, bahwa gajah
 itu  runcing  seperti  anak  panah,   sebab   kebetulan   yang
 dijumpainya  adalah  taringnya;  yang  keempat  berkata, bahwa
 gajah itu bulat panjang dan  bengkok,  banyak  bergerak-gerak,
 sebab kebetulan yang dipegangnya adalah belalainya.
 
 Contoh  ini  sebenarnya  masih  sejalan  dengan  gambaran yang
 terbayang ketika orang yang tidak buta itu melihat gajah untuk
 pertama   kalinya.   Boleh   juga   kiranya   kita   mengambil
 perbandingan antara persepsi  (kesadaran)  Muhammad  menangkap
 esensi   kesatuan   alam  ini  serta  penggambarannya  kedalam
 isra'dan mi'raj yang berhubungan dengan  waktu  pertama  sejak
 sebelum  Adam sampai pada akhir hari kebangkitan dan yang akan
 menghilangkan pula kesudahan  ruang  ini,  ketika  ia  melihat
 dengan  mata  batin dari Sidrat'l Muntaha ke alam semesta ini,
 yang ada  sekarang  di  hadapannya  dan  sudah  seperti  kabut
 -dengan  persepsi  (kesadaran)  kebanyakan  orang  yang  dapat
 menangkap arti isra'-mi'raj itu.  Tatkala  itu  ia  berhadapan
 dengan bagian-bagian yang tidak termasuk kesatuan alam, sedang
 hidupnya hanya seperti partikel-partikel tubuh, bahkan seperti
 partikel-partikel   yang   melekat   pada   tubuh  itu  dengan
 susunannya yang tidak terpengaruh karenanya.  Dari  mana  pula
 partikel-partikel  daripada  hidup  tubuh  itu,  dari denyutan
 jantungnya, pancaran jiwanya,  pikirannya  yang  penuh  dengan
 enersi yang tak kenal batas; sebab, dari wujud hidup itulah ia
 berhubungan dengan segala kehidupan alam ini.
 
 Isra' dengan ruh dalam pengertiannya adalah seperti isra'  dan
 mi'raj juga yang semuanya dengan ruh. Ini adalah begitu luhur,
 begitu indah dan agung. Ia merupakan suatu gambaran yang  kuat
 sekali  dalam  arti kesatuan rohani sejak dari awal yang azali
 sampai pada akhir yang abadi. Ini adalah  suatu  pendakian  ke
 atas Gunung Sinai, tatkala Tuhan berbicara dengan Musa, dan ke
 Bethlehem, tempat Isa dilahirkan.  Pertemuan  rohani  demikian
 ini  sudah  mengandung  selawat  bagi  Muhammad, Isa, Musa dan
 Ibrahim,  suatu  manifestasi  yang  kuat  sekali  dalam   arti
 kesatuan  hidup  agama sebagai suatu sendi kesatuan alam dalam
 edarannya yang terus-menerus menuju kepada kesempurnaan.
 
 Ilmu pengetahuan pada masa kita sekarang  ini  mengakui  isra'
 dengan  ruh  dan  mengakui  pula  mi'raj  dengan  ruh. Apabila
 tenaga-tenaga  yang  bersih  itu  bertemu,  maka  sinar   yang
 benarpun akan memancar. Dalam bentuk tertentu sama pula halnya
 dengan tenaga-tenaga alam ini,  yang  telah  membukakan  jalan
 kepada Marconi ketika ia menemukan suatu arus listrik tertentu
 dari kapalnya yang sedang berlabuh di  Venesia.  Dengan  suatu
 kekuatan   gelombang   ether  arus  listrik  itu  telah  dapat
 menerangi kota Sydney di Australia.
 
 IImu pengetahuan zaman  kita  sekarang  ini  membenarkan  pula
 teori telepati serta pengetahuan lain yang bersangkutan dengan
 itu. Demikian juga transmisi suara  di  atas  gelombang  ether
 dengan   radio,   telephotography  (facsimile  transmisi)  dan
 teleprinter lainnya, suatu hal  yang  tadinya  masih  dianggap
 suatu   pekerjaan  khayal  belaka.  Tenaga-tenaga  yang  masih
 tersimpan dalam alam semesta  ini  setiap  hari  masih  selalu
 memperlihatkan  yang baru kepada alam kita. Apabila jiwa sudah
 mencapai kekuatan dan kemampuan  yang  begitu  tinggi  seperti
 yang   sudah  dicapai  oleh  jiwa  Muhammad  itu,  lalu  Allah
 memperjalankan dia pada suatu  malam  dari  Masjid'l-Haram  ke
 al-Masjid'l-Aqsha,  yang  disekelilingnya  sudah diberi berkah
 guna memperlihatkan tanda-tanda kebesaranNya, maka itupun oleh
 ilmu  pengetahuan  dapat pula dibenarkan. Arti semua ini ialah
 pengertian-pengertian yang begitu kuat dan luhur, begitu indah
 dan  agung,  dan  telah  pula membayangkan kesatuan rohani dan
 kesatuan alam semesta ini begitu jelas dan  tegas  dalam  jiwa
 Muhammad.  Orang akan dapat memahami arti semua ini apabila ia
 dapat berusaha menempatkan diri  lebih  tinggi  dari  bayangan
 hidup  yang singkat ini. Ia berusaha mencapai esensi kebenaran
 tertinggi itu guna memahami kedudukannya yang  sebenarnya  dan
 kedudukan alam ini seluruhnya.
 
