Selamat Datang Di Emye Private Blog
Membaca, mendengar, dan menterjemahkan Al Qur'an
Sedikit Bigraphy Singkat tentang Aku.
Title

Bapakku

Bapakku yang Sangat Tegas Akan Sesuatu yang Dia Anggap Fundamental, Berprinsip Kuat. Sangat Religius. Jawa Banyumasan. Gualakeee Poll, hehehe...

Read More
Title

Ibuku

Ibuku.., Seorang Wanita yang Sangat Kuat, Tegar dan Banyak Akal. Bisa Menjadi Seorang Ibu Sekaligus "seorang ayah" Juga. Smart dalam bertahan hidup, Sabar di Keseharian, Walau Galak Tapi Pemaaf... Saluut Untukmu Mah...!

Read More
Title

Aku Yang...

Inilah Yang Dulu Selalu Mencari Masalah, dan Terkena Masalah dan Hampir Terkubur Karenanya.. Berharap Maaf dariNYA, Kedua Orangtuaku dan Juga Kalian Semua.. Do'akan RidhoNYA Untukku ya.. Terimakasih Untuk Kalian Semua...

Read More
Title

Rumahku Hidupku..No Place Like Home

Di Sinilah Awal Semua Kisahku.., Di Awali Dengan Kasih Sayang dan Pengharapan dan Di Jalani Dengan Kegilaan lalu Berakhir dengan Keterpurukan. No More Fly..No More Sky and No More Cry...

Read More
Title

Seberkas CahayaNYA...

Menunggu dan Berharap Banyak dariNYA... Jawaban dan Ampunan Setelah Doa-doa yang Kutambatkan.. Setiap Detik, Setiap Saat Sebelum Saat Akhir Hidupku Tiba...

Read More
Title

Pikirkan Dulu!

Pikirkan dan Pertimbangkan Semua Pilihan. Karena Kau Harus Memilih, Gunakan Kata Hatimu. Ambil Apa Yang Baik Dari Kisahku Kawan.. Semua Hikmah. Sekarang atau Tidak Sama Sekali..!!!?

Read More

"Google jadi alat politik untuk jelekkan China"

October 20, 2011
BEIJING- Google sudah menjadi “alat politik” untuk menjelekkan pemerintah China, demikian laporan sebuah surat kabar resmi China seperti dikutip Reuters, Senin (6/6/2011).
Daalm koran tersebut memperingatkan bahwa pernyataan raksasa internet Amerika Serikat mengenai serangan peretasan yang ditudingkan kepada China bisa merugikan bisnis perusahaan itu.
Peringatan keras itu terbit di edisi luar negeri Harian Rakyat, surat kabar terdepan Partai Komunis yang berkuasa di China.  Peringatan itu mengindikasikan bahwa ketegangan politik antara Amerika Serikat dan China atas keamanan internet bisa berkepanjangan.
Sebelumnya pada Minggu lalu, Google mengatakan mereka telah berhasil menggagalkan usaha pencurian  kata sandi milik  ratusan pemilik akun email Google, termasuk pejabat pemerintah AS, pembela hak asasi manusia dan para jurnalis.  Google menuduh China dibalik serangan tersebut. Namun hal tersebut dibantah oleh Kementerian Luar Negeri China.
Dengan mengatakan bahwa para aktivis HAM juga menjadi target peretasan, Google “sengaja menjadi kaki tangan untuk menciptakan persepsi negatif Barat terhadap China, dan benar-benar mengisyaratkan bahwa serangan peretas merupakan kerja pemerintah China,” demikian ulasan halaman pertama Harian Rakyat dalam edisi luar negerinya.
“Tuduhan Google kepada China itu palsu, memiliki motif-motif tersembunyi, dan bermaksud memfitnah,” demikian ulasan yang ditulis seorang editor surat kabar itu.
“Google tidak harus menjadi terlalu jauh terlibat dalam pertarungan politik internasional dengan berperan sebagai alat politik. Pada saat angin internasional berganti arah, Google bisa menjadi korban politik dan akan ditolak oleh pasar,” kata surat kabar itu, tanpa menjelaskan bagaimana bisnis Google akan rugi.
Perselisihan terakhir dengan Google bisa membawa kebijakan internet kembali menjadi fokus hubungan AS-China, sekaligus mengulangi ketegangan tahun lalu saat pemerintahan Obama menanggapi keluhan Google mengenai peretas dan sensor dari China.
Google sebagian menarik diri dari China setelah perselisihan itu. Sejak  itu, mereka kehilangan lebih banyak sahamnya dari pesaing mereka Baidu Inc di pasar China, yang merupakan terbesar di dunia dalam jumlah pengguna dengan lebih dari 350 juta pengguna.
Minggu lalu Google juga mengatakan bahwa serangan tampaknya datang dari Jinan, ibukota provinsi Shandong di timur China dan rumah bagi dinas intelejen Tentara Pembebasan Rakyat (angkatan bersenjata China).
Menteri Pertahanan AS Robert Gates sepanjang akhir pekan lalu memperingatkan bahwa Washington disiapkan untuk menggunakan kekuatan melawan serangan cyber yang dianggap sebagai aksi perang.
Pada Februari 2011, situs-situs China di luar negeri yang terinspirasi oleh demonstrasi anti-otoriter di dunia Arab, telah menyerukan demonstrasi di seluruh China.  Seruan ini mendorong China meningkatkan sensor internet. Terkait hal tersebut China sudah memblokir situs jejaring sosial utama seperti Facebook dan Twitter.

0 komentar:

Post a Comment

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client