 Orang-orang  Arab  penduduk  Mekah  tidak dapat memahami semua
 pengertian ini. Itulah pula sebabnya, tatkala soal  isra'  itu
 oleh   Muhammad  disampaikan  kepada  mereka,  merekapun  lalu
 menanggapinya dari bentuk materi - mungkin atau tidaknya isra'
 itu. Apa yang dikatakannya itu kemudian menimbulkan kesangsian
 juga pada beberapa orang pengikutnya,  pada  orang-orang  yang
 tadinya  sudah percaya. Mereka banyak yang mengatakan: Masalah
 ini sudah  jelas.  Perjalanan  kafilah  yang  terus-meneruspun
 antara  Mekah-Syam  memakan  waktu  sebulan  pergi dan sebulan
 pulang.  Mana  boleh  jadi  Muhammad  hanya  satu  malam  saja
 pergi-pulang ke Mekah?!
 
 Tidak  sedikit  mereka  yang sudah Islam itu kemudian berbalik
 murtad. Mereka yang masih menyangsikan hal ini lalu mendatangi
 Abu  Bakr dan keterangan yang diberikan Muhammad itu dijadikan
 bahan pembicaraan.
 
 "Kalian berdusta," kata Abu Bakr.
 
 "Sungguh," kata mereka.  "Dia di mesjid sedang  bicara  dengan
 orang banyak."
 
 "Dan  kalaupun  itu  yang  dikatakannya,"  kata Abu Bakr lagi,
 "tentu dia bicara yang sebenarnya.  Dia  mengatakan  kepadaku,
 bahwa  ada  berita dari Tuhan, dari langit ke bumi, pada waktu
 malam atau siang, aku percaya. Ini lebih lagi dari  yang  kamu
 herankan."
 
 Abu  Bakr  lalu mendatangi Nabi dan mendengarkan ia melukiskan
 Bait'l-Maqdis. Abu Bakr sudah pernah berkunjung ke kota itu.
 
 Selesai Nabi melukiskan keadaan mesjidnya, Abu Bakr berkata:
 
 "Rasulullah, saya percaya."
 
 Sejak itu Muhammad memanggil Abu Bakr dengan "AshShiddiq."9
 
 Alasan mereka yang berpendapat bahwa isra'  itu  dengan  jasad
 ialah  karena ketika Quraisy mendengar tentang kejadian Suraqa
 mereka  menanyakannya  dan  mereka  yang  sudah  beriman  juga
 menanyakan  tentang  peristiwa  yang  luar  biasa  itu. Mereka
 memang  belum  pernah  mendengar   hal   semacam   itu.   Lalu
 diceritakannya  tentang  adanya kafilah yang pernah dilaluinya
 di tengah jalan. Ketika ada seekor unta dari kafilah tersesat,
 dialah  yang  menunjukkan. Pernah ia minum dari sebuah kafilah
 lain dan sesudah  minum  lalu  ditutupnya  bejana  itu.  Pihak
 Quraisy   menanyakan   hal   tersebut.  Kedua  kafilah  itupun
 membenarkan apa yang telah diceritakan Muhammad itu.
 
 Saya kira, kalau dalam hal ini orang  bertanya  kepada  mereka
 yang  berpendapat  tentang  isra' dengan ruh itu, tentu mereka
 tidak akan  merasa  heran  sesudah  ternyata  ilmu  masa  kita
 sekarang    ini   dapat   mengetahui   mungkinnya   hypnotisma
 menceritakan hal-hal yang terjadi di tempat-tempat yang  jauh.
 Apalagi  dengan  ruh  yang  dapat  menghimpun kehidupan rohani
 dalam seluruh alam ini. Dengan  tenaga  yang  diberikan  Tuhan
 kepadanya  ia dapat mengadakan komunikasi dengan rahasia hidup
 ini dari awal alam azali sampai pada akhirnya yang abadi.
 
 Catatan kaki:
 
  1 Biasanya tempat ini dinamai 'Syi'b Abi Talib' (A).
    
  2 At-Ta'if sebuah kota dan pusat musim panas dengan
    ketinggian 1520 m, dari permukaan laut, lebih kurang 60
    km timur laut Mekah (A).
    
  3 Doa ini dikenal dengan nama "Doa Ta'if" (A).
    
  4 Sebuah Kabilah Arab dari bagian Selatan (A).
    
  5 Kabilah Arab yang berdekatan dengah Suria (A).
    
  6 Kabilah Arab di dekat Irak (A).
    
  7 Kabilah Arab yang terpencar-pencar (A).
    
  8 Asra, sura dan isra', harfiah berarti "perjalanan
    malam hari" (LA). 'Araja berarti naik atau memanjat.
    Mi'raj harfiah tangga (N) (A).
    
  9 Yang tulus hati, yang sangat jujur (A).
 

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